Temanggung, Tabayuna.com – Program Pascasarjana Magister (S2) Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) Institut Islam Nahdlatul Ulama (INISNU) Temanggung kembali menggelar kegiatan akademik berskala internasional bertajuk International Studium Generale dengan tema “Eco-Spiritualism in Islamic Education for the SDGs: Concept and Implementation in Indonesia, Bangladesh, Libya, and India”, pada Sabtu, 25 Oktober 2025, bertempat di Ruang Pertemuan Lantai 2 INISNU Temanggung dan digelar secara virtual melalui Zoom Meeting dan live streaming Youtube pada akun INISNU TV.


Kegiatan ini menghadirkan pembicara dari empat negara, yaitu Mahmuduulhassan, MA, MSS (Bangladesh), Mowafg Masuwd, Ph.D (University of Zawia, Libya), Dr. Anurag Hazarika (Tezpur College, Assam, India), dan Dr. Samikshya Madhukullya (Krishna Kanta Handiqui State Open University, Assam, India).


Dari pihak INISNU Temanggung, turut hadir dan memberikan sambutan Rektor INISNU Temanggung Dr. H. Muh. Baehaqi, M.M., C.AH., Wakil Rektor I Dr. Hamidulloh Ibda, M.Pd., serta Kaprodi Magister Pendidikan Agama Islam Dr. Husna Nashihin, M.Pd.I. Hadir pula Dr. KH. Muh. Syakur, M.H., selaku Kaprodi Magister Hukum Islam INISNU Temanggung.



Dalam sambutannya, Rektor INISNU Temanggung menegaskan bahwa kegiatan ini menjadi bukti nyata komitmen kampus dalam menguatkan jejaring akademik internasional dan mengembangkan paradigma pendidikan Islam berwawasan ekologis. “Isu eco-spiritualism sangat relevan dengan prinsip Islam rahmatan lil ‘alamin dan juga mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs),” ujarnya.


Sementara itu, Wakil Rektor I Dr. Hamidulloh Ibda menambahkan bahwa kegiatan ini tidak hanya bersifat akademik, tetapi juga memiliki nilai praktis untuk pengembangan kurikulum yang berorientasi pada pendidikan berkelanjutan. “Magister INISNU terus berupaya menghadirkan riset dan praktik pendidikan Islam yang membumi serta menanamkan kesadaran ekologis berbasis spiritualitas,” tuturnya.


Kegiatan ini diselenggarakan secara blended method (tatap muka dan Zoom Meeting), diikuti oleh ratusan peserta dari Indonesia, Malaysia, Bangladesh, India, dan negara lainnya.


Dalam paparannya, para narasumber menyoroti pentingnya pendidikan Islam yang mengintegrasikan nilai spiritual, etika, dan ekologi. Salah satunya, Dr. Mowafg Masuwd, Ph.D dari University of Zawia, Libya, memaparkan hasil penelitiannya berjudul “Eco-Spiritualism in Islamic Education for the SDGs: Concept and Implementation in Libya.” 


Ia menekankan bahwa pendidikan Islam berpotensi besar menumbuhkan tanggung jawab ekologis dengan menghidupkan kembali konsep tawhid, khilafah, amanah, dan mizan dalam praktik pendidikan dan kehidupan sosial.


Melalui kegiatan ini, Program Pascasarjana INISNU Temanggung bertekad memperluas peran akademisi Islam dalam membangun kesadaran global akan pentingnya spiritualitas ekologis demi tercapainya pembangunan berkelanjutan yang tidak hanya material, tetapi juga etis dan transendental.


Purworejo, Tabayuna.com
— Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (DIKTIS) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (PENDIS) Kementerian Agama Republik Indonesia bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Walisongo Semarang sukses menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Penulisan Karya Tulis Ilmiah Berbantuan Kecerdasan Artifisial pada Sabtu, 25 Oktober 2025, di Wisma PKPRI Kabupaten Purworejo.

Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kapasitas akademik mahasiswa dalam menyusun karya ilmiah yang etis, berkualitas, dan berbasis teknologi kecerdasan artifisial (AI). Pelatihan menghadirkan narasumber dari kalangan akademisi, praktisi, hingga legislatif yang memiliki kepakaran di bidang pendidikan, teknologi, dan kebijakan publik.

Para narasumber yang hadir dalam kegiatan ini merupakan sosok-sosok penting yang berperan dalam penguatan literasi akademik dan pemanfaatan teknologi di dunia pendidikan tinggi. Hadir H. Muhammad Haekal, S.Pd., selaku Ketua Tanfidziyah PCNU Kabupaten Purworejo yang memberikan dukungan penuh terhadap pengembangan kapasitas keilmuan generasi muda NU. Kemudian Prof. Dr. Nizar, M.Ag., Rektor UIN Walisongo Semarang, yang menegaskan pentingnya transformasi digital dan etika akademik dalam penulisan ilmiah di era kecerdasan artifisial.

Selain itu, H. Wibowo Prasetyo, Anggota DPR RI, turut memberikan perspektif kebijakan dan regulasi dalam pemanfaatan teknologi AI di bidang pendidikan, agar selaras dengan nilai-nilai kebangsaan dan kemanusiaan. Sementara Prof. Dr. H. Fatah Syukur, M.Ag., Dekan FITK UIN Walisongo Semarang, menyoroti peran perguruan tinggi dalam membentuk budaya literasi ilmiah yang adaptif terhadap perkembangan teknologi.

Adapun Dr. H. M. Djamal, M.Pd., Ketua LPTNU PCNU Kabupaten Purworejo, memberikan pemaparan mendalam mengenai konsep dan praktik penulisan karya ilmiah berbantuan kecerdasan artifisial, sekaligus menekankan pentingnya sikap kritis dan etis dalam penggunaannya. Kehadiran para narasumber ini memperkaya wawasan peserta sekaligus memperkuat sinergi antara dunia akademik, organisasi keagamaan, dan kebijakan publik dalam mendorong kemajuan literasi ilmiah di Indonesia.

Pada sesi pertama, Dr. H. M. Djamal, M.Pd. membawakan materi bertajuk “AI-Based Scientific Article Writing and Ethical Implications”. Dalam paparannya, beliau menekankan bahwa karya ilmiah merupakan hasil olah pikir sistematis dan kritis yang berlandaskan penelitian, kajian teoritis, maupun refleksi ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan secara akademik.

Beliau juga menjelaskan ciri-ciri utama artikel ilmiah, seperti adanya tujuan akademik yang jelas, struktur penulisan yang sistematis, data dan fakta yang valid, objektivitas penulis, serta penggunaan bahasa ilmiah yang formal dan baku. Menariknya, ia juga menampilkan data publikasi ilmiah di kawasan Asia, di mana Indonesia menduduki peringkat kelima dengan 58.224 artikel yang terbit sepanjang 2023–2024.

Lebih lanjut, Dr. Djamal memperkenalkan berbagai jenis kecerdasan artifisial serta potensinya dalam membantu proses penulisan karya ilmiah. Beberapa platform seperti ChatGPT, Copilot, dan Gemini disebut dapat digunakan untuk mendukung tahapan penulisan mulai dari eksplorasi ide, penyusunan kerangka, hingga penyuntingan akhir naskah. Meski demikian, beliau menegaskan pentingnya validasi data dan sikap kritis pengguna, agar hasil yang dihasilkan AI tidak diterima secara mentah.

Pada sesi selanjutnya, H. Wibowo Prasetyo memberikan pandangan kritis terkait penggunaan AI dalam dunia pendidikan tinggi. Ia mengingatkan bahwa AI memiliki dua sisi: membantu percepatan pekerjaan sekaligus berpotensi menimbulkan ketergantungan. “AI seharusnya menjadi alat bantu berpikir, bukan menggantikan peran manusia. Sebab, kecerdasan buatan tidak mampu memahami nilai-nilai kemanusiaan, realitas sosial, maupun pengalaman hidup,” tegasnya.

