Oleh : Siti Munadah
Mahasiswa PGMI INISNU Temanggung
Kata pemimpin tidak bisa lepas dari
kehidupan manusia karena memang manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai Khalifah
(pemimpin) di muka bumi ini, tidak bisa dipungkiri karena memang manusia
diciptaan oleh Allah sebagai makhluk
yang paling sempurna dengan kesempurnaan akal. Dalam di surat Al Baqarah ayat
30, Allah SWT menjelaskan kepada
malaikat akan menciptakan manusia untuk mengelola bumi. Sehingga terjadi percakapan
antara Allah SWT dan malaikat berkaitan dengan akan diciptakannya manusia di
muka bumi.Dalam percakapan tersebut, malaikat seolah-olah meragukan kemampuan
manusia karena sifatnya yang selalu merusak dan dan kekerasan /peperangan.
Namun, manusia memiliki keunggulan dari makhluk lain,disebut sebagai khalifah
di muka bumi, artinya manusia sebagai wakil atau pemimpin di bumi. Tentunya
tugas ini sangat berat sehingga setiap manusia harus memiliki kemampuan
mengelola alam semesta sesuai amanat yang diemban. Setiap pemimpin akan
dimintai pertanggung jawaban atas segala kepemimpinannya.
Pemimpin merupakan orang yang memimpin ,
baik memimpin secara formal maupun non formal.Misalnya seorang pemimpin
perusahaan, pemimpin dalam suatu daerah, wilayah, negara, atau bisa juga
pemimpin dalam lingkup keluarga..Sebenarnya, setiap manusia merupakan pemimpin,
minimal pemimpin terhadap dirinya sendiri misalnya mengalahkan ego, emosi, dan
hawa nafsu. Dalam Islam seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang
memiliki minimal 4 (empat) sifat dalam menjalankan kepemimpinannya, yakni :
(1)Siddiq (jujur) sehingga ia dapat
dipercaya;
(2) Tabligh (penyampai) atau kemampuan berkomunikasi dan bernegosiasi;
(3) Amanah (bertanggung jawab) dalam menjalankan tugasnya;
(4) Fathanah (cerdas) dalam membuat perencanaan, visi, misi, strategi dan
mengimplementasikannya.
Dapat kita jabarkan dari keempat sifat
pemimpin tersebut bahwa seorang pemimpin harus jujur kepada kelompoknya (yang
dipimpin),harus memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik serta bernegosiasi atau
bisa juga kita artikan bahwa pemimpin yang baik harus terampil berbicara atau
berkomunikasi, mampu menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab, pemimpin
harus cerdas dalam membuat perencanaan, visi, misi, strategi dan
mengimplementasikannya.Secara garis besarnya seorang pemimpin haruslah
berwawasan luas sehingga mampu menata kepemimpinannya dengan baik.
Kalau dalam istilah jawa pemimpin itu harus
ngemong ( mengasuh) tapi juga bisa kita artikan melayani, maka dari itu
seorang pemimpin yang baik seharusnya melayani bukanlah dilayani, sehingga
dengan demikian pemimpin akan memiliki tanggung jawab yang besar karena kesejahteraan
bawahannya itu yang utama, bukan kesejahteraan pribadinya.Kalau kita menemukan
pemimpin yang memikirkan kepentingan bawahannya, maka sebaiknya sikap kita
harus mentaati aturannya, sehingga antara pemimpin dan yang dipimpin mempunyai
timbal balik , sehingga hak dan kewajibannya dari keduanya akan terpenuhi.
Jika empat sifat (
siddiq,tabligh,Amanah,dan fathanah) dimiliki seorang pemimpin,maka kepemimpinan
pun akan menjadi baik, karena selain berilmu pemimpinnya juga berakhlak. Dalam
acara Latihan Kepemimpinan Mahasiswa Tingkat Akhir INISNU Temanggung, rabu 25
Mei 2022 ,Faiz Syauqi, S.IKom , Master Control Room Temanggung TV, menuturkan
“bahwa seorang pemimpin yang baik itu harus berilmu dan berkhidmad, pimpinlah
diri sendiri dulu dengan baik baru menjadi pemimpin orang lain (golongan).Selain
berilmu dan berwawasan luas, seorang pemimpin itu harus mempunyai akhlak yang
baik, sehingga tidak menjadi pemimpin yang semena-mena atau bertindak semaunya”.
Pemimpin memang harus cerdas agar mampu
mewujudkan visi misi kepemimpinan, tetapi di situlah harus diimbangi dengan
akhlak yang baik misalnya jujur, bertanggung jawab,dapat dipercaya dan lain
sebagainya.Apa jadinya jika pemimpin hanya cerdas dan berwawasan luas tanpa akhlak
yang baik sebagai pengemas? Tentunya akan ada pihak yang dirugikan.Sebagai
contoh : seorang pemimpin yang cerdas dan berwawasan luas, akan tetapi akhlaknya buruk maka
pemimpin tersebut akan cenderung lebih mudah melakukan penyelewengan kekuasaan,
misalnya seorang pemimpin yang dengan mudahnya melakukan tindakan korupsi,
Dengan demikian, seorang pemimpin memang harus
cerdas, pintar, dan berwawasan luas, tetapi harus diimbangi akhlak yang baik
pula, sehingga di dalam menjalankan kepemimpinannya akan baik pula, dapat diartikan bahwa pemimpin cerdas tidak menindas,
pintar tidak liar, berwawasan tidak bringasan.Sebaik-baiknya pemimpin ialah
pemimpin yang memberikan pelayanan bukan minta pelayanan.
Tambahkan Komentar