Oleh Nurlatifah
Mahasiswi PGMI INISNU Temanggung
Pendidikan merupakan sebuah bagian
yang tidak mampu di pisahkan dari kehidupan manusia. Dunia pendidikan memang
dituntut di masa depan untuk lebih dekat dengan realitas dan permasalahan hidup
yang sedang atau yang akan datang dalam kehidupan bermasyarakat.
Indonesia sendiri merupakan bangsa
majemuk, yang terdiri atas berbagai suku, ras, budaya dan bahasa. Keragaman
tersebut seharusnya dapat menjadi alat pemersatu bangsa dalam segala aspek
kehidupan, termasuk dalam dunia pendidikan di Indonesia. Namun tidak jarang
keberagaman justru menimbulkan konflik, permasalahan tersebut dikarenakan
adanya intoleransi yang meningkat. Oleh karenanya penanaman jiwa toleransi
dalam pembelajaran yang diselenggarakan dalam suatu sekolah sangat penting.
Sekolah, guru, pendidikan,
merupakan bagian yang saling terintegrasi. Karakter pendidikan tersebut hendaknya
dibangun dengan tujuan siswa mampu menggapainya. Pendidikan toleransi harus
diupayakan sekuat mungkin dan lebih melekat pada jiwa seseorang, dengan
membangkitkan kembali jiwa toleransi yang selaras dengan pendidikan
multikulturalisme.
Toleransi merupakan nilai karakter
yang menghargai atas keberagaman dan kemajemukan. Toleransi sendiri perlu
ditanamkan sedini mungkin termasuk usia sekolah dasar karena pada usia tersebut
anak sensitif terhadap perbedaan yang ada pada dirinya dan orang lain sehingga
perlu diberikan pemahaman terkait cara menghargai dan menyikapi perbedaan
tersebut.
Pendidikan inklusi merupakan suatu
sistem layanan pendidikan yang memberikan kesempatan pada semua anak untuk
belajar bersama di sekolah umum dengan memeperhatikan keragaman dan kebutuhan
individual, sehingga potensi anak dapat berkembang secara optimal (Rachmayana,
2013:89). Pendidikan inklusi memberikan suatu layanan pendidikan yang dapat
mengakomodasikan semua anak tanpa memandang fisik, intelektual, sosial, emosional,
dan kondisi lainya yang tidak sama dengan lingkungannya. Dalam pendidikan
inklusi sendiri anak-anak, sangat perlu ditanamkkan rasa toleransi yang tinggi,
memngingat perbedaan pada diri anak yang satu dengan yang lainnya. Sekolah
inklusi merupakan ciptaan sekolah yang responsif terhadap keberagaman, baik
anak berkebutuhan khusus maupun anak norml dimana mereka bisa menerima
kekurangan mereka dan saling menghargai perbedaan yang ada.
Muncul berita dalam tahun-tahun
yang lalu tentang diskriminasi dan bullying muncul di lingkungan
pendidikan Indonseia, lunturnya nilai-nilai toleransi mengakibatkan hilangnya
sikap toleransi dan menghargai perbedaan. Sehingga membuat masyarakat pada
umumnya dan anak-anak pada khususnya menjadi sulit menerima perbedaan di sekitarnya.
Poin penting penyelenggaraan suatu sekolah inklusi yaitu menekankan adanya
sikap toleransi dan saling menghargai satu sama lain yang terus diajarkan
setiap hari. Karena pada sekolah inklusi, anak berkebutuhan khusus bersanding,
duduk bersama, belajar dan bermain bersama dengan anak normal. Sehingga,
anak-anak harus bisa saling menghargai, menghormati dan saling menolong tanpa
membedakan satu sama lain.
Wujud toleransi pada sekolah
inklusi, tidak hanya tentang saling menghargai melainkan mereka juga saling
berinteraksi dan berkomunikasi satu dangan yang lain. Ketermpilan berinteraksi
dan berkomunikasi sangat menentukan bagaimana mereka saling menghargai, kerena
tanpa berinterksi dan berkomunikasi dengan baik anak tidak akan tahu bagaimana
cara mereka menghargai yang lainnya. Dengan begitu, dalam sekolah inklusi ini
anak berkebutuhan khusus diajarkan bagaimana mereka berkomunikasi dengan baik
pada anak noraml, sehingga mereka dapat berinteraksi sendiri dengan temannya
dan sebaliknya. Anak normal diajarkan untuk dapat berkomunikasi dengan baik
pada anak berebutuhan khusus. Sehingga mereka dapat leluasa berinteraksi dengan
teman-temannya. Dengan begitu anak berkebutuhan khusus tidak merasa
terdiskriminasi oleh teman-temannya yang normal dan lingkungannya.
Selain sikap menghargai,
menghormati, dan berinteraksi juga berkomunikasi, wujud lain dari rasa
toleransi pada lingkungan sekolah inklusi yaitu saling tolong menolong. Untuk
sikap tolong menolong juga perlu ditanamkan pada jiwa anak-anak. Mengingat
pembeda mereka tidak hanya tentang ras, agama serta suku melainkan juga fisik
mereka. Pada sekolah inklusi, baik anak normal maupun anak berkrbutuhan khusus
di libatkan dalam setiap kegiatan. Termasuk anak normal diajak dan dilibatkan
dalam setiap kegiatan yang berhubungan dengan anak berkebutuhan khusus. Sebagai
contohnya, anak normal membantu temannya mendorong kursi roda anak berkebutuhan
khusus untuk berjalan. Tidak hanya itu setiap kegiatan ataupun aktifitas pembelajaran
sekolah maupaun di lingkungan sekolah, anak normal juga diwajibkan membantu
temannya yang berkebutuhan khusus.
