Oleh: Zaidatul Hidayah
Fenomena corona masih
berlangsung hingga kini. Tak hanya menyerang kesehatan manusia, tetapi juga
menjadi masalah yang lebih luas lagi. Corona ini membuat masyarkat lebih
was–was dengan kesehatan mereka. Salah satu pencegahan adalah menggunakan
masker, supaya tidak terjangkit virus. Selain itu, kita harus menjaga
kebersihan dengan mencuci tangan menggunakan sabun dan mengurangi interaksi dengan
orang banyak.
Karena banyaknya
permintaan masker dipasaran, ini membuat para pelaku penimbun masker bergerak
memutar otak supaya harga masker menjadi melonjak naik, sehingga mereka dapat
mendapatkan keuntungan yang sebanyak-banyaknya. Tanpa memikirkan nasib para
warga yang membutuhkan. Kegiatan penimbunan ini akan terus berlanjut apabila
tidak ada sanksi tegas dari pihak yang berwajib.
Di Kabupaten Bojonegoro
polisi menyita 1.200 buah masker, berdasarkan keterangan pelaku, satu kotak
masker dijual seharga Rp 350.000. padahal harga normal Rp 30.000. (Kompas.com,
17/03/2020). Harga yang sangat fantastik bukan? untuk sekotak masker. Pelaku
mendapat untung sekitar sepuluh kali lipat dari harga normal untuk satu kotak
masker. Bisa dibayangkan jika pelaku menjual berpuluh-puluh kotak. Ini yang
mendasari para pelaku penimbun masker tanapa memperhatikan rasa kemanusiaan
terhadap sesama.
Sebab harga masker yang
melonjak diperkirakan karena permintaan masyarakat yang banyak tapi persediaan
sedikit. Masyarakat berbondong-bondong memborong masker dan hand sanitizer. Hal
ini yang membuat harga dan persediaan naik dan barangnya langka. bahkan
diberbagai daerah terdapat kelangkaan persediaan masker, yang membuat
masyarakat bingung. banyak para warga yang sedang sakit flu dan batuk justru
tidak mendapatkan masker karena kelangkaan masker di pasaran.
Untuk
mengantisipasi penimbunan dan kelangkaan masker di pasarana, Subdit 1 Dit
Reskrimsus Polda Bali mengadakan razia ke sejumah apotek, pedagang grosir serta
distributor di wilayah Bali, Kompol Leo Martin Pasaribu menjelaskan, razia ini
dilakukan untuk mengantisipasi berbagai pihak yang hendak memanfaatkan dibaik meluapnya
virus corana. (Liputan6.com,
06/03/2020).
Campur tangan pihak
yang berwajib ini sangat membantu supaya tidak terjadi kelangkaan dan
penimbunan masker dipasaran. Dengan pemberian sanksi tegas kepada pelaku,
diharapkan memberikan efek jera sehingga tidak banyak yang mempermainkan harga.
Sebagai masyarakat kita juga harus bijak dalam menggunakan masker membeli
seperlunya karena masker menurut para ahli tidak bisa digunakan sepenuhnya
untuk menghindari virus corona sehingga kita harus menggunakan dengan sewajarnya
Selain
menggunakan masker masyarakat juga dihimbau untuk menjaga kesehatan, dengan
mengkonsumsi makanan yang bergizi supaya kekebalan tubuh meningkat sehingga
potensi untuk tertular virus menurun. Selain
konsumsi makanan bergizi yang bisa dilakukan yang lain ialah dengan
mengkonsumsi rempah-rempah seperti jamu, juga bisa mengkonsumsi vitamin untuk menambah
daya tahan dan kekebalan tubuh.
Dua mahasiswa
berinisial Ja dan Jo yang hendak mengirim 200 boks masker ke Selandia Baru
resmi ditetapkan tersangka oleh penyidik Satreskrim Polrestabes Makassar.
(Kompas.com, 04/03/2020). Dari kelangkaan ini ternyata sudah ada yang
tertangkap karena mengirim masker ke negara lain. Sedangkan di negara sendiri
membutuhkan stok masker yang banyak. Diduga hal ini dilahkukan agar mendapatkan
keuntungan yang melimpah. pemberian hukuman kepada para oknum ini diharapkan
menurunkan tingkat penimbunan masker khusunya di wilayah indoesia dan juga
memberikan efek jera terhadap para pelaku penimbun masker. Selain kurugan penjara pihak kepolisian juga
diharapkan memberikan denda yang setimpal atas perbuatan pelaku.
Antisipasi kemelonjakan harga
Untuk mengantisipasi
harga masker yang meroket naik hal-hal yang bisa kita lahkukan antara lain
pertama, membatasi pembelian masker misalnya para penjual maupun apotek
membatasi pembelian masker kepada konsumen supaya dijual dengan merata kepada
masyarakat. Misalnya setiap orang hanya diperkenankan membeli dua masker dalam
satu hari. Hal ini dilahkukan untuk mengantisipasi penimbunan masker oleh oknum
yang tidak bertanggung jawab.
Kedua, meningkatkan
kesadaran diri dalam hal membeli masker yang sekiranya dibutuhkan. Kesadaran
ini perlu dibangun dari diri sendiri. Misalnya penggunaan masker hanya
diperuntukn untuk orang yang sakit flu dan batuk. Dengan ini kita ikut
berpartisipasi dalam mengantisipasi kelangkaan masker di Indonesia.
Ketiga, pemerintah
daerah melakukan pengawasan dalam jual beli dan distribusi masker. campur
tangan pemerintah akan sangat berpengaruh terhadap naik turunya harga masker di
pasaran. Misal pengawasan kepada pedagang yang memainkan harga masker dan
memberi sanksi kepada oknum yang menaikan harga seenaknya. Sudah seyogyanya
para distributor masker lebih mementingkan masker untuk dijual di Indonesia
daripada di ekspor luar negeri.
Keempat,
kebijakan setiap toko dalan melayani jual beli masker misalnya setiap pembeli
wajib menujukan kartu identitas seperti KTP dan mencatatanya untuk memastikan
orang yang sudah membeli tidak dapat membelinya kembali. hal ini bertujun agar
pembeli tidak membeli dengan jumlah yang sangat banyak yang menyebabkan
kelangkaan.
Kelima, hanya
orang yang sakit yang menggunakan masker untuk mengantisipasi penyebaran virus
dan untuk masyarakat yang sehat diharapkan selalu menjaga kesehatan dan asupan
gizi supaya tidak mudah terpapar virus tersebut.
Keenam, untuk
orang yang sehat dapat menggunakan masker kain yang bisa digunakan
berulang-ulang dengan harga yang terjangkau diharapkan dengan adanya masker
kain ini dapat mengurangi kelangkaan masker yang ada di masyarakat. Semoga langakah-langkah ini bisa
mengurangi kelangkaan masker di indonesia.
-Penulis adalah Mahasiswa Prodi Ekonomi Syariah STAINU Temanggung
Tambahkan Komentar