Medan, TABAYUNA.com - Upaya pencegahan sebagai antisipasi masuknya nilai radikalisme baik yang bersifat intoleran maupun terorisme perlu dilakukan oleh seluruh pihak. Hal ini dilaksanakan untuk menjaga persatuan, kesatuan serta keamanan masyarakat, khususnya generasi muda yang menjadi incaran kelompok terorisme. Tiada hentinya, Kepala BNPT kini menyambangi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) di Medan, Sumatera Utara pada Rabu (2/12) pagi.
Rektor UINSU, Prof. Dr. Syahrin Harahap, MA mengapresiasi atas kunjungan dan perhatian Kepala BNPT di bidang pendidikan dan generasi muda dengan dilaksanakannya Silaturahmi Kebangsaan di UINSU. Ia mengatakan pemberdayaan umat dan moderasi beragama menjadi bagian visi UINSU yang diharapkan dapat menjadi implikasi upaya pecegahan di lingkungan kampus.
“Di UINSU ada pusat integrasi ilmu, dikotomi keilmuan, dan agama kami coba integrasikan. Upaya deradikalisasi atau pencegahan sudah kami arahkan sebagai upaya moderasi beragama, semoga kami bisa memberikan kontribusi,” ujar Rektor UINSU.
Dalam kunjungan yang didampingi Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi, Mayjen TNI Hendri Paruhuman Lubis, Kepala BNPT, Komjen Pol Boy Rafli Amar menjelaskan perkembangan terorisme baik global maupun nasional. Penting untuk dipahami bahwasanya ideologi radikal yang intoleran serta menggunakan kekerasan masif digaungkan oleh tokoh terorisme global yang kemudian mempengaruhi perkembangan radikal terorisme di kawasan regional dan nasional. Gelombang tersebut menempatkan generasi muda sebagai rentan terpapar terlebih dengan adanya transisi metode infiltrasi yang dulunya dilakukan secara konvensional hingga digital seperti kondisi saat ini.
“Pergerakan kelompok teror ini tidak bisa dipandang remeh, ideologi kekerasan terorisme yang disemai dibawa ke Indonesia, sudah banyak contohnya dimana anak muda Indonesia terbawa ideologi yang seolah-olah memperjuangkan misi agama, ini karena ajaran tersebut dikembangkan penerus-penerusnya,” ujar Kepala BNPT.
Hal tersebut menunjukkan adanya kerapuhan pertahanan ideologi dari generasi muda. Diperlukan penguatan pertahanan diri generasi muda yang terdiri dari narasi agama dan nasionalisme yang seimbang, sehingga generasi muda dapat membedakan ajakan yang bersifat merusak nilai-nilai kebangsaan.
“Kita harus menjaga dan membekali adik-adik generasi penerus bangsa kita, jangan sampai mereka bisa menganggap tawaran aksi kekerasan sebagai bagian dari agama, agar senantiasa juga memegang teguh 4 pilar kebangsaan uang merupakan titipan warisan luhur pendiri bangsa,” ujar Kepala BNPT. (Tb11).
Tambahkan Komentar