Oleh Dwi Nur Laeli
Mahasiswa PAI STAINU Temanggung
Perkembangan keberagamaan
seseorang memang sangat dominan dipengaruhi faktor lingkungan, terutama
keluarga. Seorang anak akan memahami berbagai konsep abstrak dalam agama
sebagai suatu bentuk yang konkrit. Berkaitan dengan perkembangan kognisi, masa
kanak-kanak adalah masa yang penuh imajinasi. Meskipun anak-anak menerima
ajaran agama secara apa adanya, tanpa memikirkan lebih jauh kebenarannya, bukan
berarti mereka tidak pernah mengajukan pertanyaan mengenai masalah agama.
Beberapa pertanyaan yang
sering diajukan anak-anak seperti Apakah Allah itu seperti manusia biasa?,
Berapa umur-Nya?, Apakah Allah tinggal di langit? Dari beberapa pertanyaan
tersebut anak lebih didorong oleh rasa ingin tahu (curiosity), tidak
menanyakan kebenaran tentang ajaran yang diterimanya. Oleh karena itu sangat
penting untuk memberi pemahaman tentang tuhan kepada anak sejak dini, khususnya
dalam agama Islam yang diperoleh dari orang tua dan lembaga pendidikan, untuk
memperoleh rangsangan kognitif.
Jika seorang anak bertanya “Ayah,
Allah itu laki-laki atau perempuan?” Kita bisa menjawab “Allah itu bukan
laki-laki maupun perempuan, karena Allah bukan seperti manusia.” Selain itu
bisa juga memberikan jawaban sesuai dengan ayat Alquran. Dalam surah ini
dikatakan bentuk Allah SWT itu tidak sama dengan makhluk ciptaanNya. Hal ini
sesuai dengan firman Allah dalam surah Asy-Syura ayat 11, yaitu :
اطِرُ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ
وَٱلۡأَرۡضِۚ جَعَلَ لَكُم مِّنۡ أَنفُسِكُمۡ أَزۡوَٲجً۬ا وَمِنَ ٱلۡأَنۡعَـٰمِ
أَزۡوَٲجً۬اۖ يَذۡرَؤُكُمۡ فِيهِۚ لَيۡسَ كَمِثۡلِهِۦ شَىۡءٌ۬ۖ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ
ٱلۡبَصِيرُ
“(Dia) Pencipta langit dan
bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan
(pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatu
pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”
Jika bertanya kembali “Allah
tinggalnya di mana, Bunda?” bisa diberi jawaban “Allah tinggal di dalam hati kita. Allah selalu
bersama melindungi kita.” Jika ingin memberikan jawaban yang tepat, bisa juga
memberi jawaban dari surah di dalam Alquran surah Al-Hadid ayat 4, yaitu :
هُوَ الَّذِىۡ
خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضَ فِىۡ سِتَّةِ اَيَّامٍ ثُمَّ اسۡتَوٰى عَلَى
الۡعَرۡشِؕ يَعۡلَمُ مَا يَلِجُ فِى الۡاَرۡضِ وَمَا يَخۡرُجُ مِنۡهَا وَمَا
يَنۡزِلُ مِنَ
مَا كُنۡتُمۡؕ
وَاللّٰهُ بِمَا تَعۡمَلُوۡنَ بَصِيۡرٌ السَّمَآءِ وَمَا يَعۡرُجُ فِيۡهَاؕ وَهُوَ
مَعَكُمۡ اَيۡنَ
“Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia
bersemayam di atas ‘Arsy. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa
yang keluar dari dalamnya, apa yang turun dari langit dan apa yang naik ke
sana. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa
yang kamu kerjakan.”
Jawaban ini juga terdapat dalam Alquran surah Al-Baqarah ayat 186, yaitu :
وَاِذَا
سَاَلَـكَ عِبَادِىۡ عَنِّىۡ فَاِنِّىۡ قَرِيۡبٌؕ اُجِيۡبُ دَعۡوَةَ الدَّاعِ
اِذَا دَعَانِ فَلۡيَسۡتَجِيۡبُوۡا لِىۡ وَلۡيُؤۡمِنُوۡا بِىۡ لَعَلَّهُمۡ
يَرۡشُدُوۡنَ
“Dan apabila hamba-hamba-Ku
bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasannya Aku adalah dekat.”
Selain itu bisa mengatakan
bahwa Allah itu bersemayam di ‘Arsy, Allah juga selalu dekat dengan kita. Allah
itu selalu meliputi hati anak yang saleh dan shaleha, termasuk di hati kamu.
Jadi, kekuasaan Allah selalu ada bersamamu di mana pun kamu berada.
Namanya saja anak-anak,
pasti rasa ingin tahunya sangat tinggi, ada saja yang dipertanyakan. Hal
seperti inilah terkadang membuat orang tua ‘bingung’ untuk menjawab berbagai
pertanyaan sang anak yang sedikit ‘absurd’. Sebagai orang tua tentunya ingin
memberikan jawaban yang terbaik karena anak percaya bahwa orang tuanya sebagai
sumber informasi yang kuat.
