Semarang, TABAYUNA.com - Pondok Pesantren Fadhlul Fadhlan, Semarang yang diasuh oleh DR. KH. Fadlolan Musyaffa', Lc., MA. menggelar Seminar Internasional bertajuk "Pesantren dan Nasionalisme: Peran Pesantren dalam Membumikan Nasionalisme, Mengisi Kemerdekaan dan Mempertahankannya".
Seminar yang
diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional ini diselenggarakan pada Rabu (21/10/2020) dan
diikuti oleh lebih dari 1000 peserta online melalui YouTube dan 500 via zoom
serta 486 peserta offline dari internal santri Pesantren Fadhlul Fadhlan serta
disiarkan langsung melalui Channel YouTube Pondok Pesantren Fadhlul Fadhlan.
Acara yang
terbagi ke dalam dua sesi ini menghadirkan beberapa narasumber dari dalam dan
luar negeri, diantaranya adalah Drs. Agus Maftuh Abegebriel, M.Ag., (Duta Besar
RI untuk Saudi Arabia),
Prof. Dr. H.
Nadirsyah Hosen, LL.M., MA, (Hons), Ph. D. (Senior Lecturer (Law) Monash
University Australia), Syekh Ahmad Rifa'i dari Al-Azhar University, dan KH.Kholil Nafis, Lc., MA, Ph.D (Pengasuh
Pesantren Cendekia Amanah Depok dan ketua komisi dakwah MUI pusat) untuk sesi
pertama. Serta Prof Florian Pohl (Assosiate Professor in Religion at Elmory
University's Oxford College) dan Prof. Dr. Frans Wijsen (Professor - Emprical
and Practical Religious Studies, Radboud University Nijmegan, The Netherlands)
dalam sesi kedua.
Pada pembukaan
acara, DR. KH. Fadlolan Musyaffa', Lc., MA menyampaikan tentang tujuan
pengambilan tema tentang Pesantren dan Nasionalisme. Menurut beliau, tema ini
penting dibahas untuk mengingatkan kembali bahwa santri dan pesantren memiliki
peran penting dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Peran penting itu berangkat dari rasa nasionalisme yang memang sejalan bahkan
disyaratkan oleh agama Islam.
Sejalan dengan
paparan DR. KH. Fadlolan Musyaffa', LC., MA, Drs Agus Maftuh Abegebriel, M.Ag.,
mengutip syair Arab tentang nasionalisme yang artinya "Sebuah negara yang
kita tidak pernah membelanya, sebuah negara yang kita tidak pernah peduli
kepadanya, maka kita tidak berhak hidup di dalamnya". Duta Besar RI untuk
Saudi Arabia ini juga membahas tentang santri yang serba bisa, santri yang kini
bebas berekspresi serta santri yang bisa menjalankan berbagai macam peran
penting dalam lini kehidupan. Fleksibilitas peran santri ini kemudian
ditegaskan kembali dalam penyampaian materi oleh KH. Kholil Nafis, LC., MA,
Ph.D.
Selain membahas
tentang nasionalisme santri, seminar internasional ini juga membahas
tentangeco-pesantren yang disampaikan oleh Prof. Florian Pohl dan Prof. Dr.
Frans Wijsen. Ecologi-pesantren yg memberikan wawasan menyatunya pesantren
dengan lingkungan masarakat menjadi nilai yang sangat berpotensi menjadi modal
sumber daya manusia untuk kemajuan bangsa dan negara.
Pesantren juga
memberikan modal pendidikan yang berdasar pada nilai-nilai faham Ahlus Sunnah
wal Jamaah an-Nahdliyyah untuk mencetak santri yang
memiliki bekal
ilmu yang seimbang antara ilmu duniawi dengan ilmu ukhrowi. Selain itu, santri
juga dididik untuk tanggap dan peduli terhadap lingkungan serta dapat
menerapkan ilmu yang dipelajari, manggabungkan antar ilmu dan amal, agar santri
dapat menjadi agen perubahan dimasa mendatang.
Hampir satu
bulan santri pesantren Fadhlul Fadhlan menggelar lomba-lomba kreatifitas santri
yang berhubungan dengan tema pembacaan kitab kuning yang diajarkan di
pesantren, maulid dziba, yang berhubungan dengan tema protokol kesehatan, dan
juga tema olahraga dan seni.
Pada puncak
kegiatan HSN 2020 ditutup dengan upacara
bendera tgl 22 Oktober 2020 di halaman gedung utama Ponpes Fahlul Fadhlan,
Pesantren bilingual berbasis karakter Salaf. []
Tambahkan Komentar