Sukoharjo, TABAYUNA.com - Di zaman yang modern ini, dampak kemajuan teknologi pada kemampuan anak semakin terlihat. Semua dapat dilihat dari seberapa sering anak bermain gadget. Jika ini terus berjalan tanpa adanya kontrol orangtua, maka besar kemungkinan perkembangan otak anak akan terhambat karena cenderung asik dengan dunia online (game). Anak yang kecanduan gadget akan cenderung malas untuk bergerak, berpikir kritis dan sulit mengontrol emosi karena merasa dunia nya ada pada gadget. Maka dari itu, untuk saat ini pemilihan madrasah atau sekolah yang dapat mengatur kegiatan anak yaitu memadukan ilmu pengetahuan dan religi sangat diperlukan.
Penanaman karakter yang dilakukan
di sekolah atau madrasah memiliki waktu kurang lebih 6-7 jam dalam sehari,
dengan waktu tersebut madrasah dapat memberikan kegiatan-kegiatan positif
sebagai pembiasaan. Seperti di MI Terpadu Riyadhus Sholihin penanaman karakter
religius selalu di terapkan setiap hari mulai pukul 07.00-08.30 WIB. Kegiatan
anak ketika sampai di madrasah dimulai dengan berwudhu dan sholat dhuha
berjama’ah, setelah itu anak-anak akan membaca do’a sholat dhuha dan Asmaul
Husna bersama-sama. Hal itu diungkapkan Guru MI Terpadu Riyadhus Sholihin Diana
Zulfa Nurfarihah.
Semua kegiatan tersebut dilakukan
menggunakan suara yang keras, serta dipimpin oleh imam, yang mana imam tersebut
berasal dari anak laki-laki kelas 2-3 secara bergantian setiap harinya. Setelah
kegiatan tersebut anak-anak akan melanjutkan kegiatan mengaji dengan metode
“Talaqqi” yang mana dipimpin oleh Ustadzah Naela Nur Hayati Al-Hafidzoh
sehingga bacaan dan hafalan Al-Qur’an anak-anak dipastikan bersanad. Kemudian
setelah “Talaqqi” ada mengaji dengan sistem “sorogan” agar anak dapat membaca
al-qur’an dengan lancar,madrasah menerapkan “Tahsin Metode Baghdadiyah” dan
juga “sorogan” setoran hafalan pada ustadz dan ustadzah pengampu.
Selain semua kegiatan tersebut,
madrasah menerapkan pembiasaan “Ziarah Kubur, Dzikir dan Tahlil” setiap hari
Jum’at agar anak-anak mengerti adanya kehidupan setelah kematian dan betapa
pentingnya do’a dari anak yang sholih dan sholihah. Setelah semua kegiatan
tersebut selesai anak-anak akan belajar ilmu pengetahuan umum sampai waktu
sholat dzuhur tiba. Kegiatan berjama’ah Sholat Dzuhur pun diterapkan, agar
anak-anak tau jika ada ibadah wajib yaitu “Salat Fardhu” yang tidak boleh
terlewat.
Dari sini, bisa menjadi
pertimbangan betapa pentingnya pemilihan madrasah atau sekolah bagi anak. Mana
madrasah yang mampu membawa anak memiliki karakter religius, sopan dan santun
serta adapat mengatur waktu nya sendiri. Sehingga mereka mampu membedakan
waktu, mana waktu untuk beribadah dan mana waktu untuk belajar dan bermain.
“Penanaman
karakter melalui kegiatan religi pembiasaan ibadah dan mengaji di MI Terpadu
Riyadhus Sholihin,” kata Guru MI Terpadu Riyadhus Sholihin Diana Zulfa
Nurfarihah.
Kegiatan yang
berjalan rutin dan tertib, anak-anak dapat
membedakan mana waktu beribadah dan mana waktu belajar. Dewan guru
sebagai pelaksana kegiatan yang mengawasi setiap kegiatan siswa, terutama
kegiatan religi selalu membimbing dan mengarahkan siswa untuk mengikuti
kegiatan tersebut. (tb33/rls)
Tambahkan Komentar