Kegiatan ditutup dengan sesi diskusi interaktif antara peserta dan narasumber. Peserta antusias bertanya seputar tahapan penulisan karya ilmiah berbantuan AI, mulai dari penemuan gagasan, pengembangan ide, penyusunan kerangka, penyuntingan, hingga publikasi.

Melalui pelatihan ini, para peserta diharapkan mampu menghasilkan karya ilmiah yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga menjunjung tinggi etika keilmuan dan memanfaatkan teknologi secara bijak dalam era digital yang terus berkembang. 


Semarang, Tabayuna.com
— Semangat kebersamaan dan nuansa hijau khas Nahdlatul Ulama (NU) menyelimuti Stadion Pandanaran, Wujil Bergas, Kabupaten Semarang, Sabtu (25/10/2025). Ribuan masyarakat tumpah ruah mengikuti Jalan Sehat Santri NU Jateng 2025, salah satu rangkaian utama dalam peringatan Hari Santri yang digelar Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah.


Sedikitnya 25 ribu peserta ikut ambil bagian dalam kegiatan tersebut. Mereka berasal dari berbagai daerah, mulai dari kalangan santri, pengurus NU, lembaga pendidikan, hingga masyarakat umum yang antusias mengikuti agenda tahunan ini.


Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Tengah, KH Abdul Ghaffar Rozin atau yang akrab disapa Gus Rozin, saat membuka acara menyampaikan rasa syukur atas kelancaran kegiatan meski sebelumnya kawasan Bergas diguyur hujan deras.


“Alhamdulillah, meskipun kemarin hujan, tapi cuaca bersahabat saat acara penting dimulai. Semalam ketika pentas wayang pun hujan berhenti, dan pagi ini cuaca cerah. Kupon peserta sebanyak 25 ribu semuanya habis dibagikan. Ini menandakan antusiasme masyarakat Kabupaten Semarang luar biasa,” ungkapnya.


Ia menjelaskan, kegiatan Jalan Sehat Santri bukan sekadar olahraga bersama, namun menjadi sarana NU hadir di tengah masyarakat dengan cara yang sederhana, membahagiakan, dan bermanfaat.


“PWNU Jateng ingin hadir di tengah masyarakat dengan kegiatan yang mudah diterima dan membawa manfaat. Jalan sehat ini bagian dari dakwah sosial, agar masyarakat merasa dekat dan bangga menjadi bagian dari NU,” imbuhnya.


Menurutnya, kegiatan seperti ini juga menumbuhkan nilai-nilai kebersamaan dan kesehatan jasmani di kalangan santri serta masyarakat umum. 


“Olahraga membawa manfaat tidak langsung bagi tubuh dan jiwa, dan dengan door prize semacam ini masyarakat semakin antusias mengikuti kegiatan yang positif,” jelasnya.


Bupati Kabupaten Semarang, H Ngesti Nugraha, yang turut hadir dalam kegiatan tersebut, menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada PWNU Jawa Tengah atas suksesnya seluruh rangkaian peringatan Hari Santri 2025 di wilayahnya.


“Selama acara ini, banyak kegiatan yang sangat bermanfaat bagi masyarakat. Ada pelatihan pertanian organik, pameran UMKM, pentas budaya, pengajian bandongan, dan pagelaran wayang kulit. Hari ini ditutup dengan jalan sehat yang melibatkan puluhan ribu orang. Ini luar biasa,” ujarnya.


Ia menambahkan, kegiatan seperti ini selaras dengan semangat pemerintah daerah untuk mendorong kesehatan masyarakat dan menguatkan perekonomian lokal melalui partisipasi pelaku UMKM. 


“Kami atas nama pemerintah daerah mengucapkan terima kasih, karena kegiatan NU selalu memberi dampak sosial dan ekonomi bagi masyarakat Kabupaten Semarang,” tambahnya.


