WONOSOBO, Tabayuna.com
– Pekan Olahraga dan Seni Ma’arif (Porsema) XIII Lembaga Pendidikan Ma’arif NU PWNU Jawa Tengah 2025 resmi digelar sejak Kamis (10/9/2025) di Kabupaten Wonosobo dan berakhir hari ini, Sabtu (13/9/2025). Ribuan peserta dari berbagai daerah hadir, dan perhelatan akbar dua tahunan ini meninggalkan banyak cerita. Tidak hanya soal prestasi dan medali, tetapi juga pengalaman peserta, official, penonton, hingga masyarakat lokal.


Di balik gegap gempita, terselip berbagai kritik yang disampaikan demi perbaikan ke depan. Namun, apresiasi juga tak sedikit, terutama terhadap kerja keras panitia, masyarakat, dan seluruh pihak yang terlibat untuk menyukseskan Porsema XIII tahun 2025.


Tim Media Porsema XIII melakukan beberapa wawancara kepada beberapa narasumber dengan sistem random sampling, dari mulai juri, panitia internal, official, hingga pengurus LP. Ma'arif NU PCNU Kab/Kota.


Koordinator Tim Media Porsema XIII Lembaga Pendidikan Ma’arif NU PWNU Jawa Tengah 2025 Hamidulloh Ibda mengatakan, bahwa Tim Media Porsema melakukan beberapa wawancara kepada beberapa narasumber dengan sistem random sampling, dari mulai juri, panitia internal, official, hingga pengurus LP. Ma'arif NU PCNU Kab/Kota, dan warga lokal dari Rabu malam (10 /9/2025) hingga pagi ini, Sabtu (13/9/2025).


Kritik untuk Pembukaan Porsema 2025

Beberapa peserta menilai acara pembukaan Porsema XIII berjalan cukup meriah, tetapi terlalu panjang sehingga membuat peserta kelelahan. Selain itu, lokasi lapangan utama dinilai kurang representatif menampung jumlah penari, sehingga sebagian peserta tidak bisa menyaksikan prosesi dengan jelas.


Juri Lomba Penulisan Biografi Kiai Lokal, Qomarul Adib, menyampaikan bahwa pembukaan sudah menarik. Namun menurutnya, pada tayangan sejarah Persen dari masa ke masa perlu disampaikan Juara Umum pada tiap Porsema. "Saran saya perlu disampaikan pula Ma'arif cabang mana yang Juara Umum agar tidak kehilangan sejarah, dan memotivasi pada cabang yang belum pernah juara untuk meningkatkan kualitas sehingga semarak," katanya kepada tim media.


Juri Lomba Pidato Bahasa Indonesia MTs/SMP, Ustazah Qonita Qotrunnada, Finalis AKSI Indosiar 2025 juga memberikan masukan kepada panitia. “Saran untuk lokasi, mungkin tahun depan berikan lokasi untuk lomba pidato yang tidak berdekatan dengan Lomba Senam. Karena, kemarin suara sound senam yang berlokasi di MTS Negeri 2 itu menurut saya mengganggu fokus dan konsentrasi beberapa peserta saat tampil. Ini bisa menjadi evaluasi untuk panitia ke depannya lagi. Terima Kasih,” kata dia.


Juri Lomba Pidato Empat Bahasa, Dr. Asep Sunarko, M.Pd.I., Akademisi Unsiq Wonosobo, menyampaikan masukannya bahwa persiapan perlu ditingkatkan. “Persiapan yang perlu ditingkatkan dan peningkatan kepesertaan sehingga seluruh kabupaten bisa mengikutinya.  Kesan saya, semoga pidato empat bahasa jadi tren yang positif,” katanya kepada Tim Media Porsema.


Sementara kritik dari pelaksanaan lomba olahraga, Koordinator Lomba Olahraga Porsema XIII Rifki Muslim, mengatakan secara umum dari peserta maupun official baik saat diskusi, rapat, bertemu, maupun di grup WA tidak ada keluhan atau masukan.


