Oleh Bahrul Ulum
Dari penelitian yang sudah berlangsung di beberapa lingkungan pesantren
di seluruh nusantara, khususnya untuk pesantren berbasis salafiyah atau
pesantren yang masih menerapkan pembelajaran zaman kuno atau pengamalan
ilmu-ilmu dari kitab kuning, bahwa setiap santriwan/santriwati di setiap
pesantren tidak di perbolehkan membawa alat elektronik seperti gadged maupun
laptop dan lain sebagainya, yang dapat menghambat konsentrasi santri di
lingkungan pesantren tersebut.
kenapa di larang keras membawa alat gadget maupun laptop tersebut,
alasannya adalah dikhawatirkan nantinya akan membawa perubahan dan gaya hidup
baru ke santri yang ada di pesantren,padahal dunia pesantren bukanlah wahana
untuk memamerkan fashion,harta benda dan lain segabainya.
santri indentik dengan sifat kepribadiannya seperti tirakat dengan
amal-amalan tertentu yang natinya dapat di jadikan sebagai jurus jitu dalam
dakwah di lingkungan masyarakat dan ada juga sifat tawakal atau pasrah
diri dan tawaduk.Sifat tersebut yang nantinya akan menjadi jalan utama
mendapatkan ilmu yang manfaat,kunci mendapatkan ilmu yang manfaat itu ‘’bukan
seberapa banyak ilmu yang kita dapat akan tetapi seberapa banyak ilmu yang bisa
kita amalkan’’.
maka dari itu pesantren tetap bersi keras melarang santri membawa alat
elektronik berdasarkan untuk penghubung dengan dunia maya.
Teknologi adalah suatu perilaku tindakan informasi dan praktek-praktek
baru yang belum banyak diketahui, diterima dan digunakan atau diterapkan oleh
sebagian warga masyarakat dalam suatu lokasi tertentu dalam rangka mendorong
terjadinya perubahan individu di seluruh warga masyarakat yang bersangkutan
menjadi gaya hidup dan budaya di setiap wilayah tertentu.
Sedangkan para ulama’ memberi julukan SANTRI yang artinya.
( warisan penerus rosul ilahi ) ketika sang penerus tersebut
hilang akan akhlaqul karimah, tawakal, istiqomah, dan qona’ah, santri tersebut akan
sukar mendapatkan ilmu yang berkah dan kemungkinan besar juga akan sukar untuk bisa
meneruskan warisan para rosul dengan ilmu berkah yang tidak bisa di dapat
tersebut, jika ketika menimba ilmu fikiran, gaya hidup sudah terkominasi dengan
gaya hidup dunia maya Semua akan sulit untuk mendapatkan ilmu yang berkah
fidinni wadunnya khatal akhiroh .
Santri dan remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena
tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua.
Seperti yang di jelaskan di kitab taqrib kalau orang awam biasanya
menyebut kitab tersebut di juluki ( takerane urip ) bahwa masa
remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak
lagi memiliki status anak.
Perkembangan Teknologi Dillingkungan Pesantren
Seiring berkembangnya teknologi saat ini,gadget maupun laptop tidak
bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat terutama para remaja. Cepatnya akses
informasi dari berbagai belahan dunia membuat dunia seolah-olah semakin kecil
dan mnyempit dikarenakan kita dapat melihat apa yang sedang terjadi. Masyarakat
Indonesia khususnya, di kalangan pondok pesantren di seluruh nusantara seperti
pondok an-nur 2 malang kemarin yang
mengadakan live striming upacara hari santri nasional 22 Oktober 2020, dengan
beberapa penampilan misalnya ada 1000 penari dan 50 peserta putri pengibaran
bendera merah putih yang di laksanakan di malam hari. Bagusnya lagi yang dapat
di lihat oleh penonton dari penampilan pondok an-nur 2 malang ini adalah
meskipun mereka di lingkungan pesantren akan tetapi mereka tidak kalah dengan
kalangan pendidikan formal dan mereka pun dapat mambuat acara semegeh itu
menyamai pembukaan sea gems yang di laksanakan di lapangan sepak bola senayan
jakarta. Kalangan selain pesantrenpun bahkan memberikan apresiasi kepada pondok
putri an-nur 2 yang dapat melaksanakan event semeriah itu.
Dan masyarakat Indonesia, bahkan seluruh belahan dunia pun dapat melihat acara tersebut lewat media
sosial youtube sangat menakjubkan bukan,mereka tampil eksis di dunia maya dan
dapat di kenal oleh banyak orang maupun lembaga, itu berkat medsos jadi tidak
semua medsos itu buruk tergantung kita yang mengendalikan dan memanfaatkan
jangan sampai kita di budak dan terkontaminasi oleh medsoso. Meskipun para ulama’ membatasi akan kedekatan
kita dengan dunia maya, kita juga tidak bisa meninggalkan ataupun menghindari kemajuan
zaman ini. Kita harus pintar-pintar menyikapi dan mengikuti dengan baik dan
jangan sampai kita terjerumus dengan dunia maya, kita tidak bisa menjauhi
apalagi menolak kehadiran kecanggihan teknologi tersebut, karena zaman modern
ini semua kegiatan di kerjakan dengan mudah karena ada bantuan dari teknologi.
