Oleh: Anisa Rachma Agustina
Pengiat Komunitas Pena Aswaja STAINU Temanggunng
Di zaman yang serba canggih dan modern ini perempuan-perempuan sudah engan
menggunakan kebaya untuk pakaian sehari-hari mereka lebih nyaman menggunakan
celana panjang dan kaos ketimbang menggunakan kebaya untuk atasan dan kain
untuk bawahannya. Kebaya sendiri hanya dipakai dalam acara-acara tertentu saja
seperti wisuda, kondangan, atau perayaan kenegaraan lainnya. Sudah jarang
sekali para muda-mudi milenial menggunakan kebaya di hari-harinya.
Pada selasa pagi saya sengaja pergi ke kampus menggunakan kebaya, waktu itu
saya padukan dengan kain songket untuk bawahannya seperti biasa saya pamit
kepada orang tua saya mereka langsung menanyakan “ada acara apa kok pakai
kebaya?” saya menjawab “tidak ada acara apa-apa hanya pengen saja”. Sesampai di
kampus setiap orang yang berpapasan
dengan saya pasti terheran-heran kenapa saya mengenaanka kebaya. Dan pertanyaan
yang terlontar masih sama menggapa mengggunakan kebaya dengan santainya saya
jawab tidak ada acara apa-apa hanya pengen saja.
Kebaya memang baju adat, kebaya juga cantik dan elegan ketika dikenakan
oleh perempuan Indonesia kalo bule-bule saja bangga mengenakan kebaya kenapa
kita tidak? Kata siapa kebaya ribet kalau kita belum mencoba mengenakannya,
berikan sugesti positif pada diri anda bahwa kebaya merupakan pakaian yang
nyaman dikenakan. Lestarikan kebaya dengan mengenakan dikeseharian anda.
Ternyata Upaya tetap melestarikan kebaya juga dicanangkan lewat kampanye
selasa berkebayayang dicetuskan Komunitas Perempuan Berkebaya Indonesia.
Langkah ini pula yang turut
dilaksanankan di Kementrian Keuangan RI. (Liputan 6, 08/10/2019) tanpa
disengaja pada waktu itu saya juga mengenakan kebaya di hari selasa dimana
sebuah Komunitas Perempuan Berkebaya Indonesia juga mencanagkan hal yang sama.
Penggunaan kebaya pada hari biasa memang menyita perhatian bahkan kita jadi
pusat perhatian. Setiap orang yang berjumpa dengan kita pasti akan melihat kita
dari ujung kepala ke ujung kaki, karena dianggap aneh mengenakan kebaya di hari
biasa. Berbeda dengan nenek kita yang setiap hari menggunakan kebaya tak ada
yang bertanya kenapa nenek menggunakan kebaya. Dan jawabannya karena kebaya
merupakan pakaian nenek sewaktu muda hingga tua, kebaya sudah melekat dengan
nenek laiknya kita yang sudah nyaman mengenakan celana dan kaos.
Di era global ini perempuan perempuan indonesia sudah engan untuk
mengenakan kebaya di kesehariannya. Ini
seharusnya menjadi motivasi untuk kita para generasi muda untuk melestarikan
pakaian tradisional dari gempuran pengaruh budaya barat. Seharian berkebaya buktinya
saya nyaman-nyaman saja laiknya mengenakan pakaian pada umumnya kebaya tak
menghalangi aktivitas saya. Justru saya bangga bisa memakai kebaya tanpa
menunggu harus ada acara tertentu. Perempuan yang menggunakan kebaya terlihat
lebih cantik dan angun, apalagi dipadukan dengan kain sebagai bawahannya.
Rahmi Hidayati seorang perempuan luar biasa yang naik gunung dengan
menggunakan kebaya. Sejak dari bangku kuliah sudah menjadi pecinta alam, beliau
mematahkan anggapan bahwa berkebaya identik ribet. Beberapa gunung telah
ditaklukan seperti Gunung Semeru, Ciremai, Gede, Rinjani, dan Pegunungan Arfak
(Pegaf) (Kompas.com 17/ 07/2019). Semangat ibu Rahmi harusnya menular pada
kawula muda semuannya, untuk ikiu melestarikan kebaya dengan mengenakannya di
hari-hari mereka.
Urgensi Melestarika Kebaya
Hal yang dapat kita lakukan untuk ikut melestarikankebaya yang pertama
ialah dengan mempunyai kebaya, bagaimana kita akan ikut melestaikan kebaya jika
kita tidak punya kebaya, minimal punya satu kebaya. Kebaya itu membuat candu,
punya satu kebaya biasanya akan membuat semngat untuk kkita bergairah untuk
menambah koleksi anda/
Yang kedua pilih bahan kebaya yang nyaman, sesuatu yang nyaman akan lebih
srek dikenakan dibanding yang tidak, pemilihan bahan yang nyaman ini penting
karena jika kita sudah nyaman kita akan tampil percaya diri. Untuk kain bawahan
juga cari kain yang sesuai dengan apa yang kita suka, ada yang lebih menyukai
kain “jarik”, songet, ataupun kain batik biasa. Untuk kawula muda yang ingin
berkebaya namun tidak ingin berkain anda bisa memadukannya dengan celana
”jenas” atau celana panjang biasa.
Yang ketiga kenakan kebaya dikeseharian anda. Biasanya orang-orang
mengenakan kebaya harus menunggu momen tertentu untuk mengenakan kebaya. Mulai
saja dengan ke kampus berkebaya, ke pasar berkebaya jika kita terbiasa
berkebaya anggapan berkebaya meribetkan akan terpatahkan.
Yang keempat posting foto keseharian anda berkebaya. Gunakan media sosial
anda untuk kampanye berkebaya, semakin banyak orang-orang tau tentang
keseharian anda berkebaya akan memotivasi mereka supaya berkebaya juga. Anda
dapat menambahkan hesteg agar semakin banyak like pada postingan anda.
Kelima berikan hadiah kepada rekan anda saat hari spesialnya berupa kebaya
lengkap beserta kainnya. Tularkan semangat berkebaya anda ke orang-orang
terkasih anda, supaya mereka mencintai kebaya seperti anda.
Ketujuh adakan pameran kebaya, dan tunjukan pentingnya melestarikan kebaya
di era global, yang serba canggih ini. Ubah pola pikir anak muda bahwa
berkebaya itu ribet, buat model kebaya yang bersahabat dan mengikuti trand
maupun fasion anak muda.
Kedelapan untuk kalian yang berhijab jangan khawatir kebaya juga bisa
dipadupadankan dengan hijab, menggunakan kebaya tidak harus mepet, dan
membentuk lekuk tubuh anda bisa membuat kebaya agak longgar agar lekuk tubuh
tak nampak, padu padankan dengan hijab sehingga tak ada halangan untuk
berkebaya. Bisa melestarikan budaya dan
tentunya menutup aurat.
Kalo Arab saja melestarikan budaya bercadarnya untuk dikenakan sehari-hari
menggapa kita warga Indonessia tidak melestarikan budaya berkebaya dikeseharian
kita. Mulai dari kita dan akan menular ke orang lain selamat mencoba semoga
berhasil menularjan semangat berkebaya di era global.
Tambahkan Komentar