“Tapi saya mencatat, cuaca hujan di hari Kamis 11 September 2025 yang durasinya lama memang sempat menjadi kendala. Sehingga, lokasi lomba bola voli putra MA/SMA/SMK terpaksa dipindah dari SMK N 1 Wonosobo menuju ke MAN 2 Wonosobo,” kata Rifki ketika dihubungi tim media Porsema melalui telepon.


Ceritanya, kata dia, Kamis 11 September 2025 itu diguyur hujan deras. “Lomba voli putra tetap bermain sampai partai kelima, karena hujan tidak berhenti. Lalu panitia berinisiasi mengumpulkan official lomba bola voli putra. Kita tawarkan sampai pukul 12.00 WIB. Akhirnya, kita sepakat pindah ke MAN 2 Wonosobo,” kata dia.


Sementara untuk kritik penginapan juri, Dr. (cand) Kiai Muhammad Syaiful, M.Ag., Koordinator Penginapan dan Konsumsi Juri mengatakan secara umum berjalan lancar. “Pada Rabu malam (10/9/2025) memang agak penuh di Pendopo Selomanik untuk juri laki-laki. Ternyata, beberapa juri membawa rekan sopir yang ikut menginap, sehingga kamar begitu penuh,” kata dia. 


Lalu untuk makanan, Kiai Syaiful mengatakan bahwa ada juri yang mendapatkan lauk agak sedikit basi. “Namun, sudah teratasi karena kami ganti belikan makanan baru,” kata dia.


Paniti Porsema XIII Lokal, Yulia Eko, juga turut menyampaikan masukan. “Secara umum pelaksanaan sudah baik, cuma untuk hari pertama yang memang agak kacau di semua seksi dan memang kebetulan cuaca yang tidak mendukung dan semua akses jalan macet,” kata dia. 


Terkait konsumsi untuk maktab, lanjutnya, yang kekurangan itu minta terus tapi yang kelebihan malah diam saja. “Dan ternyata banyak peserta yang di luar data panitia jadi konsumsi agak kacau,” keluhnya.


“Untuk hal-hal lain sudah bagus sih, Pak. Karena saya seksi konsumsi tahunya yang global tentang itu,” lanjut dia.


Sekretaris LP Ma'arif NU PCNU Kabupaten Temanggung, Muhammad Fadloli Al Hakim, S.Pd., M.Or., menyampaikan hal serupa. “Overall sudah baik. Mungkin, kekurangannya kurang siapnya panitia mengantisipasi pengurangan konsumsi seiring pulangnya para kontingen. Akhirnya, banyak yang mubadzir tidak dimakan. Pembagian maktab sudah oke, walaupun banyak yang tidak sesuai maktab dari panitia,” kata dia.


Pihaknya juga mewakili official dan peserta dari Temanggung, mengatakan bahwa tanggapan Porsema tingkat provinsi di Wonosobo, untuk penyelenggaraan secara umum berjalan dengan baik. “Sedikit kritik administrasi peserta, pada saat akan bermain yaitu raport asli dan surat keterangan sehat  tidak diminta oleh panitia pelaksana lapangan dan ada beberapa maktab yang minim fasilitas. Ke depan perlu diantisipasi dan ditingkatkan lagi,” kata dia.


Ketua LP Ma'arif NU PCNU Kabupaten Wonosobo Edi Rohani, M.Pd.I., membenarkan hal tersebut. Saat dikonfirmasi Tim Media Porsema XIII, ia mengatakan bahwa ada catatan penting terkait kendala distribusi konsumsi yang sempat mengalami keterlambatan. “Atas nama LP Ma’arif NU PCNU Wonosobo, kami menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh kontingen dari Kabupaten/Kota. Keterlambatan ini murni disebabkan faktor teknis dan kondisi jalan yang padat hingga menimbulkan kemacetan. Namun kami pastikan bahwa seluruh peserta dan official tetap mendapatkan konsumsi sebagaimana mestinya,” kata Edi.