Penggunaan teknologi dengan fitur canggih yang memadai menjadi sulit
untuk dipisahkan dengan kehidupan para remajadan santri. Pembaharuan dan
penyempurnaan gadget yang semakin hari semakin canggih membuatnya semakin
digemari. Contohnya yang sedang tren saat ini yang sedang menjadi momok
dikalangan para remaja adalah WHATSAPP. whatsapp menjadi alat komunikasi
pengganti SMS maupun telepon pada masa kini dengan fitur yang canggih
didalamnya yang dapat mengirim pesan, suara, gambar, maupun file lagu, bahkan
kita dapat bertelvon sambil bertatap muka dengan seseorang yang kita telvont
canggih bukan.
Aplikasi ini digilai oleh kalangan pemuda,masyarakat umum, mungkin juga
para santri juga sudah tergiur dengan indahnya aplikasi whatsapp untuk saling tukar
kabar dengan si doinya disaat liburan pondok canggih bukan.
Tidak hanya itu dengan perkembangan komunikasi yang semakin canggih,
para pelajar dan santri bahkan berbondong-bondong menggunakan gadget maupun
laptop untuk mengakses internet secara cepat. Perkembangan internet dan
informasi yang dapat diakses diinternet membuat para pelajar dan santri mudah
mencari informasi yang mereka inginkan, bahkan dapat membantu
akan hal-hal yang baru, mereka langsung berinisiatif membuat akun
diaplikasi tersebut. Dengan berbincang-bincang melalui media sosial ataupun
messenger mempunyai keseruan tersendiri. Disamping itu para pelajar dan santri
mempunyai uang saku yang terbatas, jika harus mengobrol dicafe, bertemu
langsung atau hanya sekedar menelpon berjam-jam membuat mereka harus
mengeluarkan uang lebih untuk hal tersebut. Dengan menggunakan sosial media
ataupun messenger tersebut mereka akan lebih hemat dalam hal waktu dan uang
mereka.
Dampak Positif Perkembangan Teknologi Dilingkungan pesantren
Dampak positif perkembangan teknologi mempunyai banyak dampak positif
yang dapat dirasakan oleh kalangan santri maupun pelajar yaitu :
Berbekal internet, santri ataupun pelajar dapat mengetahui banyak hal
hanya dengan mengetikkan kata kunci yang dicari dan berbekal dengan internet
para santri ataupun remaja lebih mudah untuk mendapatkan informasi untuk
membantu mereka menyelesaikan pekerjaan rumah ataupun tugas di masa daring di
musim PANDEMI COVID-19 ini.
Dari segi komunikasi, kita dapat menjalin komunikasi kembali dengan pondok-pondok
yang lain. Dengan media sosial ataupun messenger dapat menghubungkan pelajar
dengan banyak orang dibelahan bumi manapun dan dapat menjalin komunikasi secara
baik dengan teman baru pengalaman baru.
Dengan media sosial komunikasi menjadi tidak terputus meski tehalang
jarak yang jauh terpisah antara lautan hingga samudra atlantik sekalipun. Meskipun
lucunya di pondok pesantren komunikasi terhalang oleh tebalnya dinding
pesantren yang menghambat komunikasi antara santri putra maupun putri akan
tetapi di media sosial ini tidak ada batasan. Hubungan pertemanan,
persaudaraan, dan percintaan akan dapat terbina dan terjalin secara manis
romantic dan perfec. Dan lebih baiknya bisa berkomunikasi dengan santriwan
maupun santriwati di pondok pesantren lain.
Dampak Negatif Perkembangan Teknologi Dikalangan Pesantren
Dampak tentunya memiliki dua sisi, postif dan negative. Dampak positif
dan negative dari perkembangan teknologi dikalangan Pesantren hampir berjalan
beriringan, berikut dampak negatifnya :
Munculnya rasa asocial, yang akhirnya ia menjadi lebih nyaman
berhubungan dengan benda mati dari pada berhubungan dengan benda hidup. Apalagi
dia kalau sudah nyaman dengan gadget ataupun internet jadi bermalas malasan
untuk mengaji dan mengikuti kegiatan-kegiatan
yang ada di pondok pesantren.
Pornografi merupakan hal yang cukup dekat dengan dampak negative dari
penggunaan internet. Terlebih dikalangan remaja ataupun santri yang masih
labil, yang akan mengganggap aksi pornografi yang mereka lihat melalui internet
adalah hal yang wajar bagi kalangan remaja akan tetapi tidak di pesantren,
karena di pesantren membuka situs yang berbentuk pornografi sangat di haramkan
yang di khawatirkan mengimajinasi di ruang tertutup dengan TANTEROSA (tangan tengen ro sabun)
astaga jangan sampai itu terjadi di kalangan pesantren.
Tambahkan Komentar