Mahasiswa Prodi PAI STAINU
Temanggung
Adanya wabah covid membuat
masyarakat sadar,betapa pentingnya pelaksanaan pembelajaran secara tatap muka.
Dengan pendidikan tentunya kita bisa mendapat ilmu yang begitu banyak seperti
belajar megasah potensi diri, kedisiplinan, kecerdasan, komunikasi dan
bersosial sehingga harapannya nanti seorang yang berpendidikan ketika pulang di
kamung halamanya, mampu menjadi garda
terdepan dalam memberi pelayanan terhadap masyarakat dengan sebaik baiknya dan
pada akhirnya mampu megharumkan bangsa
indonesia kita tercinta.
Namun di tahun 2020 ini
Indonesia megalami keresahan di semua faktor baik ekonomi, pendidikan, mental
yang luar biasa, dengan beredarnya wabah ini menteri pendidikan memutuskan
untuk membuat beberapa aturan tentang pendidikan di era pandemi, dan adanya
peraturan itu tentunya menimbulkan efek positif dan negatif bagi kelangsungan
pendidikan di Indonesia.
Polemik Tak Kunjung Usai
Semua hal pasti ada efeknya
seperti peraturan yang di buat pak menteri yang kini pendidikan tidak dapat
dilaksanakan tatap muka atau daring, yang menimbulkan polemik yang tak berujung
pada dunia pendidikan, Peserta didik misalnya, dengan adanya pembelajaran
berbasis online siswa harus menggunakan handpone ataupun komputer yang
diharapkan bisa tetap belajar, namun karna kurangnya pegawasan sehingga anak
lebih asik bermain game, nonton tv dan mainan di lingkungan rumah sehingga
menjadi bukti kurang maksimalnya siswa dalam belajar.
keadaan ini juga menyangkut
psikologi dan Tingkat kedisiplinan peserta didik menurun, jika biasanya harus
bangun pagi serta bergegas berangkat sekolah, kini bangun tanpa jam yang
menentu, peserta didik lebih susah untuk diarahkan, tertekan dengan keadaan karena
tidak berkumpul dengan teman-teman, belajar hanya pada saat mengerjakan tugas,
tidak mau belajar dengan orang tua sehingga banyak menimbulkan pertengkaran
dengan keluarga.
Begitu pula terjadi pada
psikologi Orang tua, ibu misalnya, mereka banyak mendapat tekanan karena harus
mencuci, memasak, bersih-bersih dan menggantikan posisi guru di rumah
sehingga mengakibatkan permasalahan karena tidak sesuai dengan
bidang kompetennya yang akhirnya cenderung menyalahkan anak dan guru apabila
ada permasalahan dalam bidang pembelajaran.
Belum lagi sang ayah yang
setiap harinya mencarikan nafkah sehingga harus bekerja ekstra untuk memenuhi
kebutuhan keluarga, kebutuhan anak, kebutuhan kuota internet, pengeluaran terus
meningkat sementara pemasukan menurun, hal itu bisa menjadi pemicu timbulnya
permasalahan dalam keluarga, marah, tertekan, stres akan dirasakan orang tua.
Akhiri Polemik
Berkepanjangan
Penulis rasa polemic itu
tidak akan selesai kecuali ada yang mau menyelesaikan dan berani untuk membuat
gerakan terlebih lagi bagaimana seseorang memandang polemic yang sedang
terjadi. Sampai saat ini pemerintah masih belum memperbolehkan kegiatan belajar
mengajar secara tatap muka, akan tetapi peserta didik banyak yang jalan-jalan
ke mall, pasar, tempat wisata tidak dilarang sama sekali dengan dalih megunakan
protokol kesehatan, ini menunjukan kemandegan sektor pendidikan adalah
disengaja, pertanyaan besar muncul “mengapa?” Semua sektor masih berjalan walau
dengan segala keterbatasannya, mengapa belajar tidak boleh? Biarkan sekolah
menggunakan protocol kesehatan yang tidak berbelit-belit asalkan siswa
secepatnya bisa melaksanakan pembelajaran secara tatap muka.
Semua pihak diam dan
menuruti peraturan pemerintah yang sengaja mematikan pendidikan di Indonesia,
penerus bangsa ini sengaja dibuat bodoh dengan dalih peraturan kesehatan, tak
masuk akal boleh keluyuran tapi tak oleh belajar di sekolah. Mungkin seperti
ini bisa 1 sampai 2 tahun atau bahkan 5 tahun kedepan maka jelas para
pemuda-pemudi yang akan meneruskan bangsa ini hanya dicekoki ketakutan dan
ketegangan sehingga mematikan kreatifitas dalam segala bidang. Pendidikan kini
hanya menjadi simbol, masih baik pendidikan 10 sampai 20 tahun yang lalu walau
dengan segala kekurangan fasilitas tapi tetap berjalan.
Untuk mengakhiri polemic
yang berkepanjangan dalam dunia pendidikan adalah dengan memulai kembali
pendidikan yang seperti biasanya, Sebuah harapan muncul dari orangtua peserta
didik dan guru agar bangsa Indonesia lekas sembuh dari sakit yang dibuat anak
bangsanya sendiri, semoga mentri pendidikan bisa memberi kebijakan dan
terobosan agar proses pembelajaran di lakukan secara tatap muka meski dengan
protokol kesehatan.
Meskipun di era pandemi
siswa benar-benar belajar secara merdeka, akan tetapi apakah siswa sudah bisa
memerdekakan belajarnya sendiri? Bisa jadi, tapi yang terpenting adalah
pertemuan antara guru dan siswa yang bisa menambah nilai karakter bagi siswa.
Kalau karakter siswa di Indonesia ini semakin hari semakin surut, nasib bangsa
ke depan perlu dipertanyakan.
Tambahkan Komentar