Oleh Rizki Dwi Septiani
Mahasiswi PAI STAINU Temanggung
Masa Pandemi Covid-19 sangat mempengaruhi dalam berbagai bidang, salah satunya mempengaruhi sistem pendidikan di seluruh Indonesia. sampai saat ini di masa Era New Normal, para murid, pelajar, siswa bahkan sampai mahasiswa “terpaksa” mengikuti pembelajaran melalui daring atau pembelajaran jarak jauh menggunakan alat dan perangkat komunikasi.
Sejak
datangnya virus covid-19 maka seluruh lembaga pendidikan pembelajaran tatap
muka ditiadakan dan diganti dengan sistem pembelajaran jarak jauh melalui
berbagai aplikasi dan mayoritas menggunakan grup via whatsapp yang tergolong
masih mudah dan hemat paket data serta mudah dalam pengaplikasiannya. selama
pembelajaran jarak jauh tiap satuan pendidikan melakukan evaluasi terkait
kendala kendala yang dihadapi selama pembelajaran jarak jauh berlangsung.
Setelah adanya evaluasi ternyata kendala yang dihadapi
baik dari guru ataupun dari siswa seperti tidak mempunyai handhphone, kendala
HP yang dibawa orang tua bekerja dari pagi sampai sore sehingga anak terlambat
bahkan tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru pada saat jam
pembelajaran yang sesuai dengan jadwal. ada lagi kendala susahnya sinyal di tempat
yang pelosok, kurang mampu untuk membeli paket data internet. setelah satuan
pendidikan mengevaluasi pembelajaran jarak jauh maka muncul ide sistem
pembelajaran dengan cara luring atau luar jaringan, sistem luring tersebut
dilaksanakan satu minggu dua kali setiap hari senin dan kamis di khususkan
untuk siswa yang belum memiliki alat komunikasi.
Sistem Pembelajaran Jarak Jauh ini masih berlanjut mulai
Tahun Ajara Baru 2020/2021 yang berlaku di semua jenjang pendidikan dari
tingkat TK (Taman Kanak-Kanak), SD (Sekolah Dasar), SMP(Sekolah Menegah
Pertama), SMA (Sekolah Menengah Keatas) sampai tingkat perguruan tinggi baik
itu negeri maupun swasta yang dimulai sejak 13 Juli 2020.
Memasuki akhir pada bulan Juli 2020 belum ada sekolah
yang melaksanakan pembelajaran secara tatap muka. siswa mendapat pelajaran
melalui perangkat komunikasi, guru memberikan pelajaran di handphone melalui
berbagai aplikasi diantaranya via grup whats app, zoom meeting, google meet dan
lain sebagainya.
Dalam kenyataan, mayoritas dari siswa menyatakan bosan
belajar di rumah karena terlalu lama sistem pembelajaran dilaksanakan secara
daring dan guru tidak melakukan interaksi langsung selama PJJ sehingga di awal
berjalan kurang efektif dan efisien. maka guru mengevaluasi pembelajaran jarak
jauh yang sudah terlaksana selama pandemi berlangsung. ternyata setelah di
evaluasi ternyata masih banyak kendala yang dihadapi siswa salah satunya ada
beberapa siswa yang belum memiliki handphone dan ada juga ketidakmampuan
keluarga peserta didik untuk membeli kuota internet.
Dengan adanya percepatan arus informasi ini seharusnya
bisa untuk mempermudah pendidikan. namun dalam kenyataan yang terjadi tidaklah
demikian, namun arus informasi ternyata belum tentu selalu berpengaruh yang
positif namun juga ada negatifnya.semua hal pasti ada efek positif dan efek
negatifnya termasuk dengan teknologi informasi yang maju di masa pandemi ini.
namun dibalik kemajuan teknologi informasi ternyata ada efek negatif yang
ditimbulkan pada dunia pendidikan, diantaranya seperti siswa lebih suka game
online daripada membaca buku/giat dalam literasi.
Di masa pandemi saat ini maraknya game online juga dapat
mempengaruhi siswa dalam proses belajar, apalagi bagi siswa yang memiliki hobi
game online. siswa siswa ini akan lebih suka main game online dibandingkan
harus membaca buku atau menggiatkan literasi menulis. apalagi dalam situasi
pandemi covid 19 saat ini, dunia pendidikan seakan diperondak porandakan karena
memang semua sekolah melaksanakan sistem pembelajaran jarak jauh/secara daring
di rumah masing-masing. melihat situasi langsung di lapangan yang seperti ini
kebanyakan siswa di rumah tidak memanfaatkan gawai dengan maksimal karena
mereka lebih banyak menikmati gawai tersebut untuk main game online daripada
untuk belajar/membaca berita.
Tambahkan Komentar