TABAYUNA.com – Berikut contoh Khutbah Idul Fitri tentang substansi kembali ke fitri lengkap beserta dalil-dalilnya:
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji bagi Allah, yang dengan pertolongan-Nya kita dapat menyelesaikan ibadah puasa selama bulan suci Ramadhan. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم, keluarga, dan para sahabatnya.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Hari yang fitri ini merupakan momen yang istimewa. Setelah berjuang melewati bulan Ramadhan dengan ibadah puasa, kita semua berkumpul di sini untuk merayakan kemenangan spiritual kita. Idul Fitri bukan hanya tentang merayakan keberhasilan menahan lapar dan haus, namun juga sebagai momentum untuk merenungkan dan merefleksikan makna sesungguhnya dari fitrah.
Fitrah, pada hakikatnya, adalah keadaan asli manusia yang bersih dari dosa dan kesalahan. Fitrah itu sendiri mewakili kesucian batin yang Allah anugerahkan kepada setiap manusia. Namun, seiring berjalannya waktu dan pengaruh lingkungan, fitrah ini bisa terlupakan atau tercemar.
Oleh karena itu, kembali ke fitrah merupakan sebuah panggilan untuk menyucikan diri dari segala kesalahan dan dosa yang telah menumpuk selama ini. Kembali ke fitrah mengajarkan kita untuk merawat kebaikan bawaan dari Allah, dan meninggalkan kebiasaan buruk yang telah menyelimuti hati.
Allah berfirman dalam Al-Qur'an:
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَتَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
"Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." (QS. Ar-Rum: 30)
Hadirin yang dirahmati Allah,
Di tengah-tengah kehidupan yang penuh dengan godaan dan cobaan, kembali ke fitrah membutuhkan keteguhan hati dan kesungguhan dalam menjaga kebaikan. Tapi kita tidak sendirian dalam perjalanan ini. Allah selalu memberikan petunjuk-Nya melalui Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah صلى الله عليه وسلم.
Mari kita ambil pelajaran dari hadis Rasulullah صلى الله عليه وسلم yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَا مِنْ مَوْلُودٍ إِلَّا يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ، أَوْ يُنَصِّرَانِهِ، أَوْ يُمَجِّسَانِهِ، كَمَا تُنْتَجُ الْبَهِيمَةُ بَهِيمَةً جَمْعَاءَ هَلْ تُحِسُّونَ فِيهَا مِنْ جَدْعَاءَ»؟ قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ وَاحِدَةً تُحَدِّثُهَا؟ قَالَ: «أَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ، أَوْ يُنَصِّرَانِهِ، أَوْ يُمَجِّسَانِهِ».
"Setiap anak yang dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanya yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi. Seperti hewan yang dilahirkan sempurna. Apakah kalian lihat pada hewan itu ada yang dipotong-potong?" Mereka berkata, "Wahai Rasulullah, apakah ada hewan yang dipotong-potong itu?" Beliau menjawab, "Kedua orang tuanya menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi."
Hadirin yang dirahmati Allah,
Dari hadis ini, kita memahami bahwa fitrah manusia adalah fitrah Islam, yaitu fitrah kepercayaan kepada Allah yang murni. Kembali ke fitrah berarti kembali kepada keimanan yang benar, meninggalkan segala bentuk penyimpangan dan kesesatan.
Di akhir khutbah ini, mari kita berjanji kepada diri sendiri untuk menjaga fitrah kita sepanjang tahun, bukan hanya pada bulan Ramadhan. Marilah kita bertaubat kepada Allah atas segala kesalahan dan dosa yang telah kita lakukan, dan bersungguh-sungguh menjalani hidup sesuai dengan petunjuk-Nya.
Semoga Allah menguatkan kita dalam menjalankan agama-Nya dengan ikhlas dan istiqamah. Taqabbalallahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum. Eid Mubarak.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Semoga khutbah ini dapat memberikan inspirasi dan pedoman bagi Anda dalam menyampaikan pesan tentang substansi kembali ke fitri di Idul Fitri.
Tambahkan Komentar