Semarang, TABAYUNA.com - LP Ma’arif PWNU Jawa Tengah melaksanankan focus group discussion (FGD) yang membahas Memorandum of Understanding (MoU) dan Perjanjian Kerjasama dengan Lembaga Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU) PWNU Jawa Tengah, UNU Purwokerto Banyumas, dan IAINU Kebumen secara virtual melalui aplikasi zoom meeting pada hari Kamis, 16 Juli 2020.
Pertemuan daring ini adalah tindak lanjut dari pertemuan-pertemuan sebelumnya baik yang dilakukan secara tatap muka maupun secara virtual dalam rangka inisiasi pendidikan inklusi di perguruan tinggi. Dengan dibuatnya MoU dan PKS ini diharapkan perguruan tinggi NU bisa menjadi kampus yang inklusif dan siap membina madrasah dan sekolah inklusif yang sudah dampingi oleh LP Ma’arif PWNU Jawa Tengah dan Unicef.
“LP Ma’arif sudah mendampingi madrasah dan sekolah inklusif. Kami harap perguruan tinggi UNU Purwokerto Banyumas dan IAINU Kebumen bersedia menjadikan madrasah/sekolah inklusif tersebut sebagai laboratorium pendidikan inklusif. Sedangkan LPTNU Jawa Tengah kami mohon bantuannya untuk mengkordinasikannya di perguruan tinggi NU di Jawa Tengah”. Ungkap Fakhrudin Karmani, Wakil Ketua LP Ma’arif PWNU Jawa Tengah dan koordinator kemitraan LP Ma’arif PWNU Jawa Tengah – Unicef.
Ketua LPTNU Jawa tengah, Ahmad Tantowi menyambut baik kerjasama antara LP Ma’arif PWNU Jawa tengah dan perguruan tinggi NU ini. Dia berharap semua perguruan tinggi termasuk perguruan tinggi NU di Jawa Tengah siap menerima mahasiswa dengan kebutuhan khusus. “Mestinya perguruan tinggi manapun termasuk milik NU mempersiapkan diri untuk menyambut mahasiswa berkebutuhan khusus. Draft MoU ini akan kita susun secara lebih baik ditandatangani LPTNU dan di lampiran ditambahkan perguruan tinggi NU di Jawa Tengah” jelasnya.
Perguruan tinggi mengusulkan agar LP Ma’arif membuat MoU secara khusus dengan kampus, disamping MoU dengan LPTNU. Sebagaimana disampaikan oleh Prof. Rochadi Adulhadi, rektor UNU Purwokerto. Ini dimaksudkan agar LP Ma’arif bisa langsung berkoordinasi dengan kampus dalam teknis kegiatan kerjasama, juga untuk mendukung administrasi akreditasi kampus. Sementara IAINU Kebumen mengusulkan agar kampus memiliki spesifikasi layanan bagi mahasiswa berkebutuhan khusus sehingga akan mudah ditemukan best practice pelayanan terhadap mahasiswa berkebutuhan khusus. “kalau ada spesifikasi layanan, kita akan mudah merekomendasikan ke kampus mana calon mahasiswa dengan kebutuhan khusus tertentu harus mendaftar” Demikian kata rektor IAINU Kebumen, Dr Imam satibi.
Education consultant Unicef, Supriono Subakir mengapresiasi forum yang diadakan LP Ma’arif ini. Dia berharap perguruan tinggi di Jawa Tengah mampu memberikan dukungan terhadap program pendidikan inklusi yang sudah digalakkan oleh LP Ma’arif PWNU Jawa Tengah bersama Unicef. “Forum ini sangat bagus sekali untuk dikembangkan. Mengenai pendidikan inklusi, prakteknya ada di LP Ma’arif, perguruan tinggi mendukung dari sisi kajan ilmiah dan pengerahan SDM kampus untuk membantu madrasah/sekolah inklusi” terangnya.
Muncul usulan dari peserta FGD agar LP Ma’arif membuka kerjasama dengan perguruan tinggi lain di Jawa Tengah bahkan dengan kampus di Yogyakarta. “bagaimana kalau LP Ma’arif bekerjasama juga dengan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan Unugha Cilacap” usul Siti Nur hidayati, salah satu fasilitator pendidikan inklusi LP Ma’arif dan pengawas PAI di kabupaten Banyumas.
Tentang usulan tersebut, Miftahul Huda, pengurus LP Ma’arif bidang kerjasama menyampaikan bahwa LP Ma’arif menjalin komunikasi dengan beberapa kampus di Jawa Tengah, hanya saja yang sudah sampai pada tahap pembahasan MoU dan PKS baru dengan 3 perguruan tinggi, yaitu UIN Walisongo Semarang, UNU Purwokerto Banyumas, dan IAINU Kebumen.
“Secara bertahap akan kami lakukan. Sejauh ini sudah terjalin komunikasi dengan IAIN Salatiga, ada dua dosen yang menjadi fasilitator pendidikan inklusi LP Ma’arif dengan seizin pimpinan mereka. Kami juga membuka media konsultasi psikologi dan pendidikan inklusi secara online yang mencantumkan logo IAIN Salatiga dan UIN Walisongo. Pak Supriono Subakir juga mempertemukan kami secara daring dengan pimpinan dan dosen Universitas Tidar Magelang membahas pendidikan inklusi di perguruan tinggi” tuturnya yang juga sebagai program officer kemitraan LP Ma’arif Jawa Tengah dan Unicef.
Pertemuan virtual ini diikuti oleh tim dari LP Ma’arif PWNU Jawa Tengah, LPTNU PWNU Jawa Tengah, perwakilan Unicef, tim UNU Purwokerto Banyumas, tim IAINU kebumen, dan tim fasilitator pendidikan inklusi LP Ma’arif PWNU Jawa Tengah yang berasal dari kabupaten Banyumas dan kabupaten Kebumen. (Tb65/Emha).
