Oleh : Reni Ayuni
Mahasiswi
STAINU Temanggung
Di era
pandemi yang berkelanjutan ini menjadikan orang sulit bergerak dan susah untuk kemana-mana
dan tidak sedikit juga orang yang harus rela kehilangan pekerjaanya maka dari
itu terciptalah suatu ide inovatif kreatif untuk membangun usaha sendiri.
Pemuda bermana ahmad julianto sekitar umur 23 ini contohnya, dia mulai merintis
usahanya yaitu dengan mencoba usaha jangkrik.
Awal
mulanya dia mencobanya dari sedikit demi sedikit dan berhasil kemudian setelah
keberhasilanya tersebut dia baru mulai membesarkan usahanya tersebut. Dia
memulainya dengan membuat kandang jangkrik terlebih dahulu.
Kandang
merupakan salah satu kunci utama dari membudidayakan ternak jangkrik, dalam
pembuatan kandang jangkrik sebenarnya tidak membutuhkan biaya yang besar, bahkan
kita dapat membuatnya dengan bahan-bahan yang ada di sekitar kita dan tentu dalam
membuat kandang jangkrik tidak asal-asalan agar hasilnya juga maksimal.
Ia
memulai membuat dinding-dindingnya dari amplas bekas dan atapnya dari plastik
yang semuanya itu bertujuan supaya tidak lembab dan dapat menyerap panas, jika
dindingnya memakai batako apabila terkena air maka akan lembab dan berjamur akan
tetapi jika memakai amplas apabila terkena air akan cepat kering dan tidak
berjamur dan mengapa atapnya memakai plastik tidak genting? Karena jika memakai
genting tidak dapat menyerap panas, sebab jangkrik lebih suka dengan suasana
panas dan tidak menyukai udara dingin ataupun tempat yang lembab.
Karena
jika berada di tempat dengan suhu yang panas maka jangkrik akan lebih sering
muncul ke permukaan sehingga menyebabkan jangkrik akan sering makan ke atas beda
dengan jangkrik yang berada ditempat lembab yang mana jangkrik akan terus bersembunyi
di bawah, oleh karena itu jangkrik ditaruh di dalam box besar dan tinggi agar
jauh dari mangsa juga. Box-box itu terbuat dari triplek yang di dalamya dikasih
klaras (daun pisang kering) dan bekas tempat telur tujuanya agar jangkrik aman
di situ dan nyaman seperti di alam bebas.
Sampai
saat ini usaha yang sedang berkembang ini sudah terdapat 10 box beserta isinya
yang berupa klaras dan bekas tempat telur itu yang siap di huni telur-telur
jangkrik. Setelah menetas kemudian
telur-telur itu berubah menjadi anak an jangkrik kecil-kecil yang bisa dikasih
makanan yang disebut dengan br (pakan ayam) dan sayur-sayuran yang lainnya agar
jangkrik cepat bertambah besar dan supaya cepat laku banyak banyak di pasaran
nantinya. Proses perawatan jangkrik ini terbilang cukup mudah, selain mudah perawatanya
jangkrik juga bisa di kasih makan dalam jangka waktu 2 hari sekali dan bisa disambi
kerja yang lainya. Tetapi untuk saat ini karena pandemi belum usai jadinya fokus
sama peternakan jangkrik terlebih dulu karena di masa pandemi ini juga masih sulit
sekali mendapatkan pekerjaan yang sesuai. Alih-alih membuka usaha sendiri itu
juga siapa tau bisa mendapat keuntungan.
Yang
paling menentukan dan berpengaruh besar dalam usaha jangkrik ini yaitu sebenarnya
dipengaruhi oleh faktor cuaca,
kalau cuacanya panas mendukung jangkrik akan lebih aktif bergerak dan mencari
makan ke atas, tetapi jika pada musim dingin atau keadaan disekitar lembab maka
jangkrik akan cenderung malas dan akan terus bersembunyi. Lha dari masa
transisi itulah harga jangkrik dapat berubah-ubah dengan kisaran harga paling
mahal bisa mencapai 50 ribu/kilonya dan paling paling murah bisa mencapai
kisaran harga 20 ribu/kilonya. Dalam sekali panen satu box itu kadang diberi
tiga ons atau lebih telur-telur jangkrik. Tentunya dalam pembibitan membutuhkan
telur-telur yang bagus, sehat, dan umur sekitar 10 sampai 20 hari jika lebih
dari umur segitu biasanya jangkrik mempunyai ketahanan yang berbeda dan
nantinya jika panennya berhasil dapat 50 kg jangkrik setiap box dan jika
panenya kurang berhasil sekurang hanya mendapatkan 30 kg jangrik satu box nya
itu. Jangka waktu dari benih hingga sampai panen bisa mencapai sekitar kurang
lebih 30 hari kemudian jangkrik yang sudah siap panen di taruh ke tempat lain
dan box-box nya dapat dipersiapkan kembali besok untuk ditempati telur-telurnya
lagi.
Jangrik
itu ada dua macam tuturnya, yaitu yang pertama jangkrik ngenggong dan kedua
jangrik bering. Tetapi yang dikelola dan dibudidayakan di sini adalah jangrik
bering karena jangkrik ngenggong itu berbau akan tetapi jangkrik ngenggong
memiliki keunggulan yaitu jauh lebih besar-besar daripada jangkrik bering dan beratnya
jika jangkrik ngenggo itu 1 kilo nya ada 100 ekor dan jika jangkrik bering satu
kilo ada 50 ekor. Jika diibaratkan ayam semisal jangrik ngenggong itu ayam horn
dan jangkrik bering itu ayam kampung.
Dari
segi makananya pun juga jelas berbeda, jangkrik ngenggong memakan obat-obatan
dan br (pakan ayam) sedangkan jangkrik bering memakan br (pakan ayam) dan
sayuran. Jangkrik itu sebenarnya bisa dibuat menjadi bermacam-macam seperti misalnya
dapat
dijadikan sebagai makanan burung, ikan, dan hewan jenis lainya tetapi kalau
ngenggo itu agak berbau untuk burung, dan burung kurang menyukainya. Dan
kalau usahanya sudah besar biasanya jangkrik-jangkrik tersebut akan
disalurkan
ke pabrik-pabrik yang nantinya akan diolah lebih lanjut di pabriknya.
Jadi
gimana, sudah paham perbedaanya belum?
Tambahkan Komentar