Semarang, TABAYUNA.com
– Bertempat di Aston Inn Pandanaran Semarang, Badan Penanggulangan Terorisme Nasional (BNPT) melakukan kegiatan Monitoring Pelibatan Masyarakat dalam Pencegahan Terorisme Melalui FKPT Jawa Tengah pada 24-27 Juli 2024 bertajuk “Bersama Kita Tingkatkan Kinerja Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Tengah.”

Dalam laporannya Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Tengah Prof. Dr. Syamsul Ma’arif melaporkan bahwa banyak sekali capaian kinerja pengurus FKPT Jawa Tengah yang bersifat mandatori dan non-mandatori.

Untuk Bidang Agama, Sosial, dan Budaya kegiatan mandotorinya adalah Gembira Beragama: Gerakan Muda Bangga Bernegara dan Beragama, Bidang Pendidikan dan Pemuda kegiatannya adalah Youth Of Indonesia (Yoi) Pelibatan Pelajar SMA Sederajat dalam Rangka Pencegahan Paham Terorisme, Bidang Penelitian dan Pengkajian Coaching Mandiri "Penelitian Survei Indeks Potensi Radikalisme (IPR) dan Indeks Risiko Terorisme (IRT)".

Sementara untuk kegiatan non-mandatori telah terlaksana dengan beragam bentuk. "FKPT Jawa Tengah kinerjanya 24 jam non-stop. Bahkan tengah malam ndodok lawang (mengetuk pintu), dari ormas-ormas, kordinasi lintas institusi, dan bahkan forum yang ingin melakukan demonstrasi pada kelompok tertentu," katanya.

Ke depan, katanya, FKPT Jawa Tengah harus menguatkan narasi-narasi dan literasi yang kuat, seperti rencana pembuatan jurnal ilmiah ke depan. “Beberapa buku sudah kami terbitkan ber-ISBN termasuk Kearifan Kiai Polisi Tangkal Terorisme itu istilah dari saya,” jelasnya.

Beberapa dokumentasi kegiatan non-mandatori menjadi narasumber di TVRI, Dialog Interaktif RRI bertajuk "Tantangan Penguatan Moderasi dan Internalisasi Kearifan Lokal di Kluster Pendidikan" pada 9 Februari 2024, seminar pencegahan radikalisme, webinar kebangsaan dalam menangkal radikalisme dan terorisme ISNU Kota Semarang, menjadi narasumber Diklat Ekatama "Satuan Garda Nasional Garda Dipowongo Satuan Kota Pekalongan", Kajian Majas (Majelis Jamaah Subuh) di Masjid Affa Ulya Estetika, Pengajian dan Berbuka Berama Insan OJK dengan tema Integritas dari Sudut Pandang Islam pada 27 Maret 2024, Diseminasi dan Pelatihan Cergah Terorisme Bersama Yayasan Prasasti Perdamaian, Seminar Internasional membangun harmoni kerjasama dengan Perguruan Tinggi, Peace Camp Lintas Iman di Salatiga 3-4 Maret 2024 Kolaborasi dengan Pusat Studi Ilmu Agama dan Budaya (PSIAB), dan lainnya.

"Pengurus kami juga aktif menulis di media massa nasional dan local yang membawa nama FKPT Jawa Tengah," beber dia.

Dijelaskannya, FKPT Jawa Tengah sebagaimana tugas pokok dan fungsinya, siap melaksanakan tugas dan kegiatan mandatori dari BNPT maupun non-mandatori melalui kerjasama, koodinasi dan menjalin hubungan baik dengan Pimpinan Daerah, elemen masyarakat dan stakeholders terkait untuk menggugah kesadaran masyarakat melawan ancaman terorisme di Jawa Tengah secara berkelanjutan, terukur, dan sesuai dengan kearifan lokal.