Tim Media Porsema sendiri, mengaku mendapat kritik dari beragam pihak terkait publikasi berita yang disajikan. “Ada masukan yang masuk, beberapa kegiatan belum terpublikasikan dalam bentuk berita. Namun sebenarnya sudah kami siapkan drafting running news, tapi kami mengalami kendala lokasi lomba yang jauh, keterbatasan tim, karena tim 14 media partner kami itu kebetulan di hari Kamis sampai Jumat memang ada yang merangkat menjadi juri lomba, sehingga mereka fokus di sana, tidak bisa maksimal,” kata Koordinator Tim Media Porsema Hamidulloh Ibda.


Namun, Ibda mengatakan, sampai hari ini, Sabtu (13/9/2025) pukul 09.19 WIB, telah terkliping 285 berita online dan televisi. “Masih ada beberapa yang belum ditayangkan pastinya. Karena pasti tidak semua media mitra maupun yang kami kirimi rillis, saat itu juga bisa mengunggah, sehingga akan kami rillis ulang kliping setelah pelaksanaan Porsema dan penutupan selesai,” kata dia.


Drivel ojek online, Sunarto (53), yang berhasil diwawancarai juga memberikan kritik. “Ya, Mas, ramai karena ribuan orang ya, pada naik mobil semua. Jadi akses jalan menuju kampus 1 Unsiq jadi macet,” katanya, Kamis pagi (11/9/2025).


Apresiasi terhadap Pelaksanaan Porsema 2025

Di balik kritik, pembukaan Porsema XIII tetap mendapat banyak apresiasi. Parade kontingen yang penuh warna, penampilan seni daerah, hingga kehadiran tokoh penting Ma’arif NU dinilai menambah khidmat dan semarak acara.


Ketua LP Ma'arif NU PCNU Kabupaten Wonosobo Edi Rohani, M.Pd.I., menyampaikan bahwa pelaksanaan Pekan Olahraga dan Seni Ma’arif (Porsema) XIII di Wonosobo berjalan dengan lancar dan penuh semangat persaudaraan. “Panitia, baik dari tingkat wilayah maupun kabupaten, menunjukkan kekompakan dan kerja sama yang solid sehingga rangkaian kegiatan dapat berlangsung sesuai rencana. Venue lomba yang disediakan juga mencukupi untuk menampung seluruh cabang perlombaan. Kalaupun terdapat kekurangan, hal itu tidak begitu signifikan dan tidak sampai mengganggu jalannya perlombaan,” kata Edi kepada Tim Media Porsema, Sabtu (13/9/2025).


Secara keseluruhan, kata Edi, Porsema XIII di Wonosobo memberi kesan mendalam. “Panitia dan masyarakat Wonosobo dengan senang hati menerima tamu dari berbagai daerah. Sebagai tuan rumah, Wonosobo berharap kehadiran para kontingen tidak hanya menjadi bagian dari sejarah Porsema, tetapi juga memberi kesempatan menikmati kesejukan udara serta keindahan wisata alam Wonosobo. Karenanya, kami berharap di lain kesempatan, para kontingen dapat kembali berkunjung di lain waktu, menikmati destinasi wisata yang ada, dan membawa pulang kenangan terbaik dari kota di atas awan ini,” beber dia.


Juri Lomba Pidato Bahasa Indonesia MTs/SMP, Ustazah Qonita Qotrunnada, Finalis AKSI Indosiar 2025 juga memberikan apresiasi dari pelaksanaan lomba seni. “Alhamdulillah Pelaksanaan Lomba Pidato Bahasa Indonesia tingkat MTs/SMP berlangsung dengan sangat baik. Semua peserta antusias, berpartisipasi dan tampil dengan gaya serta ciri khas masing-masing. Meskipun ada beberapa kabupaten yang tidak mengirimkan peserta lomba pidato tingkat MTs/SMP, namun tidak menjadi masalah. Semoga tahun berikutnya semua kabupaten/kota mengirimkan delegasi pesertanya agar dewan juri benar-benar bisa menyeleksi yang terbaik,” kata dia. 


