Oleh Tinah Isrofah
Mahasiswi PIAUD INISNU Temanggung
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan ruhaninya agar ia memiliki kesiapan untuk memasuki jenjang pendidikan lebih lanjut. Arah PAUD merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada beberapa peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik, kecerdasan dan sosioemosional.
Perkembangan agama pada masa anak-anak terjadi melalui pengalaman hidupnya sejak kecil, dalam keluarga, di sekolah dan dalam masyarakat lingkungannya. Semakin banyak pengalaman yang bersifat keagamaan dan sesuai dengan ajaran agamanya, akan semakin banyak unsur agama, maka sikap, tindakan, kelakuan dan caranya menghadapi hidup dan kehidupan ini akan sesuai dengan ajaran agama.
Setiap orang tua dan semua guru berkeinginan agar anaknya atau anak didiknya menjadi orang yang baik, mempunyai kepribadian yanag kuat, sikap mental yang sehat, berakhlak mulia dan taat dalam menjalankan ajaran agama. Semua itu dapat diusahakan melalui bimbingan dan pendidikan, baik yang formil di sekolah maupun yang informil di rumah.Hubungan anak dengan orang tuanya mempunyai pengaruh dalam perkembangan agama bagi si anak.
Hubungan hangat antara orang tua dengan anaknya akan dirasakan oleh si anak bahwa ia disayangi dan dilindungi serta mendapat perlakuan yang baik. Keadaan demikian biasanya si anak akan mudah menerima dan mengikuti kebiasaan orang tuanya dan selanjutnya akan cenderung pada agama. Sebaliknya, hubungan yang kurang serasi, penuh ketakutan dan kecemasan, akan menyebabkan sukarnya perkembangan agama pada anak.
Demikian pula halnya dengan guru di sekolah (PAUD), kalau guru agama dapat membuat dirinya disayangi oleh murid-muridnya, maka pembinaan sikap positif terhadap agama akan mudah terjadi. Sebaliknya apabila guru tidak disukai oleh murid-muridnya, akan sukar sekali baginya membina sikap positif anak terhadap agama.
Dalam membimbing dan membentuk anak supaya patuh pada ajaran agamanya sangat diperlukan pembiasaan-pembiasaan dan latihan-latihan yang cocok dan sesuai dengan perkembangan jiwanya. Hal ini karena pembiasaan-pembiasaan dan latihan-latihan tersebut akan membentuk sikap tertentu pada anak. Lambat laun sikap itu akan bertambah jelas dan kuat. Akhirnya tidak tergoyahkan lagi, karena telah masuk menjadi bagian dari pribadinya.
Dalam pelaksanaannya, kemampuan intelektual, emosional dan kondisi fisik anak yang akan didukung dan dikembangkan, tidak dapat disamakan antara satu dengan yang lain, karena mereka berasal dari keluarga dengan perbedaan genetik, pola asuh orang tua, lingkungan, sosial, ekonomi, maupun fitrah Allah yang diberikan kepada anak didik, oleh karenanya pelaksanaan bimbingan dan konseling Islami (BK Islami) pada PAUD berupaya untuk mengantisipasi atau mengambil tindakan preventif terhadap munculnya permasalahan baik yang disebabkan dari dalam diri anak maupun pengaruh dari luar dirinya.
Pendidikan anak usia dini, dalam hal ini, hanya sebatas membantu dan mengarahkan proses tumbuh kembang anak agar lebih terarah dan terpadu. Orientasi pokok pendidikan anak usia dini adalah:
melatih kemampuan adaptasi belajar anak sejak awal
meningkatkan kemampuan komunikasi verbal
mengenalkan anak pada lingkungan dunia sekitar, seperti orang, benda, tumbuhan, dan hewan
memberikan dasar-dasar pembelajaran berikutnya, seperti mengingat, membaca, menulis dan berhitung sederhana.
Pendidikan anak usia dini, secara khusus bukan bertujuan untuk memberi anak pengetahuan kognitfi (kecerdasan intelektual) sebanyak-banyaknya, tetapi mempersiapkan mental dan fisik anak untuk mengenal dunia sekitarnya secara lebih adaptive (bersahabat). Sifat pendidikannya lebih familiar (kekeluargaan), komunikatif (menyenangkan), dan yang paling utama adalah lebih persuasif (seruan/ajakan). Selama dalam proses pembelajaran tidak dikenal istilah-istilah pemaksaan, tekanan atau ancaman yang dapat mengganggu kejiwaan anak. Situasi dan kondisi seperti ini memang sengaja direkayasa dan diciptakan dengan tujuan agar anak mendapat ketenangan dalam belajar, serta mampu mengekspresikan dirinya secara lebih bertanggung jawab.
Pendidik PAUD yang ideal adalah seseorang yang memiliki kompetensi profesional yang terdidik dan terlatih baik, sera memiliki pengalaman yang kaya dibidangnya. Terdidik dan terlatih bukan hanya memperoleh pendidikan formal, melainkan seseorang yang memiliki kompetensi pedagogi yaitu menguasai strategi dan tehnik mendidik, memiliki pengetahuan tentang cara-cara mendidik, maupun membuat rancangan kegiatan ( untuk satu tahun, seminggu dan harian) dan pengetahuan tentang kesehatan, mampu mengorganisasikan kelas. Ia memiliki kompetensi profesional, juga mengetahui bagaimana cara menghadapi berbagai macam permasalahan anak, mulai dari perkelahian antar anak sampai dengan menggiatkan kelompok belajar. Pendidik PAUD merupakan pendidik yang konsisten sekaligus luwes, humoris dan lincah dalam menghadapi kebutuhan, minat dan kemampuan anak. Juga memiliki kompetensi sosial, berinteraksi dengan orang tua, antar sesama pendidik, anak serta masyarakat.
Tujuan utama diselenggarakannya bimbingan dan konseling di lembaga PAUD adalah mengantisipasi atau mengambil tindakan preventif terhadap munculnya perilaku bermasalah tersebut. Dengan demikian, sesungguhnya bimbingan dan konseling tidak hanya diberikan kepada anak didik yang telah bermasalah perilakunya saja, melainkan juga kepada mereka yang tidak berperilaku masalah. Tentunya, mencegah akan jauh lebih mudah daripada mengobati. Asas ini pula yang akan diberlakukan di dalam bimbingan konseling di lingkungan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Dengan kata lain, mencegah munculnya perilaku bermasalah pada anak-anak jauh lebih mudah daripada mengatasi perilaku bermasalah pada orang dewasa.
Tambahkan Komentar