Temanggung, TABAYUNA.com – Dalam rangka menyambut bulan suci Ramadan 1446 H tahun 2025, keluarga besar Kampus Hijau yang terdiri atas Inisnu Temanggung, Akper Alkautsar, TK/PAUD ELPIST, MI ELPIST, KBIHU Babussalam NU Temanggung menggelar Nyandran Kampus Hijau bertajuk "Menjaga dan Melestarikan Tradisi, Mempererat Silaturahmi" pada Jumat (21/2/2025).
Kegiatan yang berlokasi di halaman rektorat Inisnu Temanggung itu
dihadiri ratusan peserta dengan narasumber Ketua PCNU Temanggung KH. Muchamad
Nurul Yaqin, Pengasuh Pondok Pesantren Ridho Allah Kaloran KH. Achmad Syafi
Yahya, dan Ketua BPP dan YAPTINU Temanggung KH. Nur Makhsun.
Ketua BPP dan YAPTINU Temanggung KH. Nur Makhsun mengatakan bahwa
nyadran tersebut merupakan inisiasi mahasiswa Inisnu dalam menyambut bulan suci
Ramadan. “Benar kata pewara tadi, nyadran di komplek Kampus Hijau ini adalah
nyadran pertama di Indonesia bahkan di dunia, kok ada kampus melaksanakan nyadran,”
tegas dia usai pembacaan tahlil dan doa bersama.
Sebagai kampus di bawah NU, Inisnu maupun Akper Alkautsar senantiasa
menjaga dan melestarikan tradisi Islam dan tradisi Jawa agar tidak kehilangan
jati diri. Maka dalam kesempatan yang sama, semua siswa-siswi TK/PAUD ELPIST,
MI ELPIST sebagai lembaga laboratorium di bawah program studi PIAUD dan PGMI
INISNU Temanggung juga turu melaksanakan nyadran secara bersamaan.
Ketua PCNU Temanggung KH. Muchamad Nurul Yaqin menyampaikan bahwa di
antara inti dari kegiatan nyadran adalah berkumpul dengan keluarga, berkumpul dengan
tetangga untuk mendoakan kepada keluarga yang sudah meninggal.
“Apakah masih ada sesuatu yang bisa saya lakukan bagi kedua orang tua
setelah meninggal? Ya salah satunya melalui nyadran ini, karena ini sebagai
bukti kita untuk mendoakan mereka,” ujarnya.
Pihaknya juga menegaskan, bahwa nguri-nguri tradisi warisan ulama dan leluhur
menjadi penting agar tidak kehilangan dan lupa asal. “Kalau dalam bahasa Jawa
ya ‘ben ora kepaten obor’. Biar tidak tercerabut dari asalnya, dari akarnya,”
tegas dia.
Dalam Islam sendiri, katanya, banyak sekali amaliyah mulai dari amaliyah
harian, amaliyah mingguan, amaliyah bulanan, amaliyah tahunan. “Termasuk juga
bulan Syakban, Ruwah atau Arwah yang menyarankan kita agar ingat leluhur dan
mendoakannya,” beber pria yang akrab disapa Gus Nurul tersebut.
Pihaknya menegaskan bahwa semua badan otonom dan lembaga di bawah PCNU
Temanggung terus melestarikan tradisi ala Ahlussunnah Waljamaah termasuk nyadran.
Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Ridho Allah Kaloran KH. Achmad
Syafi Yahya mengatakan bahwa dari literatur yang dibaca, nyadran dan atau sadranan
adalah murni tradisi Jawa. “Sebelum agama Hindu masuk, agama Buddha masuk,
bahkan sebelum Islam masuk yang dibawa oleh para ulama dari Gujarat, dan Timur Tengah,
nyadran sejak dulu sudah ada dan asli Jawa,” beber anggota DPRD Kabupaten Temanggung
tersebut.
Ada dua poin penting dalam nyadran, menurut Gus Yahya, yaitu birrul
walidain (berbuat baik kepada kedua orang tua) dan sedekah. Sebab, birrul
walidain menjadi kewajiban setiap muslim dan diperintankah Allah di dalam Al-Qur'an
surah Al-Isrā' ayat 23-24 yang memerintahkan untuk berbuat baik kepada kedua
orang tua.
“Dua hal inilah yang mengalahkan kehebatan para nabi, yaitu birrul
walidain dan loman atau dermawan dalam sedekah yang itu menjadi inti dari
nyadran,” tegas dia.
Pihakanya juga menceritakan Uwais al-Qarni, seorang tabi'in yang hidup
di zaman Rasulullah yang akhirnya ia hidup mulia karena berbakti kepada ibunya.
Begitu pula kisah Nabi Musa dan beberapa nabi lain yang sangat dikalhkan dengan
birrul walidain dan sedekah. “Jangan pernah berharap surga kalau tidak birrul
walidain,” tegas penulis buku Ngaji Toleransi tersebut.
Dari tausiyahnya, pihaknya berharap semua sivitas akademika Inisnu dan
Akper Alkautsar dapat mengambil nilai-nilai nyadrah adalah nilai birrul
walidain dan nilai sedekah.
Dalam kesempatan itu, hadir Wakil Katib PWNU Jawa Tengah Dr. KH.
Muhammad Syakur, Rektor Inisnu Dr. Muh. Baehaqi, Wakil Rektor Dr. Hamidulloh
Ibda, Direktur Akper Alkautsar Tri Suraning Wulandari, Kepala PAUD ELPIST,
Kepala MI ELPIST, ratusan mahasiswa dan dosen. (*)
Tambahkan Komentar