Ketika anak bertanya
sebaiknya jangan dimatikan dengan berkata, ‘Tanya Ayah sana’ atau ‘Ini urusan
orang dewasa, kamu masih kecil’. Pada akhirnya rasa ingin tahu anak tidak
terpupuk dan anak akan menjadi malas bertanya kembali. Jika sang anak bertanya
hal-hal abstrak atau apapun, disesuaikan saja cara kita menjawab dengan usia
anak dan kira-kira sejauh mana anak paham.
Saat anak usia 3 tahun
bertanya ‘Allah itu siapa?’, ‘Allah itu apa’, kita bisa mulai menjawab ‘Allah
itu yang menciptakan Kamu, Bunda, Ayah, dan bumi serta isinya. Makanya ada
siang ada malam, ada hujan ada panas’. Kemudian jika anak melontarkan pertanyaan
lanjutan seperti, ‘Allah itu ada di mana?’, berada di usia 3 tahun biasanya
anak masih berpikir konkrit. Kita bisa memberi contoh seperti, saat kita meniup
balon dan balon menjadi besar, terus kita lepaskan angin dalam balon dan balon
menjadi kempes. Lewat contoh ini, kita coba beri pengertian Tuhan seperti
udara, kita tidak bisa melihat, menyentuh, tapi kita tahu Allah ada dan kita
bisa merasakan.
Serasa tidak nyambung memang
antara Tuhan dengan udara dan bukan bermaksud menyamakan konsep Tuhan itu
udara. Namun, untuk kemampuan berpikir anak yang masih konkrit dan penuh
imajinsi, sebagai bentuk untuk memberi pemahaman bahwa ada hal yang tidak bisa
mereka lihat dan mereka rasa dan analoginya lewat udara dan balon. Dengan
menjelaskan atau membimbing anak secara perlahan, anak akan memahami dan
menangkap maksud dari hal tersebut.
Adanya tingkat kritisnya
anak-anak zaman sekarang, terkadang sebagai orang tua bisa dibingungkan dengan
pertanyaan anak, harus menjawab apa. Misalnya tidak tahu jawaban dari apa yang
anak tanyakan, sebaiknya kita jawab jujur saja, kalau kita tidak tahu. Yang
bisa kita sampaikan kepada anak adalah, ‘Wah pertanyaan kamu bagus, tapi boleh
tidak kasih Bunda waktu untuk mencari tahu jawabannya? Nanti kalau Bunda sudah
tahu jawabannya, Bunda langsung kasih tahu kamu. Atau Bunda sekarang belum
tahu, gimana kalau kita cari tahu sama-sama,”.
Jawaban yang belum bisa
dijawab bisa dicari bersama sang anak tentang apa yang anak tanyakan. Jangan
lupa kita ajarkan juga cara mendapat link berita terpercaya, bukan yang
hoax. Ketika anak bertanya tentang Allah SWT, mungkin sebagai orang tua akan
bingung dengan jawaban yang bisa dipahami si kecil. Kita bisa hadirkan
eksperimen sederhana dan pengalaman langsung yang bisa anak amati, pemahaman
anak akan menjadi lebih baik. Dengan
contoh yang nyata anak akan lebih bisa menerima pemahaman yang dijelaskan.
Agar sang anak mempunyai
persepsi yang benar tentang agamanya, sebagai orang tua harus memberi jawaban
yang tepat. Selain itu, jangan lupa untuk bertanya kembali kepada anak,
seberapa jauh pemahamannya sehingga orang tua dapat membuka diskusi dengan
anak. Jawaban yang diberikan ketika anak bertanya tentang Allah SWT, terdapat
beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menjawab, sebagai orang tua harus
memahami terlebih dahulu pertanyaan anak, bila perlu tanyakan bagaimana
pemahaman anak. Kemudiah, harus diluruskan jika memang pertanyaan tersebut
salah.
Dengan demikian konsep yang
abstrak seperti Tuhan itu satu, dekat dan berada di mana-mana pada awalnya akan
dipahami anak dengan persepsinya yang masih konkrit. Lama kelamaan, mereka akan
dapat memahaminya secara abstrak. Konsep itu sedikit demi sedikit akan berubah
abstrak sesuai dengan perkembangan kognitifnya. Dikarenakan konsep anak tentang
Tuhan sangat dipengaruhi oleh perkembangan kognitifnya.
Selain itu, jika anak
bertanya tentang Allah SWT, jawaban kita harus disesuaikan dengan perasaan dan
nalar mereka. Jika tidak tentu akan mengalami kesulitan dalam menjawabnya,
karena sebagai orang tua tidak memahami persoalan yang ditanyakan anak. Ketika
menjawab, jawablah dengan lembut sambil menatap matanya. Perlu diingat, anak
usia dini memiliki cara berpikir yang masih konkrit. Jadi, setiap jawaban yang
Ayah dan Bunda berikan hendaknya bersifat konkrit dan sederhana saja.
Tambahkan Komentar