Umi HS saat menyampaikan materi via zoom |
Hadir secara daring, dua narasumber Kepala MI Alma'arif Kauman Parakan Temanggung Sri Chamdanah, M.Pd., dan Kepala MI Almustajab Pringapus Kabupaten Semarang Umi HS, M.S.I., dan dimoderatori mahasiswi PGMI STAINU Temanggung Novia Sari Melati.
Dalam prakatanya, Kaprodi PGMI STAINU Temanggung Hamidulloh Ibda yang mewakili Ketua STAINU Temanggung Dr. H. Muh. Baehaqi, mengapresiasi acara tersebut. "Kami hadirkan dua narasumber, ini bukan dari akademisi. Tapi pelaku teknis di lapangan, yaitu Bu Sri Chamdahan dan Bu Umi HS yang nanti akan berbagi best practice atau good practice tentang inovasi pembelajaran daring di MI/SD di tengah pandemi covid-19 ini," katanya.
Sri Chamdanah dalam pemaparannya menegaskan bahwa di masa pandemi covid-19 ini guru dituntut untuk dapat melakukan inovasi pembelajaran. Juara 1 Guru MI Berprestasi tingkat Kabupaten Temanggung tahun 2013 ini menegaskan, bahwa munculnya pembelajaran daring berlatarbelakang dari Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 tahun 2020.
Pembelajaran masa darurat, menurut alumnus STAINU Temanggung ini, tidak sekadar mengutamakan ketuntasan materi, namun menitikberatkan pada penguatan karakter, keselamatan, praktik ibadah, peduli lingkungan, dan kesalehan sosial lainnya.
"Selain itu pembelajaran masa darurat juga melibatkan siswa, guru, orang tua, dan lingkungan sekitar. Mengembangkan aspek sikap, pengetahuan, keterampilan. Menumbuhkan literasi dan merangsang tumbuhnya 4 C atau critical thinking, collaborative, creative, communicative," beber Pengurus LP Ma'arif PCNU Temanggung itu.
Lulusan S2 Unsiq ini menegaskan, bahwa prinsip pembelajaran masa darurat yaitu siapa saja adalah guru. "Siapa saja adalah siswa. Dan di mana saja adalah kelas," lanjut kepala MI yang pernah mendapatkan Peringkat 1 Guru MI Berprestasi tahun 2014 dari PGRI Kabupaten Temanggung tersebut.
Ia mencontohkan praktik baik inovasi pembelajaran yang sudah dilakukan dengan beberapa hal. Mulai dari penggunaan WhatsApp yang sudah diterapkan dan mudah dilakukan.
Perempuan kelahiran Temanggung 17 Juni 1972 tersebut juga berbagi cara teknis mengajarkan pelajaran di MI/SD. Pihaknya mencontohkan pembelajaran praktik wudlu pada mata pelajaran fikih dan IPA melalui video yang digabung, kemudian dikirimkan lagi kepada siswa melalui WA tersebut.
Sementara Umi HS, menegaskan bahwa untuk melakukan inovasi, terlebih dulu perlu pemetaan letak geografis, kondisi ekonomi, pendidikan orang tua, dan pekerjaan orang tua. "Kondisi ini berbeda, ada yang orang tua itu lulusan S3, S1, lulusan SMA bahkan SD, maka nanti harus disesuaikan," tutur Kepala MI yang pernah mendapat Penghargaan Satyalancana Karya Satya X Tahun oleh Presiden RI tahun 2015 tersebut.
Kondisi lainnya, Umi HS mengatakan bahwa rata-rata anak-anak sudah memiliki gawai. "Orang tua atau anak sendiri sudah punya smartphone dan hampir semua punya WA dan akun Facebook. Namun siswa rata-rata dengan smartphone itu hanya untuk main game dan Youtube. Ini susah, padahal dengan smartphone itu bisa jadi sumber belajar," beber Kepala Madrasah Berpretasi oleh Kemenag Kabupaten Semarang itu.
Ia mengakui, melakukan inovasi juga didukung dengan internet. "MI kami belum ada wifi. Jadi kami ya pakai hp untuk mendukung itu," papar Juara 1 Lomba Kompetisi GTK Madrasah Tingkat Jateng tahun 2019 tersebut.
Ia menyebut ada beberapa inovasi yang sudah dilakukan di MI Almustajab. Pertama melalui WA. Kedua, video pembelajaran melalui Youtube. "Jadi kami melakukan kolaborasi membuat konten setiap guru lalu diupload di Youtube kami," beber Juara 1 Guru Berprestasi SD/MI Tingkat Kabupaten Semarang tahun 2013 tersebut.
Ketiga, Google Classroom. Keempat, BSE dan buku. "Kami menyediakan link khusus untuk BSE," beber lulusan IAIN Walisongo Semarang itu.
Kelima, blog pembelajaran. Keenam, Office 365. "Jadi kami ini sudah langganan dan gratis. Kami melakukan pembuatan soal memakai form Office 364 ini," lanjut Pengurus LP Ma'arif PCNU Kabupaten Semarang tersebut.
Pihaknya memberikan rekomendasi bagi MI/SD yang akan melakukan inovasi. Pertama, pilih model dan media sesuai kebutuhan. Kedua, berinovasi sesuai kondisi. Ketiga, peningkatan kemampuan guru. Keempat, pendekatan dengan wali murid. Kelima, persiapkan sarana dan prasarana. Keenam, patuhi regulasi dan pantang menyerah.
"Ketika ada saran dan kritik boleh saja, namun jangan sampai menyerah untuk melalukan inovasi pembelajaran, karena melakukan inovasi pembelajaran itu banyak tantangan," bebernya.
Hal itu ia tegaskan karena menerapkan inovasi pembelajaran sangat banyak sekali ditemukan kendala di lapangan dan tidak serta merta berjalan mulus. Namun ia berharap, dari apa yang sudah dipraktikkan MI Almustajab menjadi inspirasi agar ke depan inovasi pembelajaran semakin berkembang.
Selain guru, mahasiswa, pelajar, dan dosen dari Temanggung, hadir pula peserta dari STAINU Purworejo, PGMI Universitas Alma Ata Yogyakarta, peserta dari Ungaran, Semarang, Jepara, Batang, Pekalongan, Bandung, Sintang Kalimantan Barat, Yogyakarta, Lamongan, Meulaboh, Lampung, Jambi, Surabaya, dan lainnya.
Total peserta yang mengikuti via Zoom lebih dari 60 orang dan diikuti pula lewat tayangan langsung di Youtube STAINU Temanggung Channel. Peserta yang bertanya, diberikan doorprize berupa buku dari Prodi PGMI STAINU Temanggung maupun karya Kaprodi PGMI STAINU Temanggung. (Tb55).
Tambahkan Komentar