Brebes, TABAYUNA.com - Ratusan guru Madrasah Diniyah (Madin) di Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes Jawa Tengah mengikuti workshop Ilmu Faroid, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru Madin tentang ilmu waris. Minggu (16/02/2020).
Bertempat di Madin Al Ikhlas Paguyangan, DPAC FKDT Paguyangan, Ketua Dewan Pengurus Anak Cabang (DPAC) Forum Komunikasi Diniyah Taklimiyah (FKDT) Kecamatan Paguyangan K. Mu'tasim Billah mengatakan, Workshop ini salah satu dari upaya untuk menghidupkan ilmu yg sudah jarang ditemukan dikampung kampung.
" Ilmu waris sangat penting karena terkait dengan harta peninggalan ( tirkah )," katanya..
Narasumber Workhshop adalah K. Fahruri selaku Pengasuh Pondok Pesantren Sirojut Tholibin Rengaspendawa, Kecamatan Larangan Kabupaten Brebes.
Selama 5 jam narasumber menyampaikan bagaimana cara pembagian waris dan siapa saja dinamakan ahli waris dan cara membagikannta, diberikan secara teori sampai pada praktek pembagian harta warisan dengan harta mulai dibawah Rp 10 jt sampai dengan ratusan juta.
Sementara Ketua DPC FKDT Kab Brebes Akhamad Sururi, menyampaikan apresiasi yang setinggi tinggi terhadap pelaksanaan Workshop Ilmu Faroid. Disela sela acara dia menyampaikan, bahwa Ilmu Faroid hari ini sudah sangat jarang orang yang mempelajari.
" Sejatinya ilmu waris atau faroid itu sangat penting ditengah-tengah kehidupan masyarakat. Walaupun ilmu ini tidak diajarkan kepada murid-murid Madin, namun sebagai ustad yg hidup ditengah-tengah masyarakat menjadi kebutuhan, " katanya.
Lanjut Sururi, ketika dikampungnya ada orang yang akan membagi harta warisan tidak harus ekspansi ke luar desa, atau luar kecamatan mencari orang yang faham ahli waris.
Metode Workshop yang disampaikan dengan teori, simulasi dan diselingi metode lagu-lagu, sehingga peserta tidak jenuh. Besutan metode tersebut bersanad dari Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruhan Jawa Timur. (Tb44/BU/Ruri).
Bertempat di Madin Al Ikhlas Paguyangan, DPAC FKDT Paguyangan, Ketua Dewan Pengurus Anak Cabang (DPAC) Forum Komunikasi Diniyah Taklimiyah (FKDT) Kecamatan Paguyangan K. Mu'tasim Billah mengatakan, Workshop ini salah satu dari upaya untuk menghidupkan ilmu yg sudah jarang ditemukan dikampung kampung.
" Ilmu waris sangat penting karena terkait dengan harta peninggalan ( tirkah )," katanya..
Narasumber Workhshop adalah K. Fahruri selaku Pengasuh Pondok Pesantren Sirojut Tholibin Rengaspendawa, Kecamatan Larangan Kabupaten Brebes.
Selama 5 jam narasumber menyampaikan bagaimana cara pembagian waris dan siapa saja dinamakan ahli waris dan cara membagikannta, diberikan secara teori sampai pada praktek pembagian harta warisan dengan harta mulai dibawah Rp 10 jt sampai dengan ratusan juta.
Sementara Ketua DPC FKDT Kab Brebes Akhamad Sururi, menyampaikan apresiasi yang setinggi tinggi terhadap pelaksanaan Workshop Ilmu Faroid. Disela sela acara dia menyampaikan, bahwa Ilmu Faroid hari ini sudah sangat jarang orang yang mempelajari.
" Sejatinya ilmu waris atau faroid itu sangat penting ditengah-tengah kehidupan masyarakat. Walaupun ilmu ini tidak diajarkan kepada murid-murid Madin, namun sebagai ustad yg hidup ditengah-tengah masyarakat menjadi kebutuhan, " katanya.
Lanjut Sururi, ketika dikampungnya ada orang yang akan membagi harta warisan tidak harus ekspansi ke luar desa, atau luar kecamatan mencari orang yang faham ahli waris.
Metode Workshop yang disampaikan dengan teori, simulasi dan diselingi metode lagu-lagu, sehingga peserta tidak jenuh. Besutan metode tersebut bersanad dari Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruhan Jawa Timur. (Tb44/BU/Ruri).
Tambahkan Komentar