Pertemuan daring ini adalah tindak lanjut dari pertemuan-pertemuan sebelumnya baik yang dilakukan secara tatap muka maupun secara virtual dalam rangka inisiasi pendidikan inklusi di perguruan tinggi. Dengan dibuatnya MoU dan PKS ini diharapkan perguruan tinggi NU bisa menjadi kampus yang inklusif dan siap membina madrasah dan sekolah inklusif yang sudah dampingi oleh LP Ma’arif PWNU Jawa Tengah dan Unicef.
“LP Ma’arif sudah mendampingi madrasah dan sekolah inklusif. Kami harap perguruan tinggi UNU Purwokerto Banyumas dan IAINU Kebumen bersedia menjadikan madrasah/sekolah inklusif tersebut sebagai laboratorium pendidikan inklusif. Sedangkan LPTNU Jawa Tengah kami mohon bantuannya untuk mengkordinasikannya di perguruan tinggi NU di Jawa Tengah”. Ungkap Fakhrudin Karmani, Wakil Ketua LP Ma’arif PWNU Jawa Tengah dan koordinator kemitraan LP Ma’arif PWNU Jawa Tengah – Unicef.
Ketua LPTNU Jawa tengah, Ahmad Tantowi menyambut baik kerjasama antara LP Ma’arif PWNU Jawa tengah dan perguruan tinggi NU ini. Dia berharap semua perguruan tinggi termasuk perguruan tinggi NU di Jawa Tengah siap menerima mahasiswa dengan kebutuhan khusus. “Mestinya perguruan tinggi manapun termasuk milik NU mempersiapkan diri untuk menyambut mahasiswa berkebutuhan khusus. Draft MoU ini akan kita susun secara lebih baik ditandatangani LPTNU dan di lampiran ditambahkan perguruan tinggi NU di Jawa Tengah” jelasnya.
Perguruan tinggi mengusulkan agar LP Ma’arif membuat MoU secara khusus dengan kampus, disamping MoU dengan LPTNU. Sebagaimana disampaikan oleh Prof. Rochadi Adulhadi, rektor UNU Purwokerto. Ini dimaksudkan agar LP Ma’arif bisa langsung berkoordinasi dengan kampus dalam teknis kegiatan kerjasama, juga untuk mendukung administrasi akreditasi kampus. Sementara IAINU Kebumen mengusulkan agar kampus memiliki spesifikasi layanan bagi mahasiswa berkebutuhan khusus sehingga akan mudah ditemukan best practice pelayanan terhadap mahasiswa berkebutuhan khusus. “kalau ada spesifikasi layanan, kita akan mudah merekomendasikan ke kampus mana calon mahasiswa dengan kebutuhan khusus tertentu harus mendaftar” Demikian kata rektor IAINU Kebumen, Dr Imam satibi.
Education consultant Unicef, Supriono Subakir mengapresiasi forum yang diadakan LP Ma’arif ini. Dia berharap perguruan tinggi di Jawa Tengah mampu memberikan dukungan terhadap program pendidikan inklusi yang sudah digalakkan oleh LP Ma’arif PWNU Jawa Tengah bersama Unicef. “Forum ini sangat bagus sekali untuk dikembangkan. Mengenai pendidikan inklusi, prakteknya ada di LP Ma’arif, perguruan tinggi mendukung dari sisi kajan ilmiah dan pengerahan SDM kampus untuk membantu madrasah/sekolah inklusi” terangnya.
Muncul usulan dari peserta FGD agar LP Ma’arif membuka kerjasama dengan perguruan tinggi lain di Jawa Tengah bahkan dengan kampus di Yogyakarta. “bagaimana kalau LP Ma’arif bekerjasama juga dengan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan Unugha Cilacap” usul Siti Nur hidayati, salah satu fasilitator pendidikan inklusi LP Ma’arif dan pengawas PAI di kabupaten Banyumas.
Tentang usulan tersebut, Miftahul Huda, pengurus LP Ma’arif bidang kerjasama menyampaikan bahwa LP Ma’arif menjalin komunikasi dengan beberapa kampus di Jawa Tengah, hanya saja yang sudah sampai pada tahap pembahasan MoU dan PKS baru dengan 3 perguruan tinggi, yaitu UIN Walisongo Semarang, UNU Purwokerto Banyumas, dan IAINU Kebumen.
“Secara bertahap akan kami lakukan. Sejauh ini sudah terjalin komunikasi dengan IAIN Salatiga, ada dua dosen yang menjadi fasilitator pendidikan inklusi LP Ma’arif dengan seizin pimpinan mereka. Kami juga membuka media konsultasi psikologi dan pendidikan inklusi secara online yang mencantumkan logo IAIN Salatiga dan UIN Walisongo. Pak Supriono Subakir juga mempertemukan kami secara daring dengan pimpinan dan dosen Universitas Tidar Magelang membahas pendidikan inklusi di perguruan tinggi” tuturnya yang juga sebagai program officer kemitraan LP Ma’arif Jawa Tengah dan Unicef.
Pertemuan virtual ini diikuti oleh tim dari LP Ma’arif PWNU Jawa Tengah, LPTNU PWNU Jawa Tengah, perwakilan Unicef, tim UNU Purwokerto Banyumas, tim IAINU kebumen, dan tim fasilitator pendidikan inklusi LP Ma’arif PWNU Jawa Tengah yang berasal dari kabupaten Banyumas dan kabupaten Kebumen. (Tb65/Emha).
Tambahkan Komentar