Oleh Ninda Herlina Rahmawati
Good looking yang akhir-akhir ini menjadi
perbincangan hangat dikalangan pemuda pencari kerja. Pasalnya dibeberapa
perusahaan menjadikan syarat mutlak dalam tawaran pekerjaan. Ini dirasa menjadi
suatu ketidakadilan bagi orang orang diluar sana yang tidak memenuhi
kualifikasi tersebut.
Dalam menentukan kriteria kandidat karyawan pada proses rekrutmen di sebuah perusahaan, faktor kepribadian memiliki peran penting selain kompetensi dan skill yang dimiliki oleh masing-masing kandidat. Namun good looking mucul ditengah tengah masyarakat menjadikan suatu keresahan bagi para calon pekerja. Meskipun rangkaian kata good looking atau berpenampilan menarik ini masih cukup abstrak maksudnya dan bisa saja diperdebatkan, tapi sebagai manusia yang menjunjung tinggi asas tahu diri, rasanya apa yang diinginkan oleh perusahaan itu sudah sama dimengerti oleh semua orang.
Hanya saja akan menjadi tidak etis
jika perusahaan-perusahaan ini kemudian menuliskan : gagah atau cantik, hal ini
dilakukan demi menjaga perasaan orang-orang seperti halnya orang orang yang
tidak masuk dalam kriteria yang dicari. Bagaimanapun asas menghormati dan
menjaga perasaan orang lain perlu untuk dikedepankan. Meskipun pada akhirnya
orang-orang yang dimaksud tetap saja merasa sedikit sakit. Good
Looking seakan menjadi momok tersendiri bagi mereka yang tak masuk dalam
kriteria setiap membuka tawaran-tawaran pekerjaan yang jumlahnya sebenarnya
lumayan cukup banyak, tetapi setelah disaring berdasarkan jurusan yang
dibutuhkan, pengalaman kerja dan tentu saja faktor good looking ini,
jumlahnya akan berkurang drastis.
Beauty privelege atau hak istimewa untuk kaum good looking merupakan istilah untuk menggambarkan
betapa beruntungnya hidup seseorang yang terkesan lebih lancar dibandingkan
orang lain kebanyakan,karena terlahir dengan rupa yang menawan.Berbagai riset
menyatakan bahwa privilege ini akan membuat seseorang lebih bagus karirnya dan
lebih dimaklumi jika melakukan kesalahan. Daya tarik fisik memang berpengaruh
untuk kelancaran karir dan gaji lebih besar. Meskipun sebuah perusahaan lebih
mengutamakan kecerdasan dan attitude ketika merekrut pegawainya,namun tak bisa
dipungkiri bahwa daya tarik fisik memang memiliki kontribusi dalam berkarir
seseorang jadi lancar. Menggingat,Forbesv melaporkan kalau pekerja memiliki
potensi untuk mendapatkan gaji lebih jika punya penampilan menarik atau bereajah
menawan. Berdasarkan riset,jika seseorang memiliki keunggulan dalam
fisiknya,itu cenderung menunjukkan bahwa dia adalah orang yang sehat,cerdas,dan
memiliki kepribadian yang baik.Maka dari itu lah banyak perusahaan yang
memberikan beauty privilege kepada orang berpenampilan menarik(secara tidak
langsung),yang notabene bisa punya gaji lebih besar dari karyawan lainnya. Bahwasanya
ketika ada seseorang yang memiliki wajah menawan,maka itu menunjukkan bahwa ia
selalu mendapatkan asupan nutrisi,bisa menjaga kesehatannya,dan punya
kecerdasan untuk merawat dirinya sendiri(atau dirawat dengan baik oleh orang
yang tinggal dengannya)
Namun ada beberapa perusahaan yang memang mempunyai syarat good looking diantaranya Public Figur,
Sales Promotion Girl ( SPG ), Teller Bank, Pramugari/Pramugara, Model, Bintang
Iklan, Staf Penjualan, Manager Penjualan dsb. Teller bank misalnya memberikan layanan perbankan bagi nasabah
dan atau calon nasabah di sebuah Bank. Fungsi teller menjadi sangat krusial
karena setiap hari petugas teller lah yang langsung berhadapan dengan
nasabah, hal ini tentunya harus di tunjang dengan penampilan yang sempurna
setiap saat bagi semua Teller Bank. Susah di jelaskan karena good looking itu relatif, yang jelas mereka
harus terlihat menarik di mata orang lain dan mereka akan di tuntut tampil
sempurna baik dari sisi fisik, pakaian, dan kelakuan mereka. Berpenampilan
menarik tak harus cantik atau ganteng tapi sesuaikan penampilan dengan apa yang
ada di sekitar , utamakan berdandan rapi. Tetapi fungsi lain juga untuk menarik nasabah agar menjadi nyaman dan semakin
berkembang.
