INISNU
Temanggung
Email
: sriatun2002@gmail.com
Pemimpin tertinggi
dalam rumah tangga adalah seorang
laki-lak/suami. Dimana kedudukan suami dalam rumah tangga adalah sebagai kepala
rumah tangga. Kewajiban daripada seorang
kepala rumah tangga selain harus menjaga, merawat, memelihara dan menjamin kebutuhan
istri dan seluruh anggota keluarga lainnya, kepala rumah tangga juga harus
dapat memimpin dan membawa keluarganya
kedalam jalan yang makruf. Sebagai kepala keluarga tidak mudah untuk menjadi
tauladan yang baik untuk istri dan anak-anaknya. Meskipun sulit namun
tanggungjawab sebagai kepala keluarga tetap harus di jalankan sebagaimana
mestinya, sebab menjadi kepala keluarga merupakan amanat besar dari Alloh SWT
yang harus dipertanggungjawabkan kelak.
Tulisan ini bertujuan untuk membahas pentingnya kepemimpinan dalam
membangun mahligai rumah tangga. Pendekatan kualitatif digunakan untuk
mendeskripsikan pentingnya kepemimpinan dalam membangun mahligai rumah tangga.
Hasil temuan dari tulisan ini adalah adanya cara menjadi seorang pemimpin yang
baik, bijaksana, uswatun hasanah, yaitu pemimpin yang memiliki kesadaran
dan pertumbuhan diri. Tanpa adanya kesadaran diri akan sulit bagi seorang
kepala rumah tangga untuk mencapai visi yang akan dicapai bersama dengan istri
dan anak-anaknya. Sementara, pertumbuhan diri
memungkinkan kita menjembatani celah di mana kita berada saat ini dan di mana
kita ingin berada di kemudian hari.
Di lain sisi dampak dari hilangnya kepemimpinan yang
arif akan memunculkan masalah dalam rumah tangga yang terjadi yaitu adanya Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Apabila
keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat mengalami kekerasan, tentu akan
berpengaruh pada kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Oleh karenanya, perlu
dikembangkan pemahaman tentang pentingnya kepemimpinan dalam membangun mahligai
rumah tangga.
Menjadi
kepala rumah tangga tidak semudah membalikkan tangan. Banyak tuntutan yang harus disiapkan secara mental,
emosional, dan material. Sehingga jika
tidak disiapkan dengan matang sebagian
besar banyak yang gagal dalam mengarungi bahtera rumah tangga yang penuh dengan
perbedaan prinsip dan pasang surut dalam rumah tangga. Itulah kenapa banyak
yang takut untuk berkeluarga dan memilih lajang menhindari tanggungjawab dan
berbagai konflik panjang yang ada di dalam rumah tangga.
Integritas
sebagai tolok ukur kepemimpinan dalam rumah tangga yang berhasil yaitu seorang
pemimpin yang mampu memberikan contoh serta teladan yang baik bagi semua yang
mereka pimpin. Dapat menyelaraskan antara perkataan dan tindakan dengan
seimbang. Teladan yang baik tidak hanya diperkataan saja, namun lebih mengena
jika teladan di aplikasikan dalam sebuah tindakan nyata. Istri dan anak akan
melihat langsung tindak tanduk suaminya melalui
tindakan apapun yang dilakukan suaminya.
Kepemimpinan
saat ini akan membuahkan pemimpin masa depan. Kelak dimasa mendatang anak-anak
yang kita pimpin akan menjadi seorang pemimpin, anak akan menjadi pemimpin yang
baik dan bijaksana jika dulu pemimpinnya juga begitu. Sebaliknya anak akan menjadi
pemimpin arogan, sombong, tidak bijaksana manakala dulu pemimpin keluarganya
juga seperti itu. Disini teladan itu sangat penting bagi tindaklanjut pemimpin yang akan datang. Siapa sangka di
kemudian hari anak Anda adalah orang-orang hebat yang menjadi pemimpin yang
berdampak besar bagi dunia dalam organisasi yang mereka pimpin.
Tambahkan Komentar