Dr. Fera Dwidarti, M.Pd., Akademisi Universitas PGRI Ronggolawe (UNIROW) Tuban, Jawa Timur, mengatakan bahwa Porseam XIII 2025 sudah sangat barus. Ia yang kebetulan didapuk menjadi Juri Lomba Pidato Bahasa Indonesia MI/SD mengatakan secara teknis pelaksanaan sangat bagus.

“Dengan diselenggarakannya acara ini, kita mengetahui potensi-potensi anak yang berani tampil di depan orang banyak, mampu memberikan informasi, wawasan, motivasi dengan bahasa yang sesuai dengan usia anak. Potensi-potensi dari peserta sebanyak 30 cabang dari berbagai wilayah di Indonesia yang mengikuti Lomba Pidato Bahasa Indonesia MI/SD sangat bagus-bagus sekali dengan tema-tema yang sesuai. Sehingga kami para juri benar-benar ketat menilai,” kata dia kepada Tim Media Porsema XIII.


Secara keseluruhan, kata dia, acara sudah terselenggara dengan baik. “Panitia juga sangat gercep apa yang peserta dan juri butuhkan langsung ditangani. Semoga ke depan acara Porsema LP. Ma'arif NU PWNU Jawa Tengah lebih meriah lagi. Sukses untuk Porsema,” kata dia.


Seorang sutradara dari Jakarta, Ikmal, S.Sn., yang didaulat menjadi Juri Lomba Film Dokumenter NU juga berkomentasi. “Lomba Film Dokumenter NU ini layak diaprisiasi. Dengan hasil karya mereka bisa merefleksi dari masing-masing daerah yang ada di Jawa Tengah dengan berbagai tema yang divisualkan.  Merekam peristiwa lewat gambar dalam film dokumenter dengan berbagai aspek yang disajikan memperkaya khasanah dalam budaya dalam tradisi NU,” kata Ikmal.


Dengan media alternatif lewat film yang mereka buat, kata dia, menambah sisi lain dari wawasan yang didapat juga menambah nilai sehingga budaya yang mereka gambarkan bisa terjaga, terlestarikan, film bisa merefleksikan untuk ke depannya apa yang terekam sebelumnya sehingga bisa menjadi dinanis untuk karya-karya mereka yang akan datang.  “Festival Film Dokumenter NU ini menjadi awal yang baik untuk menjadi tolak ukur potensi dalam zaman era digital,” tambah dia


Juri Lomba Pidato Bahasa Indonesia MTs/SMP Dr. Joni, M.Pd.B.I., yang juga Ketua Pusat Kajian Budaya dan Bahasa INISNU Temanggung,  mengatakan bahwa kompetisi ini tidak sekadar menjadi ajang lomba pidato, melainkan sarana pendidikan karakter yang menumbuhkan rasa percaya diri, memperkuat persaudaraan, menanamkan nilai persatuan, serta membangun kepedulian sosial. “Melalui tema-tema yang diangkat, peserta menyuarakan pentingnya menjaga persatuan bangsa, memperkuat kerukunan antarumat beragama, meningkatkan kepedulian sosial, hingga menumbuhkan kesadaran menjaga lingkungan hidup,” kata dia.


Respon Panitia dan Pengurus

Menanggapi beragam kritik dan apresiasi, panitia Porsema XIII menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam. Ketua Panitia Porsema XIII, Supriyino, menegaskan bahwa setiap masukan adalah energi positif untuk perbaikan ke depan. “Kami menyadari bahwa sebuah perhelatan besar tentu tidak lepas dari kekurangan. Kritik kami terima dengan lapang dada, sementara apresiasi menjadi penyemangat untuk terus meningkatkan kualitas penyelenggaraan Porsema berikutnya,” ujarnya.