Selain Prof. Dr. Syamsul Ma’arif, M.Ag., hadir Siti Maemunah, M.S.I., Bendahara FKPT Jateng, Ahmad Ro’uf, M.Pd., Sekretaris FKPT Jateng, Dr. Hamidulloh Ibda, M.Pd Kabid Media, Hukum dan Humas, KH. Hudalloh Ridwan, Lc., Kabid Agama, Sosial dan Budaya, Dra. Atiek Surniati, M.Si., Kabid Perempuan dan Anak, Nanang Qosim, M.Pd., Kabid Penelitian dan Pengkajian, Rahmad Winarto, M.H., Kabid Pemuda dan Pendidikan, Usfiyatul Marfu’ah, M.S.I., Staf Keuangan, Fatkhur Rohman, S.Ag., Staf Administrasi dan Umum. Hadir juga Kepala Subdirektorat Pemberdayaan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Kolonel (Sus) Dr. Harianto, S.Pd., M.Pd., dan Subkoordinator Penelitian dan Evaluasi Subdit Pemberdayaan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Teuku Fauzansyah, S.S., M.S.I.

Sementara itu, KH. Hudalloh Ridwan, Lc., Kabid Agama, Sosial dan Budaya menambahkan bahwa terdapar catatan dan poin yang dialami dan direflekesikan selama kepengurusan ini. “Saat ini terjadi iswa’iyah (kalang kabut di dalam pemaknaan, nilai, keadilan, demokrasi, moderasi), dan ini menjadi sumber masuknya faham-faham radikalisme. Seperti contoh antara moderasi dengan wasatiyah. Akademisi sering menyebut moderasi dan wasatiyah sama, namun tidak dilihat bahwa keduanya berbeda,” katanya.

Kalau wasatiyah, katanya, pada intinya sebuah faham, perangkat epistemologis untuk membaca nilai itu dari Al-Quran. “Wasatiyah tidak lahir dari konflik agama, dia turun sudah suci. Berbeda dengan moderasi beragama, itu lahir karena adanya konflik agama,” kata Gus Huda.

Seperti contoh lagi demokrasi di Indonesia disamakan dengan konsep syuro. “Syuro dengan demokrasi berbeda, sedangkan demokrasi dipraktikkan di Indonesia dengan contoh praktik baik dari negara-negara Barat,” paparnya.

Aspek lain adalah lemahnya titik temu antara institusi-institusi negara. Mereka memiliki pemahaman-pemahaman berbeda. Kayaknya sama, tapi pemaknaan, perspektif, imajinasinya berbeda-beda.

Seperti contoh moderasi beragama, lanjutnya, harusnya dipraktikkan bukan mengurangi dosis agama, namun mendalami dan menguatkan agama masing-masing agar semakin harmoni.

Di sisi lain, terdapat pendekatan kepada masyarakat dan stakeholders sangat berat jika memakai baju FKPT, namun kita praktikkan dengan baju kita, idiom-idiom kita, tradisi-tradisi kita sehingga bisa melebur.

“Ketidakberdayaan masyarakat menjadi salah satu sumber lahirnya pemahaman-pemahaman yang melenceng, dari sini akan lahir sikap-sikap yang tidak toleran. Ini terjadi karena faktor ekonomi, faktor kesenjangan, dan bentuk lain,” jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Kepala Subdirektorat Pemberdayaan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Kolonel (Sus) Dr. Harianto, S.Pd., M.Pd., mengapresiasi capaian kinerja FKPT Jawa Tengah. “Dari awal, kita dan staf, kita niatkan untuk ngangsu kawruh dari semuanya, termasuk FKPT Jawa Tengah. Kami juga menegaskan bahwa ketika ada monitoring wajib ain untuk hadir,” katanya.

Kami mengapresiasi yang setinggi-tingginya atas capaian FKPT Jawa Tengah, katanya, ini adalah bentuk sinergi dan kolaborasi yang maksimal dengan berbagai kendala. “Peran dari Bapak dan Ibu ini sangat ditunggu di wilayah Jawa Tengah,” lanjutnya. (Tb13).

Bagikan :

Tambahkan Komentar