TABAYUNA.com - Penularan pandemi korona membuat sebagian warga merasa khawatir, panik dan bahkan takut. Kepanikan ini menyebabkan warga takut untuk melayat (takziyah) atas jenazah positif covid-19.
Sebagian warga takut apabila ikut melayat akan tertular virus. Padahal, kondisi ini telah ditegaskan oleh ahli kesehatan, bahwa jenazah positif covid-19 tidak menular.
“Melayat orang wafat sudah menjadi tradisi di masyarakat. Dalam ajaran agama (Islam), takziyah itu sunah dan sangat dianjurkan, bahkan hukum mengurus jenazah itu fardu kifayah,” kata ketua tim program pengabdian kepada masyarakat dosen Unsoed, Ulul Huda, Senin (18/5/2020).
Ulul menjelaskan, timnya telah memberi edukasi tentang etika melayat jenazah positif covid-19. Edukasi diberikan kepada masyarakat di kelurahan Pasir Kidul kecamatan Purwokerto Barat.
Tata cara melayat, lanjut Ulul, dilandasi niat yang tulus tanpa curiga apalagi berburuk sangka. Layat dilakukan dengan berkunjung dan mengucapkan bela sungkawa dengan standar protokol kesehatan yang berlaku. Penggunaan masker, jaga jarak dan sarana cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir harus tersedia.
Menurutnya, cara berdoa kepada jenazah di rumah atau di makam secara bergantian bukan berkerumun. Pelayat memberi jarak dengan pelayat lain tanpa mengurangi kekhusyuan dalam berdoa.
“Praktek pengalaman melayat sesuai tuntunan agama dan protokol kesehatan wajib diketahui masyarakat. Pengalaman ini sebagai wawasan agar masyarakat tidak lagi panik apalagi takut bertakziyah,” terang dosen PAI Fakultas Ilmu Budaya tersebut.
Selain itu, program pengabdian masyarakat difokuskan pada penyemprotan disinfektan, pembagian masker dan subsidi kebutuhan pokok. Bantuan berupa uang belanja senilai lima belas ribu rupiah setiap hari selama satu bulan bagi tiga belas warga kurang mampu di warung setempat.
Tokoh perempuan setempat, Wasni menyampaikan pengetahuan masyarakat tentang takziyah kepada jenazah positif covid-19 beragam. Wawasan teknis bertakziyah perlu dipedomani untuk menghilangkan kepanikan yang berlebihan.
“Masyarakat sekitar telah mendapat informasi tentang teknis bertakziyah sesuai tuntunan agama dan petunjuk medis. Pengalaman ini mengandung ilmu sekaligus memberikan ketenangan bagi masyarakat,” jelasnya.
Wasni menambahkan, bantuan subsidi belanja cukup efektif membantu warga. Selain meringankan beban biaya pokok, warga diberi kesempatan belanja hemat sesuai kebutuhan harian.
“Pemilik warung juga merasa terbantu atas program ini. Subsidi belanja menambah pendapatan warung sehingga manfaatnya dirasakan dalam upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal,” pungkasnya. (TB44/Hms).
Sebagian warga takut apabila ikut melayat akan tertular virus. Padahal, kondisi ini telah ditegaskan oleh ahli kesehatan, bahwa jenazah positif covid-19 tidak menular.
“Melayat orang wafat sudah menjadi tradisi di masyarakat. Dalam ajaran agama (Islam), takziyah itu sunah dan sangat dianjurkan, bahkan hukum mengurus jenazah itu fardu kifayah,” kata ketua tim program pengabdian kepada masyarakat dosen Unsoed, Ulul Huda, Senin (18/5/2020).
Ulul menjelaskan, timnya telah memberi edukasi tentang etika melayat jenazah positif covid-19. Edukasi diberikan kepada masyarakat di kelurahan Pasir Kidul kecamatan Purwokerto Barat.
Tata cara melayat, lanjut Ulul, dilandasi niat yang tulus tanpa curiga apalagi berburuk sangka. Layat dilakukan dengan berkunjung dan mengucapkan bela sungkawa dengan standar protokol kesehatan yang berlaku. Penggunaan masker, jaga jarak dan sarana cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir harus tersedia.
Menurutnya, cara berdoa kepada jenazah di rumah atau di makam secara bergantian bukan berkerumun. Pelayat memberi jarak dengan pelayat lain tanpa mengurangi kekhusyuan dalam berdoa.
“Praktek pengalaman melayat sesuai tuntunan agama dan protokol kesehatan wajib diketahui masyarakat. Pengalaman ini sebagai wawasan agar masyarakat tidak lagi panik apalagi takut bertakziyah,” terang dosen PAI Fakultas Ilmu Budaya tersebut.
Selain itu, program pengabdian masyarakat difokuskan pada penyemprotan disinfektan, pembagian masker dan subsidi kebutuhan pokok. Bantuan berupa uang belanja senilai lima belas ribu rupiah setiap hari selama satu bulan bagi tiga belas warga kurang mampu di warung setempat.
Tokoh perempuan setempat, Wasni menyampaikan pengetahuan masyarakat tentang takziyah kepada jenazah positif covid-19 beragam. Wawasan teknis bertakziyah perlu dipedomani untuk menghilangkan kepanikan yang berlebihan.
“Masyarakat sekitar telah mendapat informasi tentang teknis bertakziyah sesuai tuntunan agama dan petunjuk medis. Pengalaman ini mengandung ilmu sekaligus memberikan ketenangan bagi masyarakat,” jelasnya.
Wasni menambahkan, bantuan subsidi belanja cukup efektif membantu warga. Selain meringankan beban biaya pokok, warga diberi kesempatan belanja hemat sesuai kebutuhan harian.
“Pemilik warung juga merasa terbantu atas program ini. Subsidi belanja menambah pendapatan warung sehingga manfaatnya dirasakan dalam upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal,” pungkasnya. (TB44/Hms).
Tambahkan Komentar