Suasana Stadion Pandanaran kian meriah ketika panitia mengumumkan hadiah utama berupa dua paket umrah gratis yang disumbangkan oleh DPRD Kabupaten Semarang dan Grup Kompak Jakarta (Kanwil Kemenag Jateng).


Tak hanya itu, lima unit sepeda motor turut diundi untuk peserta beruntung dari Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung (YBWSA), selain itu ada mitra dari Universitas Wahid Hasyim (Unwahas), PT Galang Anugerah Sejahtera, Rasika FM, serta lainnya.


Selain hadiah utama, panitia juga menyiapkan ratusan door prize menarik berupa sepeda, peralatan elektronik, dan paket sembako yang menambah semangat para peserta.


Ribuan peserta tampak berbaris rapi sejak pagi. Mereka mengenakan atribut bernuansa ala santri dan membawa bendera NU, menandakan semangat santri yang penuh kebersamaan. Di sepanjang rute jalan sehat, terdengar lantunan shalawat dan sorak gembira peserta yang menambah suasana khidmat sekaligus meriah.


Salah satu peserta, Ahmad Syaifuddin, santri asal Ambarawa, mengaku senang bisa ikut serta dalam kegiatan ini.


“Ini acara yang kami tunggu setiap tahun. Selain sehat, bisa silaturahim dengan banyak kiai dan teman-teman santri dari berbagai daerah,” katanya.


Acara Jalan Sehat Santri NU Jateng 2025 ini menjadi penutup rangkaian 30 kegiatan Hari Santri di Jawa Tengah yang telah berlangsung sejak 11 Oktober.


Semarang, Tabayuna.com - Rabithah Ma'ahid Ismaliyyah Pengurus Wilayah Jawa Tengah mengadakan Halaqah Pengasuh Pondok Pesantren Se-Jawa Tengah di Gedung PGRI komplek GOR Pandanaran Kabupaten Semarang (24/10). Kegiatan ini mengangkat tema "Pesantren Transformatif: Meneguhkan Peran, Merespon Perubahan."


"Bagaimana kita meneguhkan kembali nilai-nilai pondok pesantren yang telah ditanamkan guru-guru kita." terang KH. Ubaidullah Shodaqoh selaku Rois Syuriyah PWNU Jateng.


Prinsip menjaga tradisi almuhafadhatu (menjaga hal-hal baik) harus dipegang teguh baru al-akhdzu (mengambil hal baik yang lebih baik). 


Seiring kemajuan zaman ini, kita sebagai pengasuh pesantren harus lebih responsif menghadapi perkembangan yang ada. 


"Transformasi pesantren ini menjadi penting sedang menjadi sorotan luar biasa." ungkap KH. Abdul Ghafar Rozin selaku Ketua Tanfidziah PWNU Jateng. 


Baru saja diumumkan Presiden kemarin (20/10) Direktorat Jenderal Pondok Pesantren Kementerian Agama pada peringatan Hari Santri 2025 merupakan momentum yang tepat. Kemunculan Dirjen ini menjadi percepatan Undang-Undang Pesantren no.18 tahun 2019. 

"Kita perlu mengawal Dirjen Pesantren ini agar tidak memperkuat hegemoni terhadap pesantren." terang Gus Rozin sapaan akrab. 


Karena kekhasan pesantren ini dilindungi UU Pesantren. Namun, pada dasarnya hegemoni ini tidak akan terjadi karena sudah ada barikade dalam UU Pesantren. 


Menurut hemat Gus Rozin, sebelum pesantren kuat dan berdaya, sebenarnya, Dirjen Pesantren ini belum sepenuhnya perlu. Namun, karena momentumnya telah tiba. Tinggal bagaimana kita memantau dan menjaga keberadaan Dirjen Pesantren.


Halaqah ini kemudian dilanjutkan dengan diskusi oleh Dr. H. Saiful Mujab, MA. (Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Tengah) dan KH. Fadhlullah Turmudzi, M. Pd (Ketua Umum Asosiasi Pendidikan Diniyah Formal). (*)