Semarang, TABAYUNA.com - ASNA: Jurnal Kependidikan Islam dan Keagamaan membuka kesempatan bagi para akademisi, peneliti, dosen, guru, dan praktisi pendidikan Islam untuk berkontribusi dalam edisi terbarunya melalui Call for Papers. Jurnal ini diterbitkan secara berkala oleh Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Jawa Tengah dan menjadi wadah publikasi ilmiah dalam bidang keislaman dan kependidikan yang berbasis riset dan kajian akademik.

Editor In Chief ASNA: Jurnal Kependidikan Islam dan Keagamaan Hamidulloh Ibda mengatakan bahwa ASNA memiliki focus and scope yang mencakup lima bidang utama, yaitu Islamic Studies, Islamic Education and Management, Islamic Art and History, Islamic Philosophy, serta Islamic Theology and Mysticism. "Beragam topik dalam lingkup tersebut dapat dikaji dari sudut pandang teoritis maupun praktis, baik secara individual maupun kolaboratif lintas institusi," katanya, Senin (9/6/2025).

Pengelola jurnal mengundang para calon penulis untuk segera melakukan registrasi melalui laman: https://ejournal.maarifnujateng.or.id/index.php/asna/user/register

Untuk menjaga keseragaman dan kualitas naskah, penulis diwajibkan menggunakan template artikel yang telah disediakan dan dapat diunduh melalui tautan berikut: Download Template Artikel.

"Jurnal ASNA berkomitmen untuk menghadirkan karya ilmiah yang berkualitas, inovatif, dan relevan dengan perkembangan studi Islam kontemporer. Naskah yang masuk akan melalui proses seleksi ketat dan penelaahan sejawat (peer-review) oleh tim reviewer yang kompeten di bidangnya," kata Ibda.

Pihaknya menginformasikan, bahwa penerimaan naskah dari 1-25 Juni 2025 sekaligus proses review, 25-30 Proofreading, dan 30 Juni 2025 publish.

Segera kirimkan artikel terbaik Anda dan jadilah bagian dari penguatan literasi akademik Islam yang berkelanjutan dan bermutu. Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi situs resmi jurnal atau hubungi redaksi melalui menu kontak yang tersedia di laman tersebut. (tb44/Sul)


Jepara, TABAYUNA.com
— Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama (LP Ma’arif NU) PCNU Kabupaten Jepara menyelenggarakan Workshop Pengelolaan dan Optimalisasi Website yang ditujukan bagi guru dan staf dari berbagai madrasah di bawah naungannya. Kegiatan tersebut merupakan kemitraan antara LP. Ma'arif NU PCNU Jepara dengan Universitas PGRI Semarang melalui kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM). Kegiatan ini berlangsung pada Senin, 9 Juni 2025, bertempat di aula Kantor LP Ma’arif NU PCNU Jepara, dan dimulai pukul 09.30 hingga 12.39 WIB.


Sebanyak 58 peserta dari jenjang Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), hingga Madrasah Aliyah (MA) hadir dan mengikuti kegiatan ini dengan penuh antusias. Mereka merupakan perwakilan dari satuan-satuan pendidikan yang selama ini bernaung di bawah LP Ma’arif NU PCNU Jepara.


Workshop ini diselenggarakan sebagai bagian dari upaya LP Ma’arif NU Jepara untuk meningkatkan kapasitas guru dan tenaga kependidikan dalam memanfaatkan teknologi informasi, khususnya dalam pengelolaan website lembaga. 


Dalam sambutannya, Ketua LP Ma’arif NU PCNU Jepara Mualimin menyampaikan bahwa di era digital seperti saat ini, setiap lembaga pendidikan dituntut untuk memiliki wajah digital yang aktif dan profesional. Website, menurutnya, bukan sekadar media informasi internal, melainkan juga menjadi etalase publik yang mencerminkan identitas, kegiatan, dan keunggulan lembaga di mata masyarakat.


Selama kegiatan berlangsung, peserta mendapatkan pembekalan mengenai dasar-dasar pengelolaan website berbasis Content Management System (CMS), strategi dalam menyusun dan menyajikan konten yang informatif dan menarik, serta pengenalan teknik dasar Search Engine Optimization (SEO) agar informasi yang dipublikasikan lebih mudah ditemukan di mesin pencari. Tidak hanya teori, peserta juga terlibat langsung dalam praktik pengelolaan laman website madrasah mereka masing-masing, mulai dari menambah berita kegiatan, memperbarui profil lembaga, hingga mengunggah dokumentasi visual.


