Oleh Panca Ardiyanto
Mahasiswa Institut Islam Nahdlatul Ulama Temanggung
Pada dasarnya, kita sebagai manusia sudah mengataui bahwa
dunia ini diisi oleh bermacam-macam makhluk ciptaan Tuhan, salah satunya adalah
anak berkebutuhan khusus (ABK). Sebagai makhluk yang dianggap paling tinggi derajatnya
diantara makhluk lainnya manusia mempunyai kebutuhan yang kompleks dan paling
banyak.
Dalam hal kebutuhan pendidikan ABK juga memiliki hak yang
sama dengan anak normal lainnya, bahkan ABK juga berhak untuk mendapat
kesempatan untuk meningkatkan pendidikan mereka sepanjang hayat. ABK yang
dimaksud di sini bukan hanya mereka yang memiliki kelainan fisik, emosional,
intelektual, dan sosial saja, melainkan anak yang memiliki bakat dan kecerdasan
istimewa juga dikategoprikan sebagai ABK.
Seorang guru wajib memberi kesempatan bagi anak ABK untuk
menyertakan diri agar medapat pendidikan di sekolah. Pendidikan bagi ABK tidak
hanya bisa dilakukan di sekolah luar biasa (SLB) saja, tetapi di sekolah umum
yang memunkinkan ABK belajar bersama dengan anak yang normal. Sistem pendidikan
seperti ini disebut dengan pendidikan inklusi. Kelas inklusi adalah sebuah
pelayanan pendidikan bagi ABK tanpa adanya pandangan mengenai fisik, sosial,
emosional, dan kondisi lainnya untuk ikut belajar dengan anak normal yang
lainnya.
Dengan diterimanya ABK disekolah umum, maka ABK akan merasa
memiliki rasa percaya diri dan akan merasa lebih dihormati, sehingga diharapkan
ABK akan mampu mengembangkan potensi dirinya untuk mencapai keberhasilan sesuai
dengan kemampuannya. Interaksi sosial dapat memberikan ABK kesempatan tentang
bagaimana berinteraksi dengan orang-orang yang berbeda dengan dirinya.
Dalam pelaksanaan sekolah inklusi membutuhkan sarana dan
prasarana yang banyak, hal ini biasanya yang menjadi penghambat dalam
penyelenggaraan sekolah inklusi, pasalnya sekolah inklusi harus mampu
mengakomodasi semuya kebutuhan ABK.
Keterbatasan ini akan berdampak pada kurangnya pelayanan
yang diberikan sekolah kepada ABK. Masalah utama tidak lengkapnya sarana dan
prasarana sekolah inklusi biasanya karena faktor biaya. Dapat disimpulkan bahwa
lingkungan sekolah inklusi merupakan sebuah pelayanan pendidikan bagi ABK tanpa
memandang kondisi fisik, emosiaonal, intelektual, dan faktor lainnya.
Tambahkan Komentar