Karanganyar, TABAYUNA.com - Di Jawa Tengah pada tahun 2020 ini ada 21 Kab/Kota yang akan menggelar Pilkada. Biasanya para pengurus dan anggota-anggotanya sibuk Pilkada, meskipun ini bukan pekerjaan NU, karena NU adalah organisasi keagamaan dan kemasyarakatan.
Hal itu ditegaskan oleh Rois Syuriah PWNU Jateng KH Ubaidillah Shodaqoh dalam Majelis Dzikir dan Sholawat Nariyah di Kantor PCNU Kabupaten Karanganyar, Rabu malam (16/9/2020).
Menurut KH Ubaidillah Shodaqoh yang juga pengasuh pondok pesantren Al-Itqon Semarang, program kerja NU harus tetap berjalan, meskipun ada Pilkada.
"Sebagai warga negara, tentu warga NU memiliki hak pilih sebagaimana warga negara lainnya. Kalau ada warga NU yang kebetulan menjadi kandidat atau tim sukses, ini dalam kapasitas sebagai warga negara, dan etikanya hendaknya tidak memakai atribut NU", tegasnya.
NU lahir sebelum partai politik lahir. Bahkan NU lahir sebelum NKRI lahir. "Sebagai pengurus NU, seyogyanya diprioritaskan menjalankan amanat sebagai pengurus NU", tegasnya.
Dalam menindaklanjuti amanat Rois Syuriah PWNU Jateng tersebut, dilanjutkan silaturrahmi bersama PWNU Jateng dan PCNU se-eks Karasidenan Surakarta. Ketua Tanfidziyah PWNU Jateng KH. M Muzamil ketika memimpin rapat silaturrahmi itu menyimpulkan emat hal yang menjadi kesepakatan peserta rapat. Pertama, menjadikan pondok pesantren dan madrasah Diniyyah dan Taman Pendidikan Al-Qur'an dan majelis taklim sebagai pusat melakukan tafaquh fiddin sesuai aqidah ahlussunah wal jama'ah.
Kedua, perlunya terus dilakukan usaha-usaha untuk memperkuat ukhuwah atau persaudaraan. Ketiga, perlunya tindak lanjut melakukan program kerja hasil musyawarah organisasi di tingkat masing-masing dengan koordinasi dan sinkronisasi agar dapat efektif berjalan.
Keempat, diupayakan menjalin kerjasama dengan berbagai pihak atau
organisasi yang sevisi dengan NU, terutama dalam memperkuat semangat dan
wawasan kebangsaan Indonesia, dan memperkuat aqidah ahlussunah wal jama'ah.
(tb33/Hi).
Tambahkan Komentar