Suasana FGD |
Kebumen, TABAYUNA.com - LP Ma’arif PWNU Jawa Tengah
menggelar Focus Group Discussion (FGD) Perguruan Tinggi Inklusi bersama Institut
Agama Islam Nahdlatul Ulama (IAINU) Kebumen di kampus IAINU Kebumen pada hari Jum’at,
26 Juni 2020 baru-baru ini.
Pertemuan ini dihadiri oleh tim pendidikan inklusi dari LP Ma’arif PWNU Jawa Tengah, Rektor IAINU Kebumen, Wakil Rektor I, Dekan Fakultas Tarbiyah, Dekan FSUD, Dekan FEBI, Kaprodi MPI, Kaprodi PAI, Kaprodi PGMI, dosen IAINU, ketua LP Ma’arif PCNU Kebumen. Hadir pula secara daring tim Unicef Supriono Subakir dan Belly Lesmana.
Dalam sambutannya, ketua LP Ma’arif
PWNU Jawa Tengah, Ratna Andi Irawan menyampaikan apresiasi atas deklarasi
kampus inklusi pada bulan Juli 2019 yang langsung ditindaklanjuti pembangunan
masjid inklusi yang saat ini masih berproses oleh IAINU Kebumen. Andi mengharapkan IAINU Kebumen menjadi pusat
kajian dan layanan inklusi, siap menerima mahasiswa berkebutuhan khusus, dan menjadikan
madrasah dan sekolah inklusif di Kebumen sebagai laboratorium pendidikan
inklusi. “madrasah dan sekolah yang menjadi sasaran program kemitraan LP
Ma’arif dan Unicef bisa didampingi oleh
IAINU Kebumen” harapnya.
Di Kebumen terdapat 4 madrasah inklusi
dan SD Negeri sasaran program LP Ma’arif dan Unicef, yaitu MI Ma’arif Sidomulyo
Ambal, MI Plus Ma’arif NU Jatinegara Sempor, MI Ma’arif Kemangguan Alian, MTs
Ma’arif Karangsambung, dan SDN 1 Surotrunan Alian. Dinas Pendidikan Kabupaten
Kebumen pada tahun 2019 juga menginklusikan 20 lembaga pendidikan yang terdiri
dari 18 sekolah dan 2 madrasah.
Education Consultant Unicef, Supriono
Subakir menyambut baik kesiapan IAINU Kebumen dalam menerapkan kampus inklusi.
“perguruan tinggi merupakan pusat untuk mencetak ilmuan/cendekiawan muslim yang
memahami inklusi sehingga tidak ada lagi diskriminasi dan terjadi adanya
kolaborasi tanpa batas” ungkapnya.
Rektor IAINU Kebumen Dr H Imam Satibi,
M.Pd mengatakan bahwa IAINU Kebumen siap menerima calon mahasiswa berkebutuhan
khusus. “tahun ini ada 2 pendaftar bernama Apri Kuncoro dan Awaludin yang
sama-sama menggunakan kursi roda dan ada masalah perkembangan fisik. Ada satu
lagi dari Jawa Barat bernama Muazani yang tuna wicara” jelasnya. Pihaknya
mengharapkan LP Ma’arif dan Unicef bisa membantu memfasilitasi pelatihan agar
para dosen mampu berkomunikasi dengan penyandang disabilitas seperti bisu,
tuli, dan buta, agar proses perkuliahan berjalan lancar.
Imam Satibi menambahkan agar LP
Ma’arif dan Unicef melanjutkan pendampingan inklusi ke tingkat SMA, tidak hanya
tingkat SD dan SMP, sehingga calon mahasiswa penyandang disabilitas akan ada
yang mendaftar ke IAINU tiap tahunnya.
Mengenai hal tersebut Miftahul Huda,
pengurus bidang kerjasama antar lembaga LP Ma’arif PWNU Jawa Tengah menjelaskan
bahwa Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah telah menerbitkan juknis PPDB
pada SMAN dan SMKN di Jawa Tengah tahun pelajaran 2020/2021 dengan nomor SK
421/06356 tahun 2020, yang di antara ketentuan pendaftarannya terdapat pilihan
pendaftaran melalui jalur inklusi.
“Di situ dijelaskan, PPDB bagi Anak
Berkebutuhan Khusus (ABK) mensyaratkan mencantumkan surat keterangan atau
rekomendasi hasil asesmen dari psikolog yang menyatakan bahwa anak yang
trersangkutan berkebutuhan khusus dan mampu belajar di kelas reguler” jelasnya.
FGD ini menghasilkan beberapa catatan,
di antaranya: IAINU Kebumen telah melaksanakan Deklarasi sebagai Kampus
Inklusif; IAINU Kebumen tahun ini siap menerima menerima mahasiswa berkebutuhan
khusus; Kebijakan kurikulum baru tahun 2020 adalah mengakomodir Mata Kuliah
Pendidikan Inklusi dengan nilai 2 SKS untuk semua program studi; untuk kerja
teknis yang strategis, IANU Kebumen akan mendirikan Unit Kajian dan Layanan
Disabilitas.
Fungsi-fungsi unit ini nanti slahsatunya akan bekerjasama dengan
LP Ma`arif NU Cabang Kebumen untuk mendampingi Madrasah-madrasah LP Ma`arif
yang sudah Inklusif; segera dilakukan MoU antara LP Ma`arif NU dengan IAINU
Kebumen untuk pendampingan dan pengembangan layanan disabiltas di Madrasah dan
Kampus; dan dilakukan FGD penguatan bersama untuk merumuskan kerja-kerja teknis
dan program Unit layanan disabilitas (Emha).
Tambahkan Komentar