Ia menambahkan, Porsema tidak sekadar kompetisi, melainkan ruang silaturahmi, persaudaraan, dan pembelajaran bersama. “Pengalaman di Wonosobo akan menjadi catatan penting, agar pada Porsema mendatang setiap detail dapat lebih matang. Kami berharap seluruh peserta, official, dan masyarakat membawa pulang kesan baik dari Porsema XIII ini,” katanya.


Sementara itu, Ketua Lembaga Pendidikan Ma’arif NU PWNU Jawa Tengah, Fakhruddin Karmani, M.S.I., menyambut positif adanya kritik dan apresiasi. Menurutnya, dinamika semacam ini justru menunjukkan kepedulian banyak pihak terhadap kemajuan Ma’arif. “Kami memandang kritik sebagai bagian dari ikhtiar kolektif untuk menghadirkan penyelenggaraan yang lebih baik. Apresiasi tentu menjadi pelecut semangat. Semoga Porsema tidak hanya melahirkan prestasi, tetapi juga memperkuat jaringan persaudaraan antarwarga Ma’arif se-Jawa Tengah,” ungkapnya.


Fakhruddin menambahkan, LP Ma’arif NU Jawa Tengah berkomitmen menjaga semangat kebersamaan. “Porsema adalah milik kita bersama. Insyaallah, semua catatan dari peserta, juri, official, maupun masyarakat akan menjadi bekal berharga agar Porsema berikutnya lebih tertata, meriah, dan bermanfaat,” tutupnya. (Ibda).


Wonosobo, Tabayuna.com
- A`wan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Tengah K.H. Muhammad Yusuf Chudlori atau yang akrab di sapa Gus Yusuf, mengingatkan bahwa Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan atau SMK di bawah naungan LP Ma`arif NU PWNU Jawa Tengah harus berorientasi siap kerja sesuai dengan ketermapilan yang diperolah di sekolah. 

Hal tersebut disampaikan beliau dalam kegiatan Bincang Pendidikan Bersama Ketua LP Ma`arif NU se Jawa Tengah dan Pengrus PCNU PWNU se Jawa Tengah di sela-sela Kegiatan PORSEMA XIII LP Ma`arif NU Jawa Tengah di Hotel Eagle Wonosobo pada 10-13 September 2025.

“LP Ma`arif merupakan instrumen penting dalam membangun sumber daya kader masa depan, sekolah-sekolah Ma`arif termasuk yang di Pesantren harus dikembangkan pada pelatihan-pelatihan Vokasi. Hari ini kalau ada tamu datang ke Tegalrejo, maka yang saya pamerkan salahsatunya adalah SMK, karena disitulah kita mengembangkan keterampilan para santri. Maka saya berpesan agar lulusan SMK Ma`arif harus di perkuat untuk memasuki dunia Kerja, kalau lulus SMK tidak siap kerja lebih baik jangan sekolah di SMK” ujar Gus Yusuf yang juga ketua DPW PKB Jawa Tengah.

FPKB Serahkan Bantuan Papan Interaktif untuk sekolah Ma`arif
Dalam rangka mendukung proses transformasi digital pembelajaran pada sekolah/madrasah Ma`arif di Jateng Gus Yusuf juga menyerahkan secara simbolis 8 bantuan papan interaktif, sebagai bentuk afirmasi dari FPKB Jawa Tengah untuk sekolah-sekolah Ma`arif Jawa Tengah.

Ketua LP Ma`arif NU Jawa Tengah, Fakhruddin Karmani dalam kesempatan tersebut menyampaikan ucapan terimakasih kepada FPKB Jawa Tengah yang telah mendukung upaya transformasi digital dalam pembelajaran di sekolah/madrasah Ma`arif di Jawa Tengah. Fakhruddin berharap melalui bantuan tersebut para guru Ma`arif terus berinovasi dalam pembelajaran dengan cara memanfaatkan media digital.

“Kami ucapakan terimakasih kepada FPKB Jawa Tengah, Terimakasih kepada bapak Sarif Abdiallah Wakil Ketua DPRD Propinsi Jawa Tengah yang telah mengawal dan mendukung proses digitalisasi pembelajaran di Sekolah/madrasah Ma`arif. Papan interaktif ini harus menjadi sarana percepatan pemahaman materi pelajaran bagi peserta didik, sarana meningkatkan capaian hasil belajar yang lebih baik” ujar Fakhruddin dalam sambutannya. (TB11/Ibda).


