Oleh Risma Kumala Azhari
Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah INISNU Temanggung
Pendidikan merupakan hal yang penting bagi kehidupan manusia. Pendidikan mengalami perubahan, perkembangan dan perbaikan sesuai dengan perkembangan di segala bidang kehidupan. Perubahan dan perbaikan dalam bidang pendidikan meliputi berbagai komponen yang terlibat di dalamnya baik itu pelaksanaan pendidikan di lapangan (kompetensi guru dan kualitas tenaga pendidik), mutu pendidikan, perangkat kurikulum, sarana dan prasarana pendidikan dan mutu manajemen Pendidikan termasuk perubahan dalam metode dan strategi pembelajaran yang lebih inovatif. Upaya perubahan dan perbaikan tersebut bertujuan membawa kualitas pendidikan Indonesia lebih baik.
Pendidikan dilakukan melalui proses belajar yang bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi yang ada pada diri manusia secara optimal baik aspek kognitif, efektif, dan psikomotorik. Pada dasarnya pembelajaran merupakan upaya untuk mengarahkan siswa ke dalam proses belajar sehingga siswa dapat memperoleh tujuan belajar sesuai yang diharapkan yaitu merubah kondisi anak dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak paham menjadi paham, serta dari yang berperilaku kurang baik menjadi baik. Proses pembelajaran merupakan komponen pendidikan yang melibatkan peserta didik dan guru. Seorang guru mempunyai tugas mendidik, mengajar dan menyampaikan materi-materi pelajaran dengan macam-macam metode pembelajaran yang menarik sehingga meningkatkan semangat siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Kearifan siswa merupakan satu unsur penting dalam tercapainya standar nasional pendidikan diatas. Dengan hal tersebut hendaknya pembelajaran sekolah dapat menjadikan siswa berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan. Keaktifan belajar adalah segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri. Baik dalam bentuk interaksi antar siswa maupun siswa dengan pengajar dalam proses pembelajaran melalui cara-cara belajar aktif menuju belajar mandiri.
Model pembelajaran peer teaching
Sejarah pear teaching dimulai sejak zaman Yunani kuno oleh Aristoteles dan meluas hingga berkembang menjadi sistem pendidikan yang modern. Pear teaching memiliki berbagai macam bentuk serta dilaksanakan dalam bentuk yang berbeda pula, namun patokan dasarnya sangat jelas yakni menciptakan suasana belajar dimana siswa mampu melakukan berbagai tugas untuk membantu siswa lainnya dalam proses pembelajaran. Inti dari model pembelajaran ini adalah siswa membantu siswa untuk belajar. Model pembelajaran ini dikembangkan sebagai variasi dari pendekatan instruksi langsung, jadi pelaksanaan pembelajaran oleh teman sebaya dengan pembelajaran instruksi langsung pada dasarnya hampir sama, yang membedakan hanyalah cara penyampaiannya di dalam kelas.
Peer teaching adalah suatu model pembelajaran di mana antar peserta didik saling membelajarkan temannya sendiri, mereka terlibat dalam suatu interaksi edukatif, diskusi untuk menguasai materi, menyampaikan kepada kelompoknya, menjawab pertanyaan dari teman sekelompoknya. Aktivitas pembelajaran terletak pada peserta didik, peran guru dalam hal ini sekedar sebagai fasilitator atau mengatur bagaimana kondisi ini dapat berlangsung.
Dalam peer teaching, tutor harus memperhatikan dengan baik presentasi tugas yang diberikan oleh guru, berkonsentrasi dalam mengawali latihan, memiliki keterampilan komunikasi verbal yang baik ketika memberikan arahan dan timbal balik, dan mengetahui kemampuan dirinya. Learner harus bisa menerima komentar dari tutor, bertanya jika apa yang disampaikan oleh tutor tidak jelas, dan rajin berlatih di bawah pengawasan tutor. Dari situ siswa mampu mengembangkan hubungan timbal balik satu sama lain berdasarkan tanggung jawabnya masing-masing.
Untuk menjadi tutor yang baik, siswa harus mengetahui kunci dalam memperagakan sebuah petunjuk gerakan dan memahami hubungan antara petunjuk yang diberikan dengan hasil latihan yang diharapkan. Satu hal yang membuat peer teaching berbeda dengan belajar bersama adalah adanya tingkatan di mana tutor dipersiapkan dan dilatih untuk menjadi guru. Agar model pembelajaran pear teaching ini menjadi model yang paling efektif guru harus membantu tutor untuk memahami dan melakukan berbagai hal yang memerlukan tanggung jawab. Adapun perencanaan pelatihan yang baik bagi tutor sebagai berikut: penjelasan tujuan pembelajaran, yang diharapkan dari tutor (apa yang harus dan tidak harus dilakukan), pemberian tugas dan mengecek pemahaman, cara membahas kesalahan dengan learner, cara memuji yang baik, cara memeriksa kemampuan dan penyelesaian tugas, mengetahui kapan waktunya bertanya. Penting untuk diingat bahwa model peer teaching hanya memperbolehkan tutor untuk memimpin dalam porsi kecil dari keseluruhan proses instruksional, guru harus tetap mengontrol pembuatan keputusan serta memimpin sebanyak dalam metode pembelajaran instruksi langsung.
Teori pembelajaran sosial menyatakan bahwa manusia belajar dengan cara berinteraksi dengan lingkungannya, khususnya interaksi dengan manusia lainnya. Kita belajar dari orang lain dengan cara meniru, mendengarkan, berbicara serta mengamati tingkah laku orang lain. Teori tersebut berdasarkan tahapan psikologi, dengan menekankan pada peran manusia lain dalam proses pembelajaran. Bentuk interaksi siswa dengan siswa dalam modal pembelajaran bir teaching memperlihatkan peranan penting seseorang dalam proses pembelajaran manusia.
Manfaat model pembelajaran peer teaching
Anjuran untuk menggunakan metode peer teaching juga karena adanya pembelajaran sosial. Baik tutor maupun learner, keduanya akan saling tergantung satu sama lain, di mana hal tersebut tidak akan muncul jika menggunakan metode pembelajaran yang lain. Peer teaching telah terbukti menjadi strategi pembelajaran yang efektif dalam mengembangkan interaksi dan keterampilan sosial, motivasi dan pengembangan diri.
Manfaat lain yang diperoleh dari strategi pembelajaran peer teaching ini adalah siswa yang menjadi guru akan selalu mengadakan evaluasi terhadap dirinya baik terutama dalam hal yang berkaitan dengan aktivitas kognitif seperti menyimpulkan, bertanya, mengklarifikasi dan memprediksi dengan begitu kemampuan kognitif siswa boleh jadi dapat meningkat. Model pembelajaran peer teaching secara signifikan mampu meningkatkan kemampuan kognitif siswa dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.
Peer teaching learning dengan beragam jenisnya mampu membuat siswa lebih aktif belajar, dan lebih punya kesempatan untuk merespon atau memberikan umpan balik terhadap informasi yang diberikan serta penguatan terhadap pengetahuan yang telah diberikan. Dengan partisipasi belajar yang tinggi sangat memungkinkan siswa memperoleh hasil belajar yang tinggi pula dan dapat menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Pear teaching telah terbukti menjadi strategi pengajaran yang efektif dalam meningkatkan kualitas waktu pembelajaran, meningkatkan aktivitas jasmani, meningkatkan keterampilan bergerak, meningkatkan perilaku hidup sehat, mengembangkan interaksi dan keterampilan sosial.
Tambahkan Komentar