Suasana workshop berlangsung interaktif. Banyak peserta yang memanfaatkan sesi diskusi untuk bertanya mengenai tantangan yang mereka hadapi dalam pengelolaan website madrasah, terutama terkait keterbatasan SDM dan teknis pengelolaan. Para narasumber pun memberikan panduan praktis yang aplikatif, agar website madrasah dapat dikelola secara berkelanjutan dan tidak hanya aktif pada saat-saat tertentu saja.


Melalui kegiatan ini, LP Ma’arif NU Jepara menegaskan komitmennya untuk mendorong setiap madrasah memiliki kemandirian dalam mengelola media digital. Harapannya, ke depan, website madrasah dapat menjadi pusat informasi yang aktual, sarana promosi yang efektif, sekaligus wadah dokumentasi kegiatan pendidikan Islam yang unggul, terbuka, dan responsif terhadap perkembangan zaman.


Workshop ini juga menjadi bagian dari program strategis LP Ma’arif NU Jepara dalam mendukung transformasi digital di lingkungan pendidikan, khususnya madrasah, agar tidak tertinggal dalam arus perkembangan teknologi informasi yang terus bergerak cepat. (*)


Solo, TABAYUNA.com
-  Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) bekerjasama dengan United Nations International Children's Emergency Fund (UNICEF) mengadakan Pertemuan Konsultasi Daerah Pedoman Teknis Penyelenggaraan Perlindungan Anak dari Jaringan Terorisme di Kota Surakarta pada Selasa (3/5/2025). 


Kegiatan tersebut untuk menghimpun masukan positif dari pemerintah daerah, tokoh masyarakat/agama, akademisi dan organisasi masyarakat sipil di area Provinsi Jawa Tengah yang konsen pada isu-isu radikalisme serta terorisme. 


Acara itu menghadirkan pembicara dari Direktur Kerjasama Regional dan Multilateral BNPT, perwakilan Kesbangpol Provinsi Jawa Tengah, Kabid PHAPKA DP3AP2KB Kota Surakarta dan LPA Klaten. Materi yang disuguhkan pada peserta pertemuan yakni mengenai Pendekatan Program Berbasis Komunitas dalam Upaya Pencegahan Kekerasan; Peran Kesbangpol Provinsi Jawa Tengah dalam Pencegehan Ekstremisme Radikalisme; Perlindungan Anak dari Jaringan Terorisme; serta Penanganan Kasus-Kasus Terkait Jaringan Terorisme Dan Upaya Pencegahan. 


Pada pertemuan tersebut para peserta diajak membahas perihal proses radikalisasi menuju kekerasan berbasis ideologi dan praktik-praktik perlindungan anak dari jaringan terorisme hingga paparan usulan kebijakan melalui model ekologi sosial dan pendekatan sistem. Peserta juga diminta aktif memberikan usulan dengan Flowchart yang menggambarkan peran pemangku kepentingan, khususnya DP3A Provinsi dan UPTD PPA dalam penyelenggaraan perlindungan anak dari jaringan terorisme di tingkat provinsi hingga kabupaten maupun kota. Selain itu peserta juga memberikan usulan kebijakan atau langkah yang dibutuhkan untuk tingkat provinsi dan kabupaten agar anak terlindungi dari jaringan terorisme. 


Perlu adanya pemetaan peran dan praktek partisipasi anak dan masyarakat dalam pencegahan dan penyelenggaraan perlindungan anak dari jaringan terorisme yang melibatkan berbagai pihak agar anak-anak Indonesia tidak “terkontaminasi” oleh jaringan terorisme. 


Dalam paparannya Kabid PHAPKA DP3AP2KB Kota Surakarta Siti Dariyatini menjabarkan bahwa perlu adanya training khusus yang menangani kasus anak yang terlibat jaringan terorisme. “Perlu dilakukan pelatihan manajemen kasus khusus penanganna anak yang terkait jaringan terorisme bagi SDM penyedia layanan dan perlu penyusunan petunjuk teknis pedoman operasional penanganan anak terkait jaringan terorisme," katanya.


Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Tengah melalui Ketua Bidang Perempuan dan Anak, Dzikrina Aqsha Mahardika mengapresiasi kegiatan kolaborasi KemenPPPA dan UNICEF yang menggandeng daerah untuk turut berkonstribusi memberikan usulan positif bagi terwujudnya pedoman teknis mengenai perlindungan anak dari jaringan terorisme. 


Menurut pendapatnya, ke depan perlu segera menerbitkan buku pedoman utama sebagai bagian dari pencegahan terorisme pada anak-anak. "Kegiatan ini semoga bisa menghasilkan buku pedoman utama yang dapat dijadikan patokan oleh seluruh lembaga maupun komunitas di Indonesia dalam memberikan pencegahan terorisme kepada anak-anak serta perlindungan hukum bagi anak yang terpapar jaringan terorisme," katanya.


Semarang, TABAYUNA.com
— Dalam rangka memperkuat upaya pencegahan radikalisasi dan terorisme di Indonesia, Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Tengah turut berperan aktif dalam kegiatan Roadshow Diskusi Buku Anak Negeri di Pusaran Konflik Suriah dan Pemutaran Film Dokumenter Road to Resilience yang berlangsung di Semarang pada Senin (02/06/2025). Kegiatan ini diselenggarakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bekerja sama dengan Kreasi Prasasti Perdamaian (KPP), dan dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk beberapa Kepala Dinas, FKPT, FKUB, PCNU, PD Muhammadiyah, Takmir Masjid Besar, Persadani, serta organisasi masyarakat lainnya yang bersama-sama berdiskusi tentang isu radikalisasi dan pencegahan terorisme.


Acara yang digelar di Kota Semarang ini dibuka secara resmi oleh Plt. Kabid Poldagri Kesbangpol Kota Semarang, Fatkhurohman, S.E., M.M. Dalam sambutannya, beliau menegaskan bahwa kegiatan ini sangat penting bagi kota Semarang, karena memberikan wawasan yang lebih luas tentang radikalisme dan terorisme. Ia juga mengapresiasi adanya interaksi antar stakeholders yang membidangi isu ini, dengan harapan wawasan yang diperoleh dapat ditularkan kepada masyarakat, khususnya warga Kota Semarang.


Diskusi FGD tersebut dipandu oleh Direktur Eksekutif Yayasan Prasasti Perdamaian, Dr. Noor Huda Ismail, yang dalam presentasinya mengingatkan bahwa radikalisme terorisme adalah ancaman nyata yang masih ada di masyarakat. Tidak hanya terjadi secara konvensional melalui perekrutan langsung, tetapi kini sudah merambah ke dunia maya, di mana penyebaran paham radikal lebih tersembunyi dan berbahaya. Dr. Noor Huda menekankan pentingnya setiap warga memiliki pemahaman yang matang terhadap paham-paham radikal agar tidak terpapar.


Sebagai salah satu narasumber, Dr. Noor Huda juga menawarkan lima strategi pengembangan untuk pencegahan radikalisasi terorisme yang perlu diadopsi oleh seluruh stakeholder. Kelima strategi tersebut meliputi: market receptivity (identifikasi audiens target), message (pesan yang disampaikan), messenger (pemberi pesan), mechanism (mekanisme penyebaran pesan), dan measurement (pengukuran efektivitas penyebaran pesan).


Ahmad Rouf, perwakilan FKPT Jawa Tengah, dalam kesempatan yang sama menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat dan harus dilanjutkan secara rutin. Ia juga mengingatkan bahwa Kota Semarang telah memiliki dasar hukum yang mendukung upaya pencegahan ekstrimisme berbasis kekerasan, melalui Peraturan Walikota Kota Semarang Nomor 48 Tahun 2024 tentang Rencana Aksi Daerah Pencegahan dan Penanggulangan Ekstrimisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme.


Dengan kegiatan ini, diharapkan pencegahan radikalisasi terorisme dapat lebih efektif melalui pendekatan berbasis edukasi dan kolaborasi antar berbagai pihak yang memiliki peran penting dalam menciptakan masyarakat yang lebih damai dan bebas dari pengaruh radikalisme.