Temanggung, TABAYUNA.com - Teater Petromas 11pm sukses menampilkan seni teater yang dikolaborasikan dengan tarian jaran kepang dalam salah satu rangkaian acara Dies Natalis STAINU Temanggung ke-50, Jum'at (13/03/2020).
Pertunjukan ini digelar untuk memantapkan penampilan teater petromas 11pm sebelum tamil di Taman Budaya Jawa Tengah (Surakarta) dalam memperingati Hari Teater Dunia 2020.
Acara yang dimuali pukul 20.00 WIB dan dilaksanakan di Aula STAINU Temanggung dihadiri oleh siswa SMA se-Temanggung dan berbagai teater dari luar Temanggung seperti, teater Getar (Salatiga), teater Bengkel Seni (Magelang), dan lain lain.
"Saya membuat naskah ini karena saya sangat prihatin dengan keadaan masyarakat sekarang yang mulai buta akan kebudayaan. Kita harus sadar, bahwa budaya itu penting, budaya merupakan sebuah jati diri." Ujar sutradara, Yu Cemplon.
Yu Cemplon membuat naskah yang menceritakan tentang rindu srinthel akan anak laki-laki pertamanya yang mati dibunuh oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, orang-orang menganggap bahwa sang landang (anaknya yang mati) adalah musyrik dan pemuja aliran sesat.
Penonton sangat mengapresiasikan penampilan dari teater petromas 11pm. Setelah selesai acara dilanjut dengan evaluasi mengenai penampilan teater tersebut.
“Dengan budaya dan seni, hidup tambah berwarna dan bermakna, salam budaya! Budayakan salam selalu,” ujar Lurah Petromas, M. Hasyim Ardani dalam sambutan terakhirnya. (tb55/Miftaf Pradika Putra).
Pertunjukan ini digelar untuk memantapkan penampilan teater petromas 11pm sebelum tamil di Taman Budaya Jawa Tengah (Surakarta) dalam memperingati Hari Teater Dunia 2020.
Acara yang dimuali pukul 20.00 WIB dan dilaksanakan di Aula STAINU Temanggung dihadiri oleh siswa SMA se-Temanggung dan berbagai teater dari luar Temanggung seperti, teater Getar (Salatiga), teater Bengkel Seni (Magelang), dan lain lain.
"Saya membuat naskah ini karena saya sangat prihatin dengan keadaan masyarakat sekarang yang mulai buta akan kebudayaan. Kita harus sadar, bahwa budaya itu penting, budaya merupakan sebuah jati diri." Ujar sutradara, Yu Cemplon.
Yu Cemplon membuat naskah yang menceritakan tentang rindu srinthel akan anak laki-laki pertamanya yang mati dibunuh oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, orang-orang menganggap bahwa sang landang (anaknya yang mati) adalah musyrik dan pemuja aliran sesat.
Penonton sangat mengapresiasikan penampilan dari teater petromas 11pm. Setelah selesai acara dilanjut dengan evaluasi mengenai penampilan teater tersebut.
“Dengan budaya dan seni, hidup tambah berwarna dan bermakna, salam budaya! Budayakan salam selalu,” ujar Lurah Petromas, M. Hasyim Ardani dalam sambutan terakhirnya. (tb55/Miftaf Pradika Putra).
Tambahkan Komentar