Ahamd Farichin saat mengikuti pengumuman via zoom |
Temanggung, TABAYUNA.com - Lomba foto dan artikel Jurnalistik yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tingkat nasional tahun 2020 telah selesai. Ahmad Farichin Mahasiswa STAINU Temanggung sekaligus santri Pondok Pesantren Miftakhurrosyiddin mendapat nominasi sebagai pemenang Harapan II Artikel/opini untuk kategori Umum.
Lomba itu dalam rangka memeriahkan hari kemerdekaan Indonesia tahun 2020 yang diikuti oleh pelajar SMA/SMK/MA, guru, dosen, wartawan, dan masyarakat umum lain yang tidak termasuk kategori tersebut.
Pada tahun ini Kemendikbud mengambil Tema lomba "Merdeka Belajar, Gelora Budaya, Indonesia Bahagia". Pada kesempatan lomba ini, Ahmad Farichin membuat artikel yang berjudul "Menggelorakan Bahasa Daerah Sejak Dini" Yang di muat pada media kabarbangka.com pada (29/08/2020).
Pengumuman Nominasi pemenang pada tahun ini berbeda, karena pada tahun ini bersamaan dengan pandemi, maka setiap finalis mendapatkan undangan malam apresiasi pada Rabu (23/09/2020) melalui Zoom meeting.
"Ini menjadi gerbang awal bagi diri saya sendiri dan lebih luas kepada seluruh sahabat untuk terus berproses, meski belum puas, alhamdulillah saya syukuri karena ini adalah bagian dari anugerah Allah SWT," kata aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Temanggung tersebut.
Menurut Farichin, artikel "Menggelorakan Bahasa Daerah Sejak Dini" pada intinya adalah mengajak untuk bangga dengan bahasa sendiri, baik bahasa daerah atau bahasa Indonesia. "Karena bahasa daerah itu sangat beragam baik dari segi intonasi, kodifikasi dan lainnya. Maka Menggelorakan bahasa daerah sejak Dini ada sinergi dengan utamakan bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah, kuasai bahasa asin yang sedang digelorakan. Dalam pesantren pun, bahasa daerah masih dilestarikan", ungkap Ahmad Farichin santri Miftakhurrosyiddin temanggung itu.
Dari ribuan artikel yang dikirim ke Kemendikbud, diambil enam pemenang setiap kategori, baik kategori SMA/SMK, Guru/Dosen, Wartawan, Umum.
Pria kelahiran Temanggung, 15 juni itu berterimakasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung, memotivasi dan membimbing terutama bapak Hamidulloh Ibda dosen STAINU Temanggung beserta seluruh dosen. Serta tidak lupa KH Thohir Mukhlasin Pengasuh PP Miftakhurrosyiddin Temanggung yang selalu mendoakan santri-santrinya, serta kedua Orang tua. "Yang tanpa beliau semua saya tidak ada apa-apanya", ucap syukur seorang santri.
Aktivis komunitas Pena Aswaja itu mengungkapkan bahwa, ini tidak pertama kalinya mahasiswa atau dosen STAINU Temanggung meraih nominasi dari kemendikbud, pada tahun 2018 Dosen STAINU Temanggung Hamidulloh Ibda mendapat Juara 1 Lomba Artikel Kemdikbud Kategori Umum dan Juara 1 Lomba Esai Tingkat Nasional oleh Fakultas Filsafat UGM, disusul tahun 2019 Anisa Rahma Agustina mahasiswa PAI yang menjadi nominasi Lomba Artikel Pendidikan Keluarga Kemdikbud, dan pada tahun Ini Ahmad Farichin.
Farichin berharap, dari lomba yang ia ikuti menjadi motivasi bagi dirinya sendiri untuk ikut serta melestarikan literasi, khususnya bagi mahasiswa.
Ia ingat betul apa yang disampaikan dosennya, "ikut lomba itu jangan hanya cari materi, meski juara dan mendapatkan materi, itu bonus dari Tuhan", lanjut Farichin. (Tb11).
Tambahkan Komentar