Pati, TABAYUNA.com
– Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah melalui Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) bekerja sama dengan Institut Pesantren Mathali’ul Falah (IPMAFA) menggelar "Forum Kader NU Jawa Tengah ke-3" sekaligus memperingati haul KH. M.A. Sahal Mahfudh pada 13 September 2025.


Dalam sambutannya, Ketua Lakpesdam PWNU Jawa Tengah, M. Zainal Anwar, M.S.I., menyampaikan rasa terima kasih terhadap semua pihak yang membantu dalam penyelenggaraan acara ini.


Mengusung tema “Ramah Anak dan Perempuan dalam Kajian Fiqh Sosial”, forum ini menghadirkan berbagai rangkaian kegiatan strategis, di antaranya: 


1) Focus Group Discussion; 2) Pelatihan Pengelolaan Jurnal; 3) Pelatihan Penulisan Esai, serta; 4) Diskusi Publik (online).


Acara dibuka secara resmi oleh KH. Abdul Ghaffar Rozin, Ketua PWNU Jawa Tengah.


Dalam sambutannya Gus Rozin mengapresiasi kegiatan yang telah dilakukan oleh Lakpesdam PWNU Jateng. 


"Forum Kader semacam ini penting bagi warga NU untuk meningkatkan SDM. Saya tahu ini yang ketiga kalinya dilaksanakan oleh Lakpesdam. Untuk itu perlu diapresiasi," tegas Gus Rozin dalam sambutannya.


Hal ini diperlukan untuk mengintegrasikan para pemikir dan penggerak sosial NU dengan para praktisi yang mumpuni dalam bidang masing-masing.


Gus Rozin juga mendorong agar Lakpesdam terus meningkatkan programnya dengan menggandeng sarjana-sarjana eksakta.


Selain itu, Gus Rozin juga mengingatkan tentang pentingnya melahirkan SDM yang ramah dengan dunia usaha dan dunia industri.


Salah satu upaya yang bisa dilakukan, kata Gus Rozin, adalah mengoptimalkan Muktamar Ilmu Pengetahuan yang membahas mengenai isu teknologi terbaru.


Meski begitu, Gus Rozin menilai bahwa Pengurus NU yang perlu diapresiasi juga adalah mereka yang ada di Ranting dan Majelis Wakil Cabang. Gerakan-gerakan NU yang ada di bawah ini tidak boleh goyah dan goyang.


Dalam sesi Focus Group Discussion (FGD), hadir pemantik K.H. Faeshol Muzammil, M.H. dan Umdatul Baroroh, M.A. yang mendalami isu perlindungan anak dan perempuan dari perspektif fiqh sosial.


Kegiatan Pelatihan Pengelolaan Jurnal diisi oleh akademisi sekaligus praktisi pengelolaan publikasi ilmiah, Dr. Abdul Mustaqim, dengan fokus pada peningkatan kapasitas pengelola jurnal dan pemetaan akreditasi.


Sementara itu, Pelatihan Penulisan Esai ditujukan bagi santri dan pelajar dengan menghadirkan narasumber Syafawi Ahmad Qadzafi, M.A., Abraham Zakky Zulhazmi, M.A.Hum., dan Abd. Halim, M.Hum.


Para narasumber memberikan panduan praktis dalam melatih keterampilan menulis kritis sekaligus argumentatif sesuai kaidah akademik.


Selain itu, forum juga menyelenggarakan diskusi publik secara daring dengan tema “Akselerasi program prioritas daerah dalam pembangunan keummatan di Jawa Tengah” bersama pemantik Wahid Abdurrahman, Ph.D., yang terbuka untuk umum melalui platform Zoom.


