Semarang, TABAYUNA.com - FKPT (Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme) Jawa Tengah hadiri silaturrahmi dan dialog keagamaan dan kebangsaan yang diselenggaranakan BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) Kamis, (5/03/2020) di Hotel Harris Semarang.
Dalam giat tersebut Gubernur Jawa Tengah, menyampaikan dirinya menyempatkan hadir karena ingin mengenal rakyatnya. "Saya ini gubernur, memimpin rakyat yang macem-macem, saya perlu kenal dengan sampeyan, kalian ini kok bisa seperti itu ceritanya bagaimana? Sekarang sudah tobat terus mau apa? Supaya yang pernah sampeyan alami tidak dilakukan orang lain itu bagaimana?," kata Ganjar Pranowo.
Ganjar ingin eks napiter bercerita dan membantu pemerintah supaya kesalahan yang pernah dilakukan tidak diulangi masyarakat yang belum melakukan aksi terror. “Budaya kita ini rembugan, ayo bareng-bareng kita rembugan, perbedaan bukan untuk dipertentangkan, dan kami siap bekerjasama," terangnya.
Kegiatan yang sebagian besar audiensnya para mantan napi terorisme (napiter) Jawa Tengah ini dihadiri juga oleh Pangdam, Kapolda, Kakanwil Kumham, dan Kesbangpol Jawa Tengah.
Ketua FKPT (Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme) Jateng, Prof. Dr. Syamsul Maarif hadir pada kegiatan ini dan mengapresiasinya . “Pendekatan psikologis, kemanusiaan dari hati ke hati atau yang sering sebut dengan soft power approach seperti ini benar-benar bisa menangkal paham-paham radikal-terorisme. FKPT Jateng sangat mendukung kegiatan dialog semacam ini, untuk penyadaran dan penyebaran paham-paham moderat dalam beragama dan yang berwawasan kebangsaan” tuturnya.
Direktur deradikalisasi BNPT, Prof. Dr. Irfan Idris menyampaikan keharuannya pada Gubernur Jateng dan menyambut kerjasamanya.
“Pak Ganjar ini adalah gubernur pertama yang mau hadir tanpa diwakilkan pada kegiatan dialog dengan eks napiter. Target kegiatan ini nanti ada dua, yaitu untuk membentuk wadah eks-napiter, dan untuk membantu kami menanggulangi terorisme, dengan pengalaman yang saudara miliki sebagai mantan napi," katanya. (Tb44/Rouf).
Dalam giat tersebut Gubernur Jawa Tengah, menyampaikan dirinya menyempatkan hadir karena ingin mengenal rakyatnya. "Saya ini gubernur, memimpin rakyat yang macem-macem, saya perlu kenal dengan sampeyan, kalian ini kok bisa seperti itu ceritanya bagaimana? Sekarang sudah tobat terus mau apa? Supaya yang pernah sampeyan alami tidak dilakukan orang lain itu bagaimana?," kata Ganjar Pranowo.
Ganjar ingin eks napiter bercerita dan membantu pemerintah supaya kesalahan yang pernah dilakukan tidak diulangi masyarakat yang belum melakukan aksi terror. “Budaya kita ini rembugan, ayo bareng-bareng kita rembugan, perbedaan bukan untuk dipertentangkan, dan kami siap bekerjasama," terangnya.
Kegiatan yang sebagian besar audiensnya para mantan napi terorisme (napiter) Jawa Tengah ini dihadiri juga oleh Pangdam, Kapolda, Kakanwil Kumham, dan Kesbangpol Jawa Tengah.
Ketua FKPT (Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme) Jateng, Prof. Dr. Syamsul Maarif hadir pada kegiatan ini dan mengapresiasinya . “Pendekatan psikologis, kemanusiaan dari hati ke hati atau yang sering sebut dengan soft power approach seperti ini benar-benar bisa menangkal paham-paham radikal-terorisme. FKPT Jateng sangat mendukung kegiatan dialog semacam ini, untuk penyadaran dan penyebaran paham-paham moderat dalam beragama dan yang berwawasan kebangsaan” tuturnya.
Direktur deradikalisasi BNPT, Prof. Dr. Irfan Idris menyampaikan keharuannya pada Gubernur Jateng dan menyambut kerjasamanya.
“Pak Ganjar ini adalah gubernur pertama yang mau hadir tanpa diwakilkan pada kegiatan dialog dengan eks napiter. Target kegiatan ini nanti ada dua, yaitu untuk membentuk wadah eks-napiter, dan untuk membantu kami menanggulangi terorisme, dengan pengalaman yang saudara miliki sebagai mantan napi," katanya. (Tb44/Rouf).
Tambahkan Komentar