Oleh: Dian Pratista Febriyani
Mahasiswa Ekonomi Syariah Semester 3 INISNU
Temanggung
Akuntansi merupakan sebuah informasi yang
menjelaskan kondisi keuangan perusahaan kepada pihak-pihak yang membutuhkan
laporan tersebut untuk segala jenis kegiatan dan juga untuk menentukan
keputusan, pengertian akuntansi secara umum. Sedangkan yang dimaksud dengan akuntansi
syariah ialah proses akuntansi yang berdasarkan pada prinsip-prinsip syariah,
baik dalam siklus
akuntansinya maupun
pencatatannya. Lebih jelasnya ialah suatu proses akuntansi untuk
transaksi-transaksi syariah seperti murabahah, musyrakah, mudharabah dan
lainnya.
Pada
prakteknya akuntansi syariah memiliki beberapa prinsip dasar yang membedakannya
dengan akuntansi konvensional. Prinsip tersebut diantaranya ialah prinsip
pertanggungjawaban, prinsip keadilan dan prinsip kebenaran.Karena dasar
yang digunakan dalam akuntansi syariah ialah ilmu syariah, maka prinsip
pertanggungjawaban merupakan salah satu bentuk implementasi hal tersebut. Di mana
setiap hal yang dilakukan oleh manusia harus dipertanggungjawabkan. Secara
kongkret transaksi yang dilakukan seorang pebisnis harus dipertanggungjawabkan,
salah satunya ialah melalui laporan keuangan atau laporan akuntansi yang telah
dibuat oleh akuntan. Prinsip keadilan dalam akuntansi ini memiliki dua
pengertian. Pertama ialah keadilan yang berkaitan dengan praktik moral, yaitu
kejujuran yang merupakan faktor yang sangat dominan. Tanpa kejujuran ini,
informasi akuntansi yang disajikan dalam jurnal dan laporan keuangan akan
menyesatkan dan sangat merugikan masyarakat. Keadlian disini bersifat lebih
fundamental dan tetap berpijak pada nilai-nilak etika/syari’ah dan moral,
pengertian inilah yang lebih merupakan sebagai pendorong untuk melakukan
upaya-upaya dekonstruksi terhadap rupa akuntansi modern menuju pada sistem
akuntansi “alternatif” yang lebih baik. Berkesinambungan dengan prinsip
keadilan, prinsip kebenaran akan menciptakan keadilan dalam mengakui, mengukur
dan melaporkan transaksi-transaksi ekonomi. Contohnya pada aktivitas pengakuan,
pengukuran dan pelaporan yang tentu saja akan berjalan dengan baik jika
dibarengi dengan rasa kebenaran.
Dalam akuntansi konvensional
didasarkan pada menafsirkan dan mengklasifikasikan data. Informasi yang
disampaikan kepada pelanggan adalah prakiraan yang terbaik untuk memastikan
bahwa dia akan berinvestasi dalam sistem tersebut.
Perbedaan lainnya adalah Aktiva dalam
konsep akuntansi konvensional terbagi menjadi dua bagian, yaitu modal tetap
(aktiva tetap) dan modal yang beredar (aktiva lancar), sedangkan di dalam
konsep Islam barang-barang pokok dibagi menjadi harta berupa uang (cash) dan
harta berupa barang (stock), selanjutnya barang dibagi menjadi barang milik dan
barang dagang. Dalam konsep syariah, mata uang seperti emas, perak, dan
barang lain yang sama kedudukannya, bukanlah tujuan dari segalanya, melainkan
hanya sebagai perantara untuk pengukuran dan penentuan nilai atau harga, atau
sebagi sumber harga atau nilai. Konsep konvensional mempraktekan teori
pencadangan dan ketelitian dari menanggung semua kerugian dalam perhitungan,
serta mengenyampingkan laba yang bersifat mungkin, sedangkan konsep syariah
sangat memperhatikan hal itu dengan cara penentuan nilai atau harga dengan
berdasarkan nilai tukar yang berlaku serta membentuk cadangan untuk kemungkinan
bahaya dan resiko. Konsep konvensional menerapkan prinsip laba universal,
mencakup laba dagang, modal pokok, transaksi, dan juga uang dari sumber
yang haram, sedangkan dalam konsep syariah dibedakan antara laba dari aktivitas
pokok dan laba yang berasal dari kapital (modal pokok) dengan yang berasal dari
transaksi, juga wajib menjelaskan pendapatan dari sumber yang haram jika ada,
dan berusaha menghindari serta menyalurkan pada tempat-tempat yang telah
ditentukan oleh para ulama. Laba dari sumber yang haram tidak boleh dibagi
untuk mitra usaha atau dicampurkan pada pokok modal. Konsep konvensional menerapkan
prinsip bahwa laba itu hanya ada ketika adanya jual-beli, sedangkan konsep
syariah memakai kaidah bahwa laba itu akan ada ketika adanya perkembangan dan
pertambahan pada nilai barang, baik yang telah terjual maupun yang belum. Akan
tetapi, jual beli adalah suatu keharusan untuk menyatakan laba, dan laba tidak
boleh dibagi sebelum nyata laba itu diperoleh.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan perbedaan utama antara Akuntansi syariah dan akuntansi
konvensional adalah bagaimana informasi dibagikan. Akuntansi syariah
menyediakan semua informasi dengan jelas kepada prospek, informasi yang
baik maupun buruk. Sedangkan dalam penyajian informasi akuntansi
konvensional yang diberikan hanya informasi pilihan saja.
Tambahkan Komentar