Kegiatan yang dipusatkan di Kampus IPMAFA Pati ini berlangsung pada Sabtu, 13 September 2025, mulai pukul 09.00 WIB hingga pukul 13.30 WIB.


Melalui forum ini, NU Jawa Tengah menegaskan komitmennya untuk memperkuat literasi sosial keagamaan, meningkatkan kapasitas akademik kader, sekaligus menghidupkan tradisi intelektual yang diwariskan KH. M.A. Sahal Mahfudh.


Wonosobo, Tabayuna.com
- Kegiatan Pekan Olah Raga dan Seni Ma’arif (PORSEMA) XIII 2025 pada 10-13 September -2025 telah selesai. Berbagai apresiasi kesuksesan disampaikan oleh berbagia pihak di antaranya disampaikan oleh Wakil Bupati Wonosobo Amir Husein. 

“Saya bersyukur Wonosobo dipercaya menjadi tuan rumah Porsema XIII. Alhamdulillah, kegiatan ini mampu menggerakkan perekonomian dan meningkatkan kunjungan wisata. Semoga Wonosobo menjadi kenangan indah yang membuat para peserta rindu untuk kembali, karena keramahan masyarakat dan keindahan alamnya,” demikian ujar Wakil Bupati Wonosobo Amir Husein saat menerima Panitia PORSEMA XIII sesaat sebelum meninggalkan Wonosobo. 

Lebih lanjut, Paman Husen panggilan Akrab Wakil Bupati Wonosobo, kembali menyatakan kesiapan untuk berkolaborasi dan memfasilitasi berbagai kegiatan bersama LP Ma’arif NU Jawa Tengah ataupun LP Ma`arif Wonosobo demi memajukan pendidikan di lingkungan NU. 

Ketua Lembaga Pendidikan Ma`arif NU PWNU Jawa Tengah Fakhruddin Karmani, dalam kesempatan tersebut mewakili seluruh panitia PORSEMA XIII Wilayah menyampaikan ucapan terima kasih kepada Wakil Bupati atas segala support dan dukungan sejak persiapan sampai kegiatan selesai. “Terimakasih Pak Wabup yang selalu hadir mebersamai panitia dan memberikan support berbagai hal, anggaran, fasilitas, dan dukungan lainnya yang menjadikan acara PORSEMA ini sukses, kami ucapakan Jazakumullohu Khoiron Katsiron,” ungkap Fakhruddin. 

Siap Dukung Tim SAKO Pandu Ma`arif Wonosobo Ikuti Kemah Internsional di Malang

Dalam kesempatan tersebut, sebelum di sela-sela penyampaian laporan kegiatan PORSEMA XIII, Ketua LP Ma`arif PCNU Wonosobo Edi Rohani juga menyampaikan kepada Wakil Bupati terkait agenda terdekat LP Ma`arif PCNU Wonosobo yaitu mengikuti Kemah Perdamaian & Kemanusiaan Internasional SAKO Pandu Ma`arif NU PBNU yang akan diselenggarakan di Malang pada Tanggal 20-26 Oktober 2025. 

“Pada kesempatan ini kami kembali ‘nyambati’ Pak Wabup untuk membantu kami agar bisa hadir dan berpartisipasi mengikuti Kemah Perdamaian & Kemanusiaan Internasional SAKO Pandu Ma`arif NU PBNU di Malang, insyaallah kami siap hadir tentunya atas dukungan Pak Wabup dan Pemda Wonosobo,” ujar Edi Rohani.

Mendengar aspirasi dari Ketua LP Ma`arif Wonosobo, Wakil Bupati Wonosobo pada prinsipnya sangat mendukung keikutsertaan Tim SAKO Ma`arif Wonosobo untuk hadir. “Kami mendorong dan mensupport bila SAKO Ma`arif Wonosobo akan mengikuti perkemahan internasional di Malang bulan depan, namun harus dimatangkan dan didiskusikan lebih dalam lagi terkait persiapan dan kebutuhan teknsinya, nanti kita diskusikan lebih lanjut,” demikian disampaikan Paman Husen. (*)