Oleh Aqil Ramadhani
Mahasiswa Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Institut Islam Nahdlatul Ulama Temanggung.
Dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, pendidikan menjadi salah satu unsur penting yang harus ada di dalamnya, sebab tanpa adanya pendidikan, tentunya akan sangat sulit dalam memperoleh atau menghasilkan sumber daya manusia yang kompeten dan maksimal. Oleh karena itu, kebutuhan akan pendidikan bagi setiap orang merupakan suatu hal yang tidak dapat dipungkiri dan sudah menjadi hak bagi setiap warga negara.
Adapun dua unsur yang harus ada dalam suatu pendidikan yaitu adanya pendidik dan peserta didik atau guru dan murid, keduanya memiliki hubungan yang saling berkaitan dalam mencapai tujuan pendidikan.peran guru ditentukan oleh keadaan dan minat siswa dalam proses belajarnya, dimana guru harus mampu dalam memberikan kenyamanan dan kesenangan dalam melangsungkan proses belajar mengajar sehingga siswa merasa nyaman dalam proses belajarnya, sehingga minat belajarnya akan terus meningkat.
Menurut Pendapat Mulyasa “ minat, bakat, kemampuan, dan potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik tidak akan berkembang secara optimal tanpa adanya bantuan dari seorang guru”.
Oleh karenanya, seorang guru harus memiliki rencana dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan memberikan kemudahan belajar agar siswa dapat mengembangkan potensinya secara maksimal sehingga dapat mencapai tujuan belajarnya. Selain itu, guru juga harus mendorong siswa untuk dapat menumbuhkan motivasi pada dirinya yang dapat memacu hasil belajarnya dengan cara menciptakan kondisi belajar tertentu agar siswa memiliki semangat belajar yang tinggi.
Selain itu, peran guru tidak hanya semata-mata mendongkrak motivasinya, akan tetapi seorang guru juga harus bisa mendorong parra siswa untuk menumbuhkann motivasi pada dirinya , sebab keberhasilan dalam proses belajar terkadang dipenggaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah adanyya motivasi yang tepat. Maka dari itu, guru harus tau mbagaimana cara untuk menciptakan kondisi belajar yang baik dan menyenangkan agar dapat mendorong siswa untuk terus semangat belajar. Sebab Pada dasarnya, minza kemamapuan dan potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik tidak akan bekerja secara optimal tanpa adanya bantuan dari guru.
Menurut Mulyasa, mengatakan bahwasanya fungsi dan peran guru diantaranya adalah sebagai berikut :
Menjadi orang tua yang penuh kasih sayang kepada kepada peserta didiknya.
Sebagai teman dalam mengutarakan perasaaan bagi peserta didik.
Sebagai fasilitator yang selalu siap dalam memberi kemudahan dan melyani peserta didik sesuai minat, kemampuan dan bakatnya.
Memupuk rasa percaya diri, berani dan bertanggung jawab pada peserta didik
Mengembangkan proses sosialisasi yang wajar antar peserta didik, orang lain, dan lingkungan.
Mengembangkan kreativitas peserta didik.
Menjadi pembantu peserta didik ketika diperlukan.
Dari pendapat tersebut, dapat dilihat bahwasanya peranan seorang guru memang sudah tidak lagi di ragukan dalam masyarakat, sebab masyarakat menempatkan posisi seorang guru pada tempat yang terhormat pada lingkunganya,
pentingnya peran seorang guru bukan hanya sekedar mengajar saja, akan tetapi peran guru juga sebagai pendidik yang harus mampu dalam membimbing peserta didik agar mampu berkembang tidak hanya secara akademik namun juga sikap dan perilaku di dalam masyarakat. Selain itu peran penting seorang guru dalam aspek sosial yaitu harus bisa menjadi orang tua kedua bagi siswanya, sehingga apapun yang diberikan, setidaknya dapat menjadi motivasi bagi siswanya dalam belajar, lebih-lebih posisi guru adalah menjadi suri tauladan yang dapat memberikan contoh yang baik bagi peserta didik untuk masa yang akan datang.
Dalam sepekan terakhir, hasil penelitian yang dilakukan oleh Fakultas Ilmu Tarbiyah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, menunjukkan peran guru dalam meningkatkan minat belajar bahasa Jawa diantaranya adalah sebagai berikut : Sebagai pembimbing mencapai angka 82,93%, peran guru sebagai pengelola kelas mencapai angka 77,33%, peran guru sebagai motivator mencapai angka 82,66%, peran guru sebagai konselor mencapai angka 75,2%, peran guru sebagai evaluator mencapai angka 80,29%.
Selain itu, berdasarkan hasil wawancara antara peneliti dengan Kepala MI Ma’Arif Kulon Progo, menyatakan bahwasanya Bahasa Jawa adalah pelajaran muatan lokal yang sedikit sulit, dikarenakan tidak semua siswa mampu menguasainya dengan baik dan benar. Meski demikian, pihak sekolah masih terus berupaya dalam mengembangkan metode belajarnya dalam mata pelajaran Bahasa Jawa agar lebih mudah dipahami oleh peserta didik, adapun faktor pendukung guru dalam meningkatkan minat belajar Bahasa Jawa antara lain adalah : lingkungan sekolah, sikap siswa, dan kondisi pembelajaran yang baik. Sedangkan faktor penghambat guru dalam meningkatkan minat belajar Bahasa Jawa adalah sebagai berikut : keadaaan siswa, prasarana dan sarana yang ada di sekolah.
Oleh sebab itu, peran guru dalam meningkatkan minat belajar Bahasa Jawa harus di tingkatkan dan dimaksimalkan salah satunya dengan mengembangkan metode belajar yang lebih mudah dipahami dan mudah ditangkap oleh peserta didik, sebab peran guru Bahasa Jawa dianggap dan masih dipercaya mampu memberikan nilai-nilai moral dan nilai-nilai karakter pada siswa sesuai dengan kebudayaan Jawa, dimana banyak megajarkan mengenai tata bahasa yang baik, sopan-santun atau unggah-ungguh, serta di nilai sebagai salah satu cara dalam melestarikan budaya lokal Jawa agar tidak hilang seiring dengan perkembangan serta maraknya budaya asing.
Tambahkan Komentar