Mahasiswa PRODI Ekonomi Syariah INISNU Temanggung
Indonesia dikenal dengan negara yang daerah-daerahnya memiliki
pendapatan dan penghasilan berbeda. Di daerah tertentu, penghasilan yang
menjadi penyokong ekonomi masyarakat dapat berupa hasil kebun, hasil laut, dan
berbagai produk atau kerajinan khas wilayahnya. Salah satu pendapatan daerah
yang sudah masuk dalam kancah nasional hingga ranah internasional adalah
komoditi kopi.
Mengelola kopi dianggap sebagai usaha yang penghasilannya cukup
menjanjikan. Daerah-daerah di Indonesia yang terkenal dengan biji kopi
berkualitas adalah Temanggung (Jawa Tengah), Flores (NTT), Kintamani (Bali),
Priangan (Jawa Barat), Mandailing (Sumatera Utara), dan masih banyak lagi
daerah penghasil kopi dengan biji terbaik.
Tahun lalu saat virus covid-19 mulai muncul di Indonesia, harga
komoditi kopi daerah Temanggung dapat bertahan ditengah pandemi. Padahal, harga
sebagian hasil pertanian melemah karena daya beli pada masyarakat menurun.
Termasuk harga tembakau yang dijadikan sebagai salah satu andalan penghasilan
masyarakat. Hal ini menjadikan pemerintah daerah setempat membuat peraturan
untuk membantu mengatasi permasalah tersebut. Seperti penyerapan pabrik-pabrik
rokok yang kurang maksimal, dan perintah untuk membeli sayuran pada petani
daerah Temanggung.
Dengan stabilnya harga kopi saat pandemi ini, membuat para petani kopi
dan pemerintah mengharapkan panen kopi tahun 2021 mendapat hasil yang
menggembirakan. Produktivitas kopi tahun 2021 diperkirakan akan tetap bagus dan
harganya lebih tinggi. Karena, dalam pengelolaan hasil pertanian ini,
pemerintah juga sudah ikut turun tangan dengan melakukan upaya pembinaan dan
edukasi pada para petani kopi, agar hasil yang diperoleh dapat lebih intensif
dan berkualitas.
Realita Panen Kopi Tahun 2021
Pada awal bulan Juni tahun 2021, sejumlah petani kopi di daerah
Temanggung sudah mulai memanen hasil tanamannya. Namun, sebagian petani
mengeluhkan berbagai hal berkaitan dengan hasil yang didapatkan, harga yang
mulai anjlok, dan cuaca yang tidak menentu. Harga jual kopi kering pada tahun
lalu masih bisa mencapai Rp.23.000/Kg, namun harga jual tertinggi tahun ini
hanya mencapai Rp.20.500/Kg. Harga tersebut dirasa tidak bisa memenuhi biaya
produksi kopi, mulai dari upah petik, pengangkutan, penggilingan, penjemuran,
hingga penyelepan atau pemisahan cangkang dengan biji kopinya. Turunnya harga
jual kopi dikalangan petani dan pedagang, merupakan dampak dari adanya pandemi
yang mengakibatkan pengusaha kopi kesulitan memasarkan biji kopi. Permintaan
terhadap biji kopi mengalami penurunan karena banyak pengusaha kopi seperti
kafe-kafee, dan kedai-kedai kopi berhenti beroperasi/tutup (Sumeks.co,
23/06/21).
Sebenarnya musim panen kopi tahun ini juga terbilang sedikit terlambat.
Biasanya, pada akhir mei hampir seluruh buah kopi yang ada di perkebunan kopi
daerah Temanggung sudah siap petik, tetapi musim petik tahun ini banyak
dilakukan pada pertengahan dan akhir bulan juni. Kondisi tersebut disebabkan
oleh siklus curah hujan yang lumayan panjang dan tinggi pada awal tahun 2021,
sehingga proses pematangan buah kopi sedikit lebih terlambat. Selain masa panen
sedikit lebih terlambat, hasil panen kopi tahun ini juga mengalami penurunan.
Dalam satu lahan perkebunan yang luasnya ±0,2 hektare, hanya bisa menghasilkan
sekitar 2 ton, padahal sebelumnya dapat mencapai 3-4 ton kopi gelondong basah.
Penurunan hasil penen kopi gelondong, dapat disebabkan oleh beberapa faktor.
Para petani kopi mengamati penurunan panen tahun ini dikarenakan cuaca yang
tidak menentu dan kurang mendukung pada saat tanaman berbunga, sehingga banyak
yang rontok dan gagal menjadi buah.
Dilain sisi, tanaman kopi di daerah Temanggung sudah banyak yang tua,
khususnya pada tanaman jenis kopi robusta. Bahkan, terdapat tanaman kopi yang
sudah ada sejak zaman kolonial (Belanda). Tanaman yang demikian sangat perlu
dilakukan perawatan, seperti penyambungan-penyambungan baru. Perawatan seperti
ini pun harus dilakukan secara cermat, yaitu dengan mempertahankan batang
tanaman bagian bawah, kemudian batang bagian atas (batang yang masih muda)
dipotong, lalu disambung dengan batang baru, sehingga produktivitas tanaman
kopi dapat ditingkatkan kembali.
Proses pengolahan kopi oleh para petani selain dari perawatan tanaman,
apabila diinginkan hasil kopi bubuk yang memiliki kualitas cita rasa yang baik,
maka dalam pengeringan/ penjemuran kopi juga harus dilakukan dengan baik.
Meskipun saat ini harga komoditi kopi belum bisa dijamin, produktifitas akan
kopi tetap haruus dilakukan. Karena, kopi merupakan salah satu hasil bumi yang
sudah menjadi unggulan Indonesia, khususnya masyarakat daerah Temanggung. Kopi
asal Temanggung baik itu arabika maupun robusta, sudah banyak menjuarai
festifal-festival kopi yang diselenggarakan diberbagai negara, seperti Amerika
Serikat dan Prancis. Sedangkan di tingkat nasional, sudah berkali-kali pula
kopi asal Temanggung mejadi juara. Hal ini menunjukkan bahwa kopi Temanggung
memiliki cita rasa yang khas baik dari pahitnya, baunya, aromanya, serta
rasanya. Oleh karena itu, menjaga kualitas hasil panen kopi memang sangat
diperlukan. Tidak hanya pada tanamannya, namun juga pada pengolahan menjadikan
beras kopi. Dukungan dari pemerintah terhadap jaringan pemasaran kopi harus
ditingkatkan, agar ekspor kopi bisa dilakukan dengan lancar. Sehingga, dengan kualitas
yang dimiliki, kopi Temanggung bisa bersaing dipasaran dengan jenis kopi
lainnya yang berasal dari daerah manapun.
Tambahkan Komentar