Suasana belajar bareng Ma'arif via daring |
Semarang, TABAYUNA.com – Di tengah
pandemi covid-19 ini, Lembaga Pendidikan Ma’arif PWNU Jawa Tengah tetap
berupaya meningkatkan kualitas guru dengan berbagai kegiatan. Salah satunya
adalah Belajar Online Bersama Ma’arif PWNU Jateng yang pada Selasa (2/6/2020)
ini sudah terlaksana pada sesi kelima dengan mendapuk dua pemateri.
Pemateri itu yang
pertama adalah Pengawas Sekolah Madya Tk. MTs yang juga Ketua II LP Ma’arif NU
Kabupaten Demak Masa Khidmat 2017-2022, H. Abd. Hamid. M.Pd.I, pemateri kedua Kepala
MI Al Mustajab, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang Umi HS. M.S.I yang
dimoderatori Pengurus LP Ma’arif PWNU Jateng Hamidulloh Ibda.
Mengawali diskusi,
moderator Hamidulloh Ibda menjelaskan bahwa saat ini pemerintah telah
menerapkan sekolah di rumah, belajar di rumah, dengan pantauan dari guru di
tengah pandemi covid-19. Meski 13 Juli 2020 ditetapkan sebagai tahun ajaran
baru 2020-2021, namun belum pasti dilaksanakan di sekolah/madrasah atau di
rumah saja. “Maka perlu perencanaan dan inovasi pembelajaran yang pas, entah
dari RPP daring, luring, atau dapat menyusun RPP kombinasi sesuai kebutuhan
siswa,” lanjut Kaprodi PGMI STAINU Temanggung tersebut.
Sedangkan dalam
pemaparannya, H. Abd. Hamid menyampaikan bahwa pada tahun 2021 mendatang,
instrumen akreditasi yang harus dikerjakan adalah berbasis online. “Sesuai Instruman
Akreditasi Satuan Pendidikan (IASP) 2021 mendatang itu sudah online. Ada empat
hal yang harus diperhatikan, yaitu mutu lulusan, proses pembelajaran, guru, dan
manajemen sekolah/madrasah,” ujar Sekretaris II Pokjawas Madrasah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
Jawa Tengah Periode 2017-2021 tersebut.
Pria yang pernah
mendapat prestasi Juara I Kompetisi
Pengawas Madrasah Berprestasi Tingkat Provinsi Jawa Tengah 2015 tersebut
juga menambahkan, bahwa dalam perencanaan pembelajaran yang baik, ada
langkah-langkah yang harus diperhatikan. “Mulai dari menyusun perencanaan
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan penilaian. Untuk prosesnya dengan
membedah SKL, KI, KD, baru menyusun silabus dan RPP,” beber Pengawas Madrasah
Terbaik Pada Anugrah Apresiasi Pendidikan Islam (API) Menteri Agama tahun 2015
tersebut.
Pengurus Devisi
Humas Pokjawas Nasional Madrasah Kemenag RI Periode 2017-2020 ini juga
menambahkan, di tengah pandemi covid-19 ini, guru-guru dihadapkan dengan
perencanaan pembelajaran sederhana sesuai SE Mendikbud tentang Penyederhanaan
RPP atau RPP satu lembar. “Dalam RPP sesuai program Merdeka Belajar ini intinya
harus ada tujuan, langkah, dan penilaian pembelajaran, dan satu RPP bisa
digunakan untuk beberapa kali pertemuan,” lanjut lulusan S2 Unwahas Semarang tersebut.
Pihaknya juga
menginformasikan, guru-guru madrasah harus dapat menyusun rencana pembelajaran
di tengah pandemi covid-19 ini sesuai SE Direktur KSKK Kemenag RI. “Semua
proses sampai penilaian pembelajaran di tengah pandemi covid-19 ini dapat
dijadikan bahan akreditasi, yang penting ada bukti fisiknya, seperti laporan
mingguan, bukti kegiatan, laporan pembelajaran jarak jauh, hasil penilaian, dan lainnya dapat diprin lalu dijilid sebagai
bukti untuk akreditasi,” beber pria kelahiran Jepara, 10 Mei 1968 tersebut.
Sementara itu,
narasumber kedua, Umi HS. M.S.I menjelaskan tentang inovasi pembelajaran secara
konsep dan teknis. Menurutnya, inovasi ada dua jenis, yaitu discovery, dari
yang sudah ada kemudian dikembangkan, dan kedua inovasi yang memang benar-benar
baru. “Keduanya adalah bentuk inovasi dari segi teori,” beber lulusan S2 IAIN Walisongo Semarang
tersebut.
Pariah penghargaan Satyalancana
Karya Satya X Tahun oleh Presiden RI Tahun 2015 ini juga menjelaskan, banyak
sekali pengalaman baik (best practice) yang sudah ia lakukan di
madrasahnya. “Yang sudah kami lakukan, inovasi pembelajaran di tengah pandemi
ini ya BSE, pembelajaran lewat video, membuat blog, multimedia, kelas online,
dan microsoft,” jelas Kepala Madrasah Berprestasi oleh Kepala Kantor Kementerian
Agama Kab. Semarang tersebut.
Perempuan yang
pernah menjadi Juara 1 Lomba Guru Berprestasi SD/MI Tingkat Kab Semarang
Disdikbud Kabupaten Semarang Tahun 2013 ini juga menambahkan, bahwa semua
prinsip inovasi pembelajaran itu tidak boleh membebankan siswa dan orang tua. “Inovasi
pembelajaran tidak hanya untuk mentransfer pengetahuan, namun juga penghayatan
dan implementasi, makanya video-video dan tulisan di blog yang kita buat ini
memang benar-benar sesuai kondisi siswa, bukan asal-asal dari Youtube,”
lanjutnya.
Sementara untuk
penilainnya, menurut Bu Umi, dapat dilakukan dengan cara soal online baik dari
form office atau google form, laporan kegiatan lewat video, dan form pantauan
kegiatan. “Dengan cara ini, kita dapat mengontrol siswa agar benar-benar melakukan
pembelajaran secara mandiri,” jelasnya.
Paraih Juara 2 Lomba
Jurnalistik PKK Tingkat Provinsi Jawa Tengah (Diskominfo Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2018) ini juga menjelaskan, bahwa untuk inovasi pembelajaran setiap guru
berbeda. Maka ia mencatat beberapa problem yang dihadapi sekolah/madrasah di
lapangan yang harus dicari solusinya. “Mulai dari mainsed (pola pikir) kepala
madrasah/sekolah, SDM guru, dukungan lingkungan, dan kondisi siswa,” tandas
peraih Juara 1 Kompetisi GTK Madrasah Tahun 2018 (Kanwil Kemenag Jateng Tahun
2019) tersebut.
Usai pemaparan,
kegiatan via daring itu dilanjutkan dengan diskusi atau tanya jawab yang membedahkan
masalah perencanaan dan inovasi pembelajaran di era pandemi covid-19 ini. (tb44).
Tambahkan Komentar