Judul: Nilai-Nilai
Pendidikan Islam (Bagi Remaja yang Pacaran dan Kebelet
Menikah)
ISBN: 978-623-7590-55-2
Cetakan: I, Februari 2020
Tebal: 13 x 19 cm, x + 69 Halaman
Penulis: Wiwin Nur Hidayah
Penyunting: Hamidulloh Ibda
Desain Sampul: Wahyu Egi Widayat
Diterbitkan: CV. Pilar Nusantara
Harga: Rp 40.000 (Belum ongkir)
HP: 0823-2929-6925
Buku ini membahas perihal nilai-nilai pendidikan Islam pada remaja yang
belum menikah serta mengajak pembaca untuk dapat mengimplementasikan
nilai-nilai pendidikan Islam tersebut dalam kehidupan. Buku ini juga berisi kebiasaan remaja dan juga berbagai solusi dari gaya
pergaulan remaja zaman sekarang.
Masa
remaja adalah masa yang dianggap sebagai masa kecemerlangan dalam kehidupan
seseorang. Faktor penting yang membedakan masa ini yaitu kekuatan tubuh,
pemikiran yang cemerlang, akal yang sempurna, serta perubahan dalam cara
berpikir dan perubahan pada sikap dalam usaha untuk menyingkap dalam hal yang
baru. Namun, tetap saja kekuatan akal yang merupakan kendali bagi semua perkara
dan kunci kestabilan jiwa seseorang serta semua tingkah lakunya.
Masa
remaja diawali oleh masa pubertas, yaitu masa terjadinya
perubahan-perubahan fisik (meliputi penampilan fisik seperti bentuk tubuh dan
proporsi tubuh) dan fungsi fisiologis (kematangan organ-organ seksual).
Baca Juga: Sinopsis Buku Pendidikan Nasionalisme (Teori dan Aplikasi)
Baca Juga: Sinopsis Buku Pendidikan Nasionalisme (Teori dan Aplikasi)
Remaja yang tumbuh dan berkembang dalam lingkungan
keluarga, sekolah dan masyarakat yang penuh rasa aman secara psikologis, pola
interaksi yang demokratis, pola asuh bina kasih, dan religius dapat diharapkan
berkembang menjadi remaja yang memiliki budi luhur, moralitas tinggi, serta
sikap dan perilaku terpuji. Sebaliknya, individu yang tumbuh dan berkembang
dengan kondisi psikologis yang penuh dengan konflik, pola interaksi yang tidak
jelas, pola asuh yang tidak berimbang dan kurang religius maka harapan agar
anak dan remaja tumbuh dan berkembang menjadi individu yang memiliki
nilai-nilai luhur, moralitas tinggi, dan sikap perilaku terpuji menjadi
diragukan.
Hubungan sosial pada masa sebelumnya tidak terlalu
menghiraukan perbedaan jenis kelamin, tetapi pada masa remaja beralih ke arah
hubungan sosial yang dihiasi perhatian terhadap perbedaan jenis kelamin,
disinilah mulai timbul ketertarikan pada lawan jenis. Seringkali
hal ini dikaitkan dengan namanya pacaran, banyak remaja yang apabila tidak
punya pacar sering dibilang kuno, gak gaul dan macam-macam sebutan yang lain.
Tambahkan Komentar