Oleh Nur Rochmat
Mahasiswa PAI STAINU Temanggung
Adanya pendemi Covid-19membuat semua kegiatan menjadi lebih sulit, tak
hanya dalam sektor Pendidikan namun dari sektor apapun ikut terkena imbasnya.
Terutama dalam sektor pendidikan dampak dari pandemi Covid-19 ini sangat
berpengaruh besar bagi para pelajar maupun Pendidik. Banyak keluhan yang
dirasakan oleh para pelajar dari segala penjuru negri ini. Pemerintah sudah
berupaya sedemikian rupa agar proses pendidikan tetap berjalan akan tetapi
belum menemui titik efekif. Pembelajaran Virtual Daring menjadi salah satu alternatif
yang diambil oleh Pemerintah untuk tetap
melakukan kegiatan pendidikan dalam kondisi pandemi saat ini. Pembelajaran
daring ini masih jauh dari kata efektif, yang kita ketahui masih banyak
daerah-daerah di Indonesia ini yang terkendala oleh Jaringan maupun Teknologi.
Sehingga membuat banyak pelajar menjadi terbebani oleh kendala tersebut belum
lagi tugas sekolah pasti akan terus bertumpuk dan bertumpuk.
Para pelajar mengeluhkan beratnya tugas daring sehingga membuat pikiran
stress dan jenuh. Banyak kita jumpai para pelajar rela putus sekolah karena
merasa sangat stress mengahadapi kondisi seperti saat ini, gak Cuma berhenti
sekolah akan tetapi ada juga yang sampai bunuh diri saking stresnya. Melihat
hal demikian perlu adanya sosialisai bagi para pelajar maupun guru agar tidak
stres dalam menjalankan Pembeljaran daring ini.
Menurut ketua Umum Ikatan Psikologi Klinis (IPK) Indonesia DR. Indria L
Gamayanti MSi Psikolog menyampaikan, persoalan belajar virtual daring
sebenarnya memang membutuhkan pendampingan dari orang tua. Beberapa panduan
daring dan hasil penelitian menunjukan bahwa virtual daring memang membutuhkan
orang tua terlibat dan tidak cukup hanya diberikan hanya kepada pelajar saja.
Dalam diskusi daring bertajuk peran psikologi klinis dan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa dalam mendukung Kesehatan Jiwa Masyarakat di masa pandemic covid 19, Rabu (14/10/20), disebutkan perlu ada pendampingan atau pemantauan dari orangtuanya.
Hal itu pun juga menjadi cukup pelik karena orang tua yang GAPTEK atau
orang tua sibuk bekerja, sehingga tidak bisa memantau kegiatan virtual daring
anaknya. Dengan demikian perlu adanya solusi yang jitu bagaimana cara
mengurangi beban bagi para pelajar agar tidak menjadi stress dan jenuh.
Banyak cara bagaimana cara menghindari stress dan jenuh akibat virtual
daring bagi para pelajar maupun anak – anak di rumah.
Di antaranya jangan memaksakan pikiran jika sudah capek dan lelah, relaksasi
tubuh, bermain , lakukan kegiatan – kegiatan positif lainnya, belajar melakukan
regulasi diri.
Saya kira beberapa di atas dapat mengurangi tingkat stress pagi para
pelajar.
Di samping itu, sebagai pendidik juga harus ikut andil dalam mengurangi
beban bagi pelajar, seperti halnya menguruangi tugas agar tidak bertumpuk
–tumpuk, membuat materi dan tugas semenarik mungkin, memperbanyak materi
beredukasi. Semua metode itu pendidiklah yang menciptkan, maka sebaiknya
pendidik di beri pelatihan terkait metode pembelajaran daring yang menyenangkan
dan tidak membuat stress.
Dalam belajar kita juga membutuhkan selingan – selingan, tidak harus
selalu menghadap leptop maupun Gadget secara terus menurus, perlu adanya waktu
bermain untuk mengurangi rasa stress dan jenuh.
tetapi semua anak mempunyai cara yang berbeda-beda untuk menghilangkan
stress dan jenuh akibat virtual daring. Di era pandemi saat ini marak
bermunculunan aplikasi – aplikasi yang bisa dimanfaatkan untuk mengibur diri
dari stresnya virtual daring. Salah satunya yaitu aplikasi TIK TOK yang
membuming ketika adanya pendemi. TIK TOK tidak hanya bisa mengurangi stress
akibat virtual daring akan tetapi juga bisa menyalurkan kekreatifitas dari anak
tersebut. Bukan hanya TIK TOK yang bisa dimanfaatkan untuk mengurangi stress
yaitu seperti Instagram, YooTube, Facebook, dan lain sebagianya.
Aplikasi-aplikasi itu dapat kalian manfaatkan untuk sekedar hiburan atau bisa
juga kalian untuk menyalurkan kekreatifitas kalian.
Tambahkan Komentar