Oleh : Fatkhulloh
Mahasiswa Stainu Temanggung
Mahasiswa Stainu Temanggung
Masjid adalah rumah Allah,Masjid merupakan tempat terbaik dimuka
bumi ini.Masjid adalah pusat kegiatan umat islam.Kegiatan seperti
sholat,dzikir,sholawat dan sebagainya merupakan kegiatan yang lazim dilakukan
di dalam Masjid.Memakmurkan Masjid sendiri merupakan perintah Allah yang
tertuang dalam Al Qur’an surat At Taubah ayat 18.Allah SWT berfirman “Sesungguhnya
hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman
kepada Allah dan hari akhir,serta tetap mendirikan sholat,menunaikan zakat dan
tidak takut (kepada siapapun selain Allah),Maka merekalah orang-orang yang
diharapkan mendapat petunjuk”.
Memakmurkan masjid bukan hanya soal pembangunan secara fisik saja
tetapi juga mendatangi Masjid untuk beraktivitas ibadah dengan mengharap Ridho dan bertujuan
memakmurkan Masjid.Belum dikatakan sempurna iman seseorang jika belum
memakmurkan Masjid.Dalam hadist Rosullulloh yang diriwayatkan oleh at-Tirmidzi
dari Abu Sa’id Al-Khudry,Nabi bersabda yang artinya “Apabila kamu melihat
seseorang biasa pergi ke Masjid maka saksikanlah ia benar-benar beriman ,karena
sesungguhnya Allah swt.berfirman : Sesungguhnya hanya yang memakmurkan
masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari
akhir”.
Dari Al Qur’an dan Hadist tersebut dapat disimpulkan kadar keimanan
seseorang dapat dilihat dari seberapa sering ia mendatangi ,sholat jamaah dan
beriktikaf di masjid.
Namun ditahun 2020 ini Memakmurkan Masjid akan sangat bebeda karena
adanya Pandemi covid 19.Pandemi yang bertepatan dengan bulan suci ramdhan ini
memang sangat berimplikasi dengan kegiatan-kegiatan yang lazim dilaksanakan
hanya dibulan Ramadhan saja. Seperti yang kita tahu pemerintah Indonesia menerbitkan
edaran yang menekankan melakukan peribadatan di Rumah.Mulai dari Sholat
berjamaah,Tarawih,tadarus Al quran,pengajian,kuliah subuh,Sahur dan buka puasa
semua dilakukan didalam rumah.Hubungan dengan Masjid ditengah pandemic ini
memang terhalang karena keadaan yang tak memungkinkan.Rindu ini entah sampai
kapan akan tercurahkan.Mungkin kalimat ini akan mewakili para perindu.Atau
malah sudah terbiasa dan tidak penting lagi beribadah di rumah atau di masjid,atau
rasa takut akan virus lebih besar dari rasa rindu?Bagaimana hubunganmu dengan
masjid di tengah pandemic ini?
Ramadan kali ini memang sangat berbeda.Ramadhan dimana bulan orang-orang belomba-lomba untuk memperbanyak
amal sholehnya,karena dibulan ini pahala dilipat gandakan oleh Allah.Seseorang
yang biasanya jarang ke Masjid,jarang berjamaah,jarang bertadarus, di bulan
Ramadhan mereka berbondong-bondong untuk memakmurkan Masjid.Masjid akan lebih
ramai dari hari-hari biasanya dibulan Ramadan.Kegiatan yang tersentralisasi di
Masjid tidak kita rasakan pada tahun ini akibat pandemic covid 19.Masjid-masjid
menjadi sepi dan minim akan kegiatan, bahkan masjid yang berada di pinggir
jalan raya menutup diri dengan terpal,papan,seng yang bertuliskan “Mohon maaf
masjid hanya dipergunakan untuk warga lokal”. Kita tidak leluasa lagi untuk
melakukan ibadah.Apalagi saat kita sedang dalam perjalanan.Sholat jumat yang
dilaksanakan seminggu sekali tidak dilaksanakan dibeberapa masjid dan
menggantinya dengan sholat dzuhur dirumah masing-masing.Ramadhan dan hari raya
idul fitri 1441 H/2020 kita lewati dengan penuh perjuangan dan keprihatinan
yang mendalam.
Pandemi yang tak kunjung berakhir membuat mau tidak mau kita harus
berdamai dengan situasi yang terjadi sekarang.Pemerintah melalui presiden Joko
widodo mewacanakan “New Normal” atau boleh dikatakan kenormalan yang
baru,kelaziman yang baru atau sebuah tatanan kehidupan baru setelah
krisis/pandemic.Yaitu kembali beraktivitas dengan menerapkan protocol-protokol
kesehatan selama vaksin covid 19 belum ditemukan.
Diawali dengan mulai dibukanya lagi transportasi dan pusat
perbelanjaan di 4 provinsi,yaitu Sumatera barat,DKI Jakarta,Jawa barat dan
Gorontalo.Dengan harapan ekonomi Indonesia akan segera pulih.Langkah presiden
dengan membuka kembali mall pun mendapatkan kritikan keras dari berbagai
kalangan.Pengeritik kebanyakan menekankan kenapa tidak tempat ibadah dahulu
yang dibuka. Bukan tidak mungkin dalam waktu dekat “New Normal”juga akan
diterapkan dalam pembukaan kembali tempat ibadah,terutama masjid.Masjid akan
kembali dibuka tentunya dibarengi dengan
menerapkan protocol kesehatan seperti yang dilakukan di pusat perbelanjaan.
Pertanyaan besarnya bukan kapan itu terjadi atau bagaimana protocol
di tempat peribadatan?Tapi apakah kita siap memakmurkan Masjid?,Apakah kita
Rindu dengan Masjid?Apakah masjid akan semakin ramai?Atau malah kita sudah
takut ke Masjid atau malah sudah terbiasa tidak ke masjid?
Hati yang terpaut dengan Masjid pasti akan Rindu.Bagaimana
hubunganmu dengan masjid?
Tambahkan Komentar