Hal tersebut dilakukan agar
menumbuhkan rasa empati pada diri mereka, sehingga meminimalisisir diskriminasi
dan apalagi melakukan bullying terhadap teman mereka anak berkebutuhan
khusus. Selain itu, sikap tolong menolong juga dapat menumbuhkan rasa percaya
diri pada anak berkebutuhan khusus. Karena mereka akan merasakan kasih sayang,
dan diperlakuan yang sama dengan teman yang lain tanpa merasa dibedakan baik
kepada guru maupun kepada temannya, jadi anak berkebutuhan khusu tidak merasa
terdiskriminasi oleh lingkungannya.
Sekolah inklusi merupakan sebagai terobosan
baru bagi dunia pendidikan. Pendidikan inklusi juga dapat dikatakan sebagai
langkah baru yang diambil oleh pemerintah dalam rangka penanaman sikap
toleransi anatar sesama. Karena dalam mewujudkan sikap toleransi dapat didapat
dengan mudah di sekolah inklusi.
Dalam sekolah inklusi, anak
berkebutuhan khusus bergabung dengan anak anak normal dalam kelas reguler, hal
ini dimaksudkan agar siswa anak berkebutuhan khusus dapat belajar berinteraksi
dengan siswa lainnya yang tidak memiliki kebutuhan khusus, dan sebaliknya.
Tujuan utama dari sekolah inklusi sendiri agar anak yang memiliki kebutuhan
khusus tidak terdiskriminasi dan terlabelisasi serta tidak merasa bahwa dirinya
terisolasi oleh lingkungan sekitarnya.
Menghilangkan sikap diskriminasi
dan labelisasi pada anak berkebutuhan khusus merupakan hal yang tidak mudah.
Dalam kurun waktu yang lama, upaya dalam menghilangkan “cap” yang melekat pada
anak berkebutuhan khusus. Dalam “cap” tersebut, anak-anak berkebutuhan khusus
dipandang tidak pantas bersekolah karena
menurut mereka bersekolah tidak akan mengubah hidup anak tersebut menjadi lebih
baik. Tidak sampai disitu, banyak masyarakat beranggapan bahwa anak yang
memiliki kebutuhan khusus tidak pantas bermain dan bergaul dengan
anak-anak yang normal.
Adanya “cap” tersebut, semestinya kita berusaha agar
pikiran-pikiran yang tidak manusiawi tersebut tidak ada lagi dalam masyarakat
maupun di dunia pendidikan. Dan sepantasnya kita malu dan memihak pada mereka
yang memiliki kebutuhan khusus namun memiliki semangat untuk belajar dan berusaha
berubah menjadi lebih baik.
Mengubah cara pandang masyarakat terhadap
anak berkebutuhan khusus dapat menghapus
“cap” yang melekat pada anak berkebutuhan khusus tersebut. Namun bukan hal yang
mudah dengan cara mengubah pikiran dan cara pandang masyarakat, membutuhkan
waku yang tidak sedikit serta menekankan pendekatan yang terus menerus kepada
masyarakat agar “cap” tersebut dapat hilang. Dengan adanya sekolah inklusi
dapat membangun sikap toleransi, menghapus diskriminasi, labelisasi serta “cap”
yang melekat pada anak berkebutuhan khusus.
Pendidikan inklusi merupakan wajah
baru dalam dunia pendidikan di Indonesia, dengan adanya sekolah inklusi anak
berkebutuhan khusus dan anak yang norml bergabung dalam satu kelas tanpa
membeda-bedakan dan memiliki tujuan sama yaitu menuntut ilmu. Dengan demikian,
diharapkan masyarakat dapat menerima bahwa anak berkebutuhan khusus memiliki
haknya untuk mendapatkan pendidikan sama dengan anak normal.
Pentingnya meningkatkan kesadaran
masyarakat dalam siap toleransi tersebut, dapat dilakukan dengan cara
melibatkan masyarakat dalam kegiatan kegiatan yang di selenggarakan pada
sekolah inklusi. Disitu juga anak anak berkebutuhan khusus dapat belajar
berinteraksi dan berkomunikasi dengan masyarakat yang luas, sehingga dapat
mengubah “kesan” baru dalam masyarakat tentang anak berkebutuhan khusus. Tidak
hanya melibatkan masyarakat saja, namun peran pemerintah juga sangat dibutuhkan
dalam pengapusan “kesan” dalam masyarakat tersebut.
Sosialisasi yang berhubungan dengan
anak berkebutuhan khusus dari permerintah juga sangat penting, supaya
masyarakat paham akan berartinya toleransi dalam kehidupan sehari-hari.
Toleransi sangat diperlukan bukan hanya keberagaman agama, ras, suku, budaya
dan bahasa namun juga karena fisik, mental, kecerdasaan seseorang itu juga
berbeda-beda bahkan cita-cita seseorang juga beda.
Melalui wajah baru dunia pendidikan
yaitu pendidikan inklusi, anak-anak diajarkan untuk saling menghormati,
menghargai, dan tolong menolong. Pada pendidikan inklusi toleransi menjunjung
tinggi saling menghargai antara anak berkebutuhan khusus dengan yang anak
normal dan disana anak diajarkan untuk dapat menerima perbedaan pada dirinya
dengan orang lain. Selain mendapatkan pendidikan yang sama dan setara bagi anak
berkebutuhan khusus, pendidikan inklusi menjadi wadah bagi masyarakat umum dan
bagi seluruh pihak yang terkait untuk belajar dan menerapkan sikap toleransi
yang tinggi. Melalui sekolah inklusi, kita dapat menanamkan sikap toleransi
anatar sesama, menghapus labelisasi dan mencegah diskriminasi serta bullying.
Tambahkan Komentar