Pemerintah Swedia telah membuat peraturan yang sangat ketat
terkait Undang Undang Anti Diskriminasi. Pemerintah dan warga Swedia sudah
memiliki kesadaran bahwa persyaratan persyaratan yang bersifat fisik merupakan
suatu bentuk diskriminasi tersendiri yang bahkan lebih jauh lagi bisa dianggap
sebagai bentuk rasisme. Pemerintah Swedia sudah sangat menghargai kesetaraan
bagi setiap penduduk yang asli dari Swedia atau Eropa, maupun imigran keturunan
dari Asia, Timur Tengah, Afrika, dan lainnya. Setiap perusahaan di Swedia tidak
boleh membatasi lowongan pekerjaannya berdasarkan syarat fisik seperti
contoh-contoh di atas. Hal ini terbukti dan dapat kita temui pada maskapai
penerbangan di Swedia yang memiliki pramugari dan pramugara dengan beragam
“bentuk” atau penampilan. Ada yang laki-laki maupun perempuan, ada yang muda
maupun tua, ada yang kurus maupun gemuk, dan sebagainya. Ini tentu sangat
berbeda dengan maskapai-maskapai penerbangan di Indonesia yang memiliki para
pramugari dengan “bentuk” atau penampilan hampir seragam, yakni para perempuan
muda yang cukup tinggi dan langsing dengan wajah yang terbilang cukup cantik.
Sebab memang begitulah makna pandangan umum di Indonesia terkait denifisi
“penampilan menarik”.
Mengapa pemerintah Swedia membuat peraturan anti diskriminasi
seperti itu? Sebab pemerintah dan warga Swedia telah memiliki pemahaman dan
kesadaran yang tinggi terkait HAM (Hak Asasi Manusia), yang di antaranya
terkait hak untuk mendapat perlakuan yang sama dan hak untuk mendapat kesempatan
bekerja. Perusahaan manapun di Swedia tidak boleh memberi batasan umur dalam
persyaratan lowongan pekerjaan mereka sebab setiap warga Swedia yang usianya
masih termasuk dalam angkatan kerja berhak bekerja di manapun. Tidak boleh ada
perbedaan kesempatan bekerja antara mereka yang masih berusia 20an tahun dengan
mereka yang sudah berusia 50an tahun. Setiap perusahaan di Swedia juga tidak
boleh memberi batasan hanya menerima pekerja dengan jenis kelamin tertentu
sebab setiap pekerjaan semestinya bisa dilakukan oleh laki-laki maupun
perempuan. Berbeda sekali di Indonesia yang seringkali ditemui lowongan
pekerjaan hanya untuk perempuan ataupun sebaliknya. Menurut saya pekerjaan yang
hanya bisa dilakukan oleh perempuan dan tidak bisa dilakukan oleh laki-laki
hanyalah melahirkan, itu pun jika melahirkan disebut sebagai pekerjaan. Pembatasan
jenis kelamin saja tidak boleh apalagi pembatasan dalam urusan fisik dan
penampilan. Pada umumnya setiap pekerjaan semestinya bisa dilakukan oleh setiap
orang dengan fisik dan penampilan masing-masing. Syarat pekerjaan di Swedia
hanya boleh terkait dengan kemampuan dan keahlian kerja dan proses seleksi
harus bisa dipertanggungjawabkan berdasarkan perbandingan keterampilan para
calon pekerja.
"dunia kerja
memang sangat kejam pada orang yang tidak good looking. Kata kata ini sering muncul dibenak
dan tidak ada ujungnya jika dipecahkan selain dengan kata bersyukur. Bersyukur
atas segala nikmat, kesehatan, kelengkapan, dan masih ada skill yang masih bisa
diusahakan. Tuhan menciptakan kita dengan tampilan yang tidak semua sama seperti
yang lain, memiliki kulit putih, wajah oval, atau sederet bentuk-bentuk fisik
lain yang tentu saja punya nilai plus lebih dibanding dengan tampilan yang
dikatakan tidak masuk dalam kriteria good
looking. Tidak semua perusahaan memilih good
looking sebagai pilihan masih banyak yang
membutuhkan softskill yang masih bisa diasah. Kenyataannya malah banyak posisi pekerjaan lainnya di Indonesia
yang otomatis tertutup bagi orang-orang yang dianggap berpenampilan “kurang
atau bahkan tidak menarik” dan hal itu sudah dianggap sebagai perkara biasa dan
wajar. Sah-sah aja karena tidak ada aturan dari pemerintah Indonesia yang
melarangnya. Kalau menurut Pak Tjiptadinata Effendi, kita tidak berhak memprotes.
Itu adalah hak perusahaan untuk menentukan kriteria orang yang diterima sebagai
karyawannya. Serta jika memang good
looking itu suatu kebutuhan pokok dalam suatu perusahaan maka lebih baik
kriteria dalam suatu perusahaan menyebutkan dengan makna tersirat tak perlu
tertulis agar tetap dapat memagang asas menghormati dan menjaga perasaan orang
lain.
Ingat, jangan terlalu untuk memaksakan diri tampil sempurna tapi cobalah berdandan semaksimal mungkin dan bila fisik kita kurang mendukung harus di akali dengan soft skill yang kita punya.
Tambahkan Komentar