Semarang, TABAYUNA.com - Pendekatan penelitian harus holistik, penelitian survei penting namun saatnya menggeser cara pandang penelitian dari objektif ke intersubjektif (melampaui batas-batas objektif).
Demikian yang diungkapkan Ketua FKPT Jateng Prof Dr Syamsul Ma'arif, M.Ag., dalam pembukaan Coaching Enumerator "Survei Nasional Penguatan Kebhinekaan dan Literasi Digital dalam Upaya Menangkal Radikalisme dan Terorisme" di kantor PWNU Jateng, Sabtu (5/9/2020).
Menurut guru besar UIN Walisongo Semarang tersebut, melihat fenomena bukan pada yang terlihat atau thin description saja. "Namun pada Thick Description, berusaha menyelami kebenaran yang tebal dan berlapis-lapis, meminjam istilah Clifford Geertz. Sehingga interpretasi data terhadap fakta kebudayaan, bukan lagi dilihat sebagai the others. Namun sekaligus memahami gerakan survivalitas & resistensi masyarakat terhadap gempuran kebudayaan dan ideologi lain, yang sengaja didesain melalui dunia digital saat ini," lanjutnya.
Seberapa kuat, katanya, masyarakat masih memiliki rasa nasionalisme dan kecintaan terhadap kebudayaan sendiri? Hal itulah yang digaungkan FKPT Jateng pada coaching enumerator yang dihadiri jajaran pengurus dan enumerator dari enam daerah tersebut.
Selain enumerator dari enam daerah dan Ketua FKPT Jateng Prof Dr Syamsul Ma'arif, M.Ag., hadir juga jajaran pengurus lainnya, Sekretaris H. Iman Fadhilah, Bendahara Edi Kurniawan, Kabid Perempuan dan Anak Dra Atiek Suniarti MSi, Kabid Penelitian Sukendar PhD, Kabid Media Massa, Hukum, dan Ekonomi Hamidulloh Ibda, staf administrasi dan umum Ahmad Rouf, dan staf IT Faizin.
Coaching Enumerator yang dipandu Koordinator Penelitian Siti Maimunah dan Ahmad Rouf menjelaskan materi atau bahan pengambilan data dari aspek konseptual sampai teknis di lapangan.(tb55/Ibda).
Tambahkan Komentar