Keterangan Foto : Mahasiswa KKN UPGRIS sedang menjelaskan cara membuat daging analog kepada Ibu PKK. |
SEMARANG, Tabayuna.com -
Mahasiswa KKN UPGRIS kembali melakukan inovasi dengan mengajak ibu-ibu PKK kelurahan
Kedungpane membuat daging analog dari kacang hijau, Rabu (12/02/2020).
Pelatihan
membuat daging analog ini termasuk program kerja mahasiswa KKN yang berada di
wilayah kelurahan Kedungpane. Kegiatan yang diselenggarakan di aula kelurahan
ini dibimbing langsung oleh Nur Hikmah, salah satu mahasiswi UPGRIS program
studi Teknologi Pangan.
Menurut Nur ada banyak cara menyiasati mahalnya harga daging salah
satunya dengan melakukan substitusi bahan baku makanan yang berbasis daging
dengan komoditas lain, seperti kacang hijau.
Selain
itu, tuntutan lifestyle ke arah healthy life mendorong masyarakat
mengubah konsumsi makanan cepat saji ke makanan sehat ataupun tidak mengonsumsi
daging (vegetarian).
Oleh
karena itu, salah satu alternatifnya adalah membuat daging analog, yaitu olahan
pangan yang berupa daging berbahan nabati. Produk ini diolah sedemikian rupa
sehingga dari segi gizi dan sesnsoris mirip dengan daging yang sesungguhnya.
Menurut
penelitian daging tiruan atau daging analog memiliki beberapa keistimewaan,
antara lain nilai gizinya lebih baik, lebih homogen dan lebih awet disimpan,
dapat diatur hingga tidak mengandung lemak hewani dan harganya lebih murah.
Bahan-bahan
yang diperlukan untuk membuat daging analog antara lain tepung kacang ijo,
tepung terigu protein tinggi, bawang putih, lada, penyedap rasa, CMC, garam,
dan air.
“Kacang
hijau dipilih sebagai bahan utama selain murah dan mudah didapat juga memiliki
protein yang cukup tinggi,” ujar Nur Hikmah.
Cara
membuat daging analog cukup sederhana. Semua bahan dicampur menjadi satu sampai
menjadi adonan yang kalis, setelah itu direbus selama kurang lebih 15 sampai 30
menit, kemudian setelah direbus daging analog dipanaskan dengan mentega
menggunakan teflon.
Daging
analog yang sudah jadi dapat diaplikasikan ke makanan berat seperti sandwich
atau stick. Bagi vegetarian, makanan seperti ini bisa jadi alternatif pengganti
daging hewani.
Salah
satu perserta pelatihan, Usmadu menuturkan kehadiran daging analog menjadi
pilihan yang tepat untuk anaknya yang tidak mengonsumsi daging hewani.
“Saya kira ini kegiatan yang sangat positif
ya, karena pertama, harga daging mahal. Kedua, dengan menu yang seperti ini
anak-anak familiar sekali. Jadi ini produk analog yang manfaatnya besar,” jelas
Usmanda. (tb44/Nurul Isnaeni Putri